Part 10.

142 66 5
                                    

Naura bangun dari kursi yang sedang didudukinya 2 detik lalu dan menarik tangan teman satu-satunya ini.

"Kita permisi dulu ya, kak. " ucap gadis itu kemudian berjalan keluar kantin.

"Lo ngapain sih?" tanya Tasya di tengah perjalanan mereka yang gak tau kalo Naura mau bawa dia kemana.

Tasya melepaskan genggaman tangan Naura di pergelangan tangannya.

"Gu-gue gak tau harus ngapain," terlihat wajah kebingungan Naura disana, "udah yuk ke kelas aja.."

Naura melanjutkan langkahnya menuju kelas mereka, namun Tasya menahannya.

"Sekarang lo jujur dulu sama gue. Lo sebenernya suka kak Raka atau kak Kevin? " tanya Tasya blak-blakan tepat di depan kamar mandi cewek, tempat dimana ia menghentikan Naura yang ingin pergi ke kelas.

Tanpa sadar, ucapannya barusan membuat gadis di depannya ini kaget. Bahkan sampai bengong memikirkan hal itu.

Karena memang sejak dulu Naura tak pernah terlibat masalah tentang laki-laki seperti ini. Saat tiba masanya malah jadi gak tau mau ngapain.

"Gak tau ah.. " Naura menutup kupingnya dengan kedua telapak tangan dan pergi ke kelas.

Sementara di kantin...

Raka menatap aneh ke arah Kevin yang juga sedang menatap tak enak hati ke arahnya.

"Lo ngapain?" tanya Raka tak ingin basa-basi.

Kevin tertawa ringan, "apanya sih, Ka? " dan ditatapnya mata Raka dengan tatapan yang tak dapat dimengerti oleh orang didepannya.

Raka mengangkat sebelah alisnya.

-----------

Suara nyaring itu masuk ke tiap kelas di SMA Putra Bangsa 1. Suara favorit para murid; bel pulang sekolah.

Tasya beranjak dari kursinya dan segera berlari ke luar kelas mengejar Naura. Mengejar? Iya. Soalnya pas Tasya baru bangun dari tidur menjelang sore-nya dikelas, Naura udah gak ada.

"Nauraa!"

Gadis yang merasa terpanggil itu justru mempercepat langkahnya. Bahkan sampai ikut berlari karena tak ingin tertangkap oleh orang yang sedang mengejarnya.

Namun sayangnya, kecepatan berlari Naura tak sama dengan Tasya. Saat masih SMP kelas 7, katanya kaki dia pernah bolong gara-gara kena paku. Lagian, sih,  lari seharian di lapangan deket rumahnya yang waktu itu lagi ada pembangunan gardu dan pos satpam. Katanya, Dia harus lari selama seminggu buat latihan lomba lari di rt nya. Tapi kayaknya belum rezeki, dia gak menang. Soalnya pas lomba nya udah mau dimulai Tasya malah baru bangun dan langsung keluar rumah terus ikutan lari deh sama pesertanya. Mungkin pas lagi lari sisa nyawa dia masih ngejar-ngejar pemilik jasadnya.

Grepp.

Ketangkep juga kan.

"Lepasinnn." rengek Naura yang udah buru-buru mau pulang.

Seketika Tasya nyesel tidur pas pelajaran matematika tadi, pelajaran terakhir yang harus dipelajari di sekolah hari ini. Padahal pas nyampe dikelas tadi Naura udah bilang mau pulang duluan, lebih duluan dari murid-murid disini. Makanya pas guru matematika keluar, Naura juga ikut keluar. Tasya udah curiga dari awal. Pengen nahan Naura pas guru matematika selesai, tapi kantuk sialan itu malah dateng ke rohnya.

Bukan lain dan bukan yang lain, Tasya sudah tau jawabannya. Pasti Naura mau kabur dari dua kakak kelas yang terus datengin dia. Terutama kak Raka. Pasti Naura gak mau pulang bareng mereka berdua, jadi dia pulang duluan daripada ketemu sama salah satu dari dua orang terkutuk itu yang suka ngajak-bahkan maksa pulang bareng kalo ketemu.

Hey, Februari!Where stories live. Discover now