7. Dorongan

22.1K 1.6K 53
                                    

Rangga meraih tengkuk Cinta dengan pasti, jari jari panjangnya menyusup diantara rambut Cinta yang terurai. Dengan perlahan, pria itu mendekatkan wajah sambil terus menatap mata Cinta yang perlahan terpejam.

Napas Cinta tertahan, Rangga begitu dekat hingga mereka harus berburu oksigen yang sama. Sedikit lagi, bibir Rangga tepat berada di atas bibirnya. Bisa Cinta rasakan dengan mata terpejam, pria itu tersenyum diatas bibirnya kemudian memiringkan wajah.

Bibir Rangga mendarat penuh kelembutan. Kecupan lembut namun panjang. Membuat Cinta mengepalkan tangan akibat ledakan hangat di dadanya. Keduanya makin mendamba, kecupan berubah menjadi sesapan dalam yang memabukkan. Cinta membuka mulutnya, merasakan apapun yang Rangga berikan...nikmat... seperti... roti bakar dengan selai coklat yang crunchy..

"Aw!"
Cinta mengaduh kesakitan saat merasakan benda tumpul menghantam kepala.

"Anak gadis jorok!!!" seru seorang wanita.

Alis Cinta terpaut, keningnya berkerut. Matanya masih terpejam saat mendengar suara wanita itu. Sebentar...sebentar, sejak kapan suara Rangga berubah menjadi..

"Maaa!" protes Cinta kesal. Gadis itu telah membuka mata. Bangun dari mimpi dengan keadaan sebal karena sang Ibu yang memutus mimpi sempurnanya.

Ibu Cinta menggeleng geleng melihat tingkah anak gadis satu satunya itu, "Habis mimpi jorok ya kamu? Mulut pake dimonyong monyongin gitu."

"Enak aja mimpi jorok, mimpi indah gitu dibilang mimpi jorok." Cinta mencebik, dengan cepat ia meraih sisa roti yang dibawa oleh ibunya lalu berlari menuju kamar mandi.

Di kamar mandi, Cinta bercermin sambil menggosok gigi. Setelah berkumur, dia menyentuh bibir mengingat mimpi indahnya tadi. Rangga, pria dewasa yang sudah dia gilai.

Masih diingatnya bagaimana sikap Rangga yang berubah manis belakangan ini. Mungkinkah Rangga mulai tertarik padanya? Cinta menyentuh pipinya yang terasa panas. Gadis muda seperti dia harus optimis, bukan?

Cinta menatap wajahnya di cermin, ia mengepalkan tangan seakan memberi semangat pada bayangan yang ada disana. Hari ini, dia akan bergerak lebih dahulu. Dia akan menyatakan Cintanya pada Rangga. Tidak ada salahnya mencoba peruntungan dengan pria dewasa itu.

———

Saat kembali setelah makan siang, Rangga melihat Cinta sedang memberikan beberapa lembar uang kepada seorang anak kecil di depan gedung. Anak kecil tersebut menyerahkan seluruh kotak yang dia bawa, seketika raut lelah anak itu berubah menjadi bahagia. Anak itu berulang kali membungkuk sambil terus berterimakasih pada Cinta. Cinta yang sudah susah payah menempatkan posisi kotak kotak itu di tangannya terpaksa meletakkannya kembali di tanah hanya untuk mengibaskan tangan serta mengusap kepala anak lelaki tersebut.

Setelah Cinta membisikkan sesuatu, anak lelaki tersebut beranjak pergi. Masih terlihat enggan meninggalkan gadis cantik bagai malaikat yang telah meringankan bebannya. Cinta dan anak itu saling melambaikan tangan hingga si anak berbelok di persimpangan.

Cinta menurunkan badan untuk mengangkat kotak kotak yang ia letakkan di tanah. Terlihat tangan dan tubuh kecilnya kesulitan.

"Sini." Rangga mengangkat kotak kotak tersebut, tidak sanggup melihat Cinta yang limbung hanya dengan mengangkat kotak yang beratnya tidak seberapa ini.

Cinta tertegun, Rangga dengan lengan kemeja tergulung yang tampak makin mempesona menolongnya. Wangi pria itu menusuk indra penciumannya hingga membuatnya melayang.

"Isinya apa nih?" tanya Rangga memutus lamunan Cinta. Tidak seperti Cinta yang sedang meinkmati aroma tubuhnya, dia lebih tertarik dengan aroma sedap dari kotak kotak tersebut.

Ada Apa Dengan Rangga ?Where stories live. Discover now