Part 15.

89 44 20
                                    

Saat hendak tidur, ponsel Naura berdering menandakan pesan masuk.

Tasya

Di bawa kemana lo sama kak Raka tadi?

Time zone.

Cailah wkwkwk. Ditembak gak?

Apaan. Cuma mau ngehibur gue katanya, soalnya senin udah mulai ujian.

Oh. Kalo gitu gue doain lancar, ya!
Biar lo ga ngejomblo mulu.
☺🙏

Eh banyak-banyakin ngaca ya kaak. :)

Kemudian ia menaruh ponsel nya dan menarik selimut.

Naura harus cepat tidur karena besok ia akan belajar untuk ujian. Hari ini cukup melelahkan sekaligus menyenangkan. Ia benar-benar telah melepaskan bebannya saat bermain tadi.

📖 D-Day. 📖

Hari ini Naura datang pagi-pagi sekali ke sekolah karena musim ujian telah dimulai. Ia berjalan menyusuri koridor dan masuk ke dalam kelas, ternyata sudah ada beberapa siswa-siswi yang telah sampai lebih dulu, tidak seperti hari-hari biasanya.

Tapi seperti biasa, teman sebangkunya akan selalu mengagumkan, karena walaupun diberitahu bahwa seandainya hari ini ada razia sekolah, ia tetap tidak akan panik. Padahal dirinya rawan terkena razia, ya, razia orang bodoh, yang tidak pernah disadarinya.

Tapi ingatlah kata-kata mutiara para guru, bahwa tidak ada orang yang bodoh, melainkan orang yang malas.

Jadi, itulah kira-kira kata mutiara yang ada di part ini.

15 menit sebelum ujian di mulai, Tasya berjalan di lorong kelas dengan santai.

Sesampainya di kelas, Tasya langsung disuguhi pemandangan horor; semua murid sedang membaca buku! Bahkan ini pertama kalinya ia melihat Bambang serius belajar. Tapi untungnya masih ada makhluk yang satu spesies dengannya.

Tasya menaruh tas nya dengan sangat tenang, tanpa banting. Kemudian berjalan menuju bangku salah satu siswi yang terlihat sama seperti dirinya. Ia sedang tertidur dengan salah satu tangan di atas meja untuk menyanggah kepalanya. Dan tangan satunya lagi memegang buku Matematika yang terbuka untuk menutupi wajahnya.

Namun ternyata siswi itu tidak tidur, melainkan sedang menjalankan ritual sebelum ujian; menyerap semua materi dengan cara yang magic tapi tak bersihir, maka dari itu materinya gagal masuk ke dalam otak.

"Gak gitu caranya, Mon." ucap Tasya yang membuat siswi tersebut kembali duduk tegak.

Kemudian Tasya mengambil buku Matematika itu dan membukanya lebar-lebar diatas meja. Lalu membentuk tangannya seperti mangkuk dan menaruhnya diatas buku itu dengan posisi jari kelingking di bawah.

Tasya mulai menggerakkan tangannya dari atas halaman sampai bawah, kemudian memegang kepalanya dengan tangan itu seakan-akan ia berhasil melunturkan teks dan angka dalam buku tersebut yang kemudian pindah ke dalam otaknya.

Siswi dengan name tag Bella Mona yang dengan biasa dipanggil Mona, hanya tertawa melihat makhluk yang lebih aneh darinya itu.

5 menit sebelum ujian di mulai, para guru keluar dari ruangan mereka dan berjalan menuju tiap kelas yang harus mereka awasi.

Semua murid dengan ketegangannya mulai duduk di kursi masing-masing. Apalagi ini adalah ujian pertama di sekolah baru bagi para murid kelas X.

Naura memasukkan semua buku nya ke dalam tas dan mengeluarkan papan ulangan transparan milik nya.

Hey, Februari!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora