1. Cinta

49.4K 2.3K 127
                                    


Seorang wanita sedang menyandarkan kepalanya di dada sang pria. Jari tangannya menyusuri tiap tato yang menambah keindahan pada tubuh pria itu. Satu, dua, tiga, si wanita mulai menghitung berapa banyak tato yang terukir disana. Tangannya berhenti pada satu tato yang menarik perhatian, seingatnya tato itu tidak ada sebelumnya.

"Cinta." perempuan itu membaca tulisan yang terukir.

Rangga meletakkan ponselnya, memberikan sedikit perhatiannya pada wanita yang sedari tadi membelainya.

"Nama keponakanku. Perempuan kedua yang bakal aku jaga sepanjang hidup." Rangga menjelaskan arti tato di atas dada kirinya.

"What a good uncle. Cinta, cantik banget namanya. Hmm, anyway siapa perempuan pertamanya?." ucap perempuan itu dengan nada menggoda sambil mengelus lekuk rahang wajah Rangga.

Rangga tersenyum, "Kasih, adikku." jawabnya.

"Terus aku, gimana?" Perempuan itu bertanya lagi dengan nada menggoda, menaikkan elusan tangannya ke telinga Rangga lalu mengusap pelan hingga kebelakang tengkuk.

Bukannya menikmati sentuhan wanita itu, Rangga malah tertawa lalu beranjak bangun dari ranjang. Dia memungut celananya yang berserakan dan memakai kembali dengan cepat.
"Aku balik dulu. Thankyou for tonight, Meera." Ucap Rangga setelah memakai kaos hitamnya dengan sempurna.

"Brengsek!" Meera mengumpat kasar. Tubuhnya setengah terbangun di atas ranjang, membiarkan selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya memperlihatkan dada polosnya.

Rangga yang sudah hendak pergi dari apartemen Meerapun berbalik, menatap wanita itu. Rangga menghela napas kasar sebelum melancarkan kalimatnya. "Dari awal aku udah jelasin border hubungan kita. Hubungan kita ini gak lebih dari dua orang dewasa yang sama sama butuh wadah untuk melepaskan hasrat. Aku kira kamu cukup berfikiran terbuka dan setuju dengan itu. Tapi ternyata aku salah, kamu udah mulai lewat batas. Artinya hubungan kita cukup sampai disini, gak ada yang perlu dilanjutin."

"Rangga!" Meera memekik memanggil Rangga yang kembali memalingkan wajah meninggalkannya. Karena kesal, wanita itu melemparkan bantal dan tepat mengenai belakang kepala Rangga. "Brengsek!" umpat Meera lagi.

Akhirnya Rangga menghentikan langkahnya. Dia hanya tersenyum sinis. "Yes, i am." akunya tenang. Rangga kembali melangkah meninggalkan wanita itu tanpa rasa bersalah sama sekali.

Sebutlah Rangga si pria brengsek. Dia memang tidak pernah berniat untuk berkomitmen lagi dengan wanita, mungkin belum. Tidak, ini bukan bentuk trauma karena pernah gagal menikah atau diselingkuhi berkali kali. Rangga tidak terlalu ambil pusing dengan kejadian masa lalu. Toh dia juga tidak sesuci itu, Gia juga bukan perempuan pertama yang dia selingkuhi. Bahkan dulu sebelum berpacaran dengan Giapun dia selalu menjalin hubungan tanpa status dengan beberapa wanita.

Ngomong ngomong soal Gia, mantan kekasih terakhirnya. Dulu, hubungan keduanya memang manis. Rangga  selalu menjaga dan memperlakukan Gia selayaknya dia menjaga Kasih, adiknya sendiri. Namun itu malah membuat Rangga terlalu banyak berpura pura, dia terlalu berhati hati saat berpacaran dengan Gia. Sehingga lama kelamaan Rangga sadar kalau mereka tidak cocok. Dan dasar Rangganya yang memang playboy cap karung, dia mengotori hubungan mereka dengan malah menyelingkuhi Gia. Padahal bisa saja  Rangga mengakhirinya dengan baik tanpa ada embel embel selingkuh, hingga tidak perlu membuat adiknya sampai setahun mogok bicara padanya karena telah menyelingkuhi sahabatnya.

Sejak itulah Rangga sadar, kalau dia bukan tipe laki laki yang mau berkomitmen. Baiklah sekali lagi, mungkin belum.

——

Cinta menunggu di depan meja resepsionis. Beberapa menit kemudian,  ia berdiri saat seorang wanita yang mengenakan id card perusahaan menghampirinya.
"Halo. Cinta Wiratama karyawan magang baru, kan? Kenalin gue Gigi. Kita keliling kantor dulu, setelah itu baru bahas tugas lo, yuk." Gigi memperkenalkan diri dengan singkat, dan langsung mengajak cinta berkeliling.

Ada Apa Dengan Rangga ?Where stories live. Discover now