Mata Pelajaran

231 39 11
                                    

Disclaimer: J.K Rowling

Warning: AR, MODIFIED CANON, NON-CANON, HEADCANON, SLASH, boys love alert, girls love alert, alur mungkin bisa cepat bisa lambat, update tidak menentu-kemungkinan terbesar adalah slow-up, typo berkeliaran, OC bakal nyempil

Enjoy!

Last, Vote and Comment?

=o^o=

Matahari baru saja terbit dari timur, tapi cahayanya masih belum sampai ke dalam Kastel. Keadaan lorong Kastel masih gelap, hanya diterangi api yang mulai samar pada obor-obor yang terjejer rapi—hasil tatanan Godric yang kembali disempurnakan oleh Salazar. Di suatu ruangan—ruangan yang sama tempat mereka selalu berkumpul bersama untuk bersantai—ada empat sosok remaja di sana. Menunggu matahari benar-benar naik tinggi untuk kembali membenahi Kastel mereka. Rowena dan Salazar berkutat dengan bukunya, Helga merapikan beberapa benda di sana, dan Godric mengelap pedang bergagang batu delimanya.

"Kalau kita bangun sekolah, berarti ada mata pelajaran, bukan?"

Tiga dari mereka berempat langsung menolehkan kepala ke sumber suara yang mengatakan sebuah fakta terlupakan, agak terkejut lantaran baru menyadari ini. Sedangkan Godric, sang penanya hanya meletakkan pedang di sampingnya dan balik memandang sahabat-sahabatnya bingung. Pertanyaan Godric tadi memang benar, jika mereka mau mendirikan sebuah sekolah maka mereka juga harus menyiapkan beberapa mata pelajaran untuk calon-calon murid nantinya.

"Benar, 'kan? Kita harus memiliki mata pelajaran," Godric menambah perkataannya, menyenderkan punggung ke sofa sambil menghela lelah, "berdirikan sekolah susah ternyata," dia mengeluh kecil.

Salazar meletakkan buku yang dibacanya tadi di meja sebelahnya, ikut berpikir pelajaran apa yang akan mereka buat—dan yang pasti, pelajaran tidak cuma satu, tapi banyak. "Pelajaran utama yang harus mereka pelajari dulu," ujarnya kemudian dengan cepat, "pelajaran lain yang tidak terlalu penting mending dikategorikan sebagai ekstrakurikuler saja."

"Ekstrakurikuler dan pelajaran itu lain loh," Rowena meralat ucapan Salazar sambil menaruh buku di pangkuannya sendiri, "itu dua hal yang berbeda. Sebaiknya ada pelajaran inti dan pelajaran yang nanti bisa dipilih sendiri oleh murid sesuai minat mereka, dan ekstrakurikuler menyusul saja," lanjutnya kemudian, mencondongkan badan ke depan dengan tangan yang menumpu pada pahanya, berniat ikut nimbrung dan mendengarkan lantaran jaraknya lah yang paling jauh dari ketiga temannya.

Helga mendudukkan diri di kursi tunggal di samping Salazar, "Dan kita juga butuh staf guru. Tapi staf guru kita pikirkan nanti saja, kita diskusikan dulu mau mengajar apa, baru untuk guru-guru nanti kita mencarinya setelah ini deal, atau setelah kastel selesai diperbaiki," ujar gadis bersurai pirang tersebut agak serius, "berapa jumlah untuk pelajaran inti?"

"Pikirkan sebentar lagi, kita pilih-pilih dulu pelajaran mana yang akan kita beri, lalu kita seleksi lagi mana yang termasuk pelajaran inti dan mana untuk pelajaran tambahan minat mereka," timpal Godric merebahkan diri di sofa, berpikir apa yang harus dijadikan untuk mata pelajaran nantinya, "yang pasti Mantra akan masuk ke mapel kita. Mantra itu penting," Godric melanjutkan sambil menguap, menatap langit-langit yang tinggi dengan bosan.

Helga mengangguk, "Oke, Mantra," dia menangkap perkamen dan pena bulu yang melesat ke arahnya setelah dia merapalkan mantra pemanggil, langsung mencatatnya di perkamen. "Apalagi yang sekira kalian penting untuk dipelajari?"

"Banyak," jawab Rowena kilas sambil mengangguk-angukkan kepala, menangkap beberapa bahan yang bisa dijadikan pelajaran, "mereka butuh mempelajari bintang-bintang, cara mengubah sesuatu menjadi hal lain, cara menerbangkan sapu juga—ini mah wajib sih, lalu mereka juga harus tahu tentang satwa-satwa gaib yang mulai langka belakangan ini, dan banyak juga tahun-tahun sihir sebelumnya yang dijadikan sejarah, mereka harus mempelajarinya. Dan berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan juga agar mereka tahu cara bertahan hidup jika tersesat di hutan tanpa bisa apa-apa, dan mereka harus bisa berhitung—aritmatika, ah kesukaaanku. Hmm, mereka juga butuh meracik ramuan dan—"

It All Starts From HereWhere stories live. Discover now