Bab 14 Fakta

1.7K 223 25
                                    

Jungkook dan Jimin itu sangat dekat, bahkan bisa dibilang punya hubungan spesial sebagai 'Bromance' sejati.

Tau kan artinya?

Jadi setiap kali Jungkook ada masalah, anak itu akan dengan senang hati mendatangi Jimin meski Jimin malah berdecak malas.

'Ada butuh saja kau datang, dasar setan kecil'

Tentu saja Jimin tak serius. Dia hanya bercanda karena sejengah apapun Jimin mendengar keluh kesah seorang Jeon Jungkook, anak itu tetap sahabat yang sudah di anggap adik sendiri. Begitupun dengan Jungkook yang merasa nyaman pada Jimin seolah pemuda yang punya 'senyum malaikat' itu adalah kakak lelakinya.

sebandel-bandelnya Jungkook, dia masih bisa mendengarkan nasehat Jimin

Seperti ini contohnya

Jungkook nekad manjat pagar rumah Jieun setelah curhat pada Jimin soal kekasihnya yang masih tak meresponnya sama sekali.

Padahal Jimin cuma kasih saran begini...

"Kejar teruuuusss, jangan patah semangat. Seperti kata pepatah, lautan akan ku sebrangi, gunung kan ku daki. Kejar terus sampe luluh!"

Padahal maksud Jimin yah ga harus pake panjat pagar orang juga...

Akhirnya, Jungkook Jeon di tahan di kantor security komplek rumah Jieun setelah di kira rampok oleh orang - orang.

Jieun melihat semuanya. Sempat tak tega sebenarnya melihat Jungkook di seret paksa begitu tapi apa daya, Ayahnya melarangnya untuk keluar rumah.

"Jangan temui dulu. Ayah masih ingin melihat keseriusan darinya"

Jieun yang terkejut menatap ayahnya penasaran akan makna yang terkandung dalam kata-kata ayahnya.

Tuan Lee tersenyum kikuk karen merasa tertangkap basah oleh anaknya.

"Ah, astaga...hahaha" Tiba-tiba ia tertawa membuat kerutan di kening Jieun semakin berkerut namun kata-kata berikutnya, mampu membuat Jieun melebarkan senyum.

"Aku sepertinya mulai menyukai si brandal itu..."


.



.




.

Jieun tentu tak tahu alasan apa saat ayahnya bilang kalau ia mulai menyukai Jungkook sebagai kekasihnya karena alasan yang sebenarnya sungguh masuk di logika seorang yang gila akan kedudukan seperti Lee Ji Hoon.

Seminggu yang lalu, ia mendengar desas desus di perusahaannya bahwa Presedir Park memiliki sebuah skandal dengan seorang wanita dan telah memiliki anak laki-laki di luar sana.  

Park Company adalah perusahaan besar yang selama ini ingin dia kalahkan namun selalu gagal. Perusahaan itu lebih besar dan tampak seperti raksasa Asia yang sulit sekali di kalahkan walau dengan berbagai cara.

Untungnya, sekarang mereka menjalin sebuah kerja sama di salah satu Project. Tuan Lee yang kebetulan hadir di kantor pusat Park Company tak sengaja melihat seseorang yang sungguh ia kenal.

Jungkook sedang di seret oleh seorang wanita di lobi. Diam-diam, ia menguping dan jelas, telinganya tak mungkin salah menangkap saat wanita itu berkata dengan lantang...

"Aku ingin bertemu Presedir. Ah tidak, bukan aku tapi... ANAKNYA INGIN BERTEMU SEKARANG!"

Tuan Lee tak butuh waktu lama untuk segera menjalankan aksinya. Menyewa seorang detektif profesional dan mulai menyelidiki Jungkook.

Hasilnya.

Sungguh mampu membuat pria paruh baya itu tersenyum selama seminggu belakangan.

"Aku tak menyangka, ternyata putriku sudah menggenggam emas selama ini!" Gumamnya kemudian tersenyum kembali menatap keluar jendela dimana Jungkook yang masih di paksa turun dari pagar rumah besarnya oleh 3 orang security.

.


.


.

Jungkook hanya mendengus malas. Kupingnya terasa pengang karena mendenger ocehan ibunya sendiri sejak tadi.

Ia sudah kembali ke rumahnya karena security menelpon Ibunya dan bilang kalau anaknya mendapat tuduhan pencurian. Ibu mana yang tak terkejut?

Yah, meski Jungkook itu memang aslinya bandel dan agak brandal tapi ia percaya bahwa anaknya tak mungkin melakukan tindak kriminal. Maka ia datang ke sana, memarahi security dan mengobrak abrik kantor security dengan bringas sampai Jungkook sendiri kewalahan menenangkan ibunya.

"Ya! Dengarkan Eommamu, dasar anak kurang ajar!"

Lagi.

Eomma nya memukul meja keras hingga Jungkook terkejut dibuatnya.

"Iya dengar, Eomma!"

Jungkook menjawabnya malas-malasan.

"Dengar Jungkook, kau sebentar lagi akan menjadi milyuner. Ayahmu pasti menepati janjinya untuk menjemputmu ke istana itu!"

"Eomma, hentikan. Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak mau, tidak sudi, Ogahhh!!!"

Tuk!

"Aggrh! Eomma!"

Jungkook sontak protes saat kepalanya di pukul pakai sendok nasi oleh ibunya.

"Bodoh! Kau mau di hina oleh si kolot Lee itu sepanjang hidup?"

"Ma-maksud Eomma?"

"Kau pikir Eomma selama ini tak tahu? Eomma memang pernah menyakitimu dan hidup mengasingkan diri karena depresi tapi jangan kau pikir Eomma...tak sayang padamu!"

Perlahan bulir air mata muncul di mata ibunya, membuat Jungkook tertegun sejenak. Terhayut akan rasa sayang tersembunyi sang ibu.

"Eomma, tahu segalanya Jungkook. Bahkan hampir setiap hari, aku menghubungi Seok Jin untuk tahu perkembanganmu. Kau pikir, ibu mana yang tahan melihat anaknya di hina begitu? Eomma kembali bukan untuk hidup denganmu, tapi..."

Ia menggigit bibir bawahnya. setetes air mata tumpah di pipinya.

"Aku hanya tak mau kau hidup sepertiku. Cukup aku saja yang di campakan, jangan kau. Kau anaknya, darah dagingnya. Kau pantas mendapatkan hakmu Jungkook"

Total menangis. Jungkook membuang muka tak tega melihat wanita yang telah melahirkannya menjadi begitu rapuh.

Dalam hati, Jungkook lebih suka ibunya memukulnya, memarahinya dari pada menangis seperti ini.

Perlahan, tubuhnya mendekat, merengkuh tubuh ibunya.

"Jangan menangis. Eomma, aku baik-baik saja, sungguh. Tanpa dia, tanpa hartanya dan tanpa pengakuannya. Aku baik-baik saja, karena aku punya Eomma!"

Ibunya menangis lebih keras di bahu Jungkook. Memukul perlahan punggung anaknya sambil bergumam...


"Dasar bodoh!"


.



.




.

TBC

Masih Lanjut...

Simple

Aku kangen ff ini

Love Maze | KookU✔️Where stories live. Discover now