Rumah Sakit

593 70 45
                                    

Jawaban "Merajut Sweter":
Di opening narasi ada kalimat "...tidak pernah sempat mengerjakan hal-hal seperti itu. Lagi pula, sang istri tidak menyukai sesuatu yang rumit." ini membuat kegiatan merajut Anthea mustahil. Ditambah lagi, dialog Deryl "Kemarin kamu pingsan karena kelelahan." dan dialog Anthea "Seharian aku udah tidur, kok." makin memperjelas ketidaklogisannya.
Kenapa mustahil? Belajar merajut membutuhkan waktu. Untuk belajar pola dasar sederhana aja butuh 15 jam baru bisa menguasai. Menurut salah satu perajut ahli yang belajar otodidak, lebih dari batas waktu 1 1/2 jam setiap hari untuk mempelajari dasar akan membuat stres, frustrasi, dan kelelahan. Apalagi yang dibuat itu sweter dengan pola reversible cable. Membuat scarf dengan pola rajut dobel menghabiskan 2-3 hari. Sementara, pola reversible cable ini pola yang rumit dan mengaplikasikannya ke rajutan sweter bukan hal mudah.
So, nggak logis, kan, kalau Anthea yang nggak pernah sempat dan nggak suka yang rumit merajut sweter yang hampir jadi? Apa pun yang memakai alasan hormon kehamilan bukan sesuatu yang bisa dimaklumi, ya. Black Widow nggak akan berubah jadi Wonder Woman biarpun dia hamil tujuh turunan. 🙄

Nah. Nah. Susah, nggak, yang kemarin? Udah waswas aja nggak paham hole-nya. Sampai mikir apa terlalu susah, ya? Akhirnya, di detik-detik nyicil ngetik bab ini, muncul komentar-komentar beginian: 

 Sampai mikir apa terlalu susah, ya? Akhirnya, di detik-detik nyicil ngetik bab ini, muncul komentar-komentar beginian: 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ecieeee, yang bisa nebak. Ya, aslinya keseluruhan adegan "Merajut Sweter" itu plot hole yang nggak termaafkan, sih.

Eh, tapi temen-temen yang lain nggak kalah bikin kagum. Soal "sehelai kain", "manset kancing", "nama gaya novel terjemahan, tapi bahasa gaul". Daku seneng, ih, pada kritis. Detail sekecil-kecilnya sampai dikorek. Widih. Kalian bisa jadi penulis keren, nih! Nggak mau nulis sesuatu?

Mau hole lagi? Nih, tebak bagian mana di rumah sakit ini yang nggak masuk akal. Yuks!

⚛️⚛️⚛️

Davi mencicipi kuah gulai ayam sebelum menghidangkannya di meja makan. Rasanya sudah pas. Ia lalu mengambil pinggan dan menuangkan ayam berkuah santan itu ke dalamnya sembari tersenyum. Suaminya penggila gulai ayam. Setiap kali ia memasaknya, Abrisam selalu menambah porsi makan.

Namun, belum selesai ia memindahkan masakannya di pinggan, ponsel yang ia letakkan di meja makan berdering nyaring. Ia melihat nama suaminya tertera di layar. Tanpa pikir panjang, ia mengangkatnya.

"Halo?"

Suara di seberang sangat riuh. Nada kepanikan mendominasi. Sekilas, Davi pun mendengar tangisan beberapa orang. Kenapa Abrisam ada di tempat seperti itu?

"Halo? Mas Abi? Ada apa?"

"Halo. Davi, ini Ferry," sahut Ferry, rekan kerja Abrisam di kantor. "Kami sedang di Rumah Sakit Royal. Suami kamu...." Hening.

Davi menelan ludah gugup. "Kenapa? Ada apa dengan Mas Abi? Dia baik-baik saja, kan?"

"Ada kecelakaan beruntun di tol waktu kami akan ke restoran untuk meeting. Suami kamu salah satu korban yang mengalami luka cukup parah. Dia...."

Davi memotong ucapan Ferry. "Ya Allah! Aku ke sana sekarang." Davi pun menutup telepon dan bergegas berangkat ke rumah sakit. Air mata Davi meleleh tak henti-hentinya selama di perjalanan.

***

Davi tak menghiraukan lalu-lalang orang-orang yang tampaknya berkaitan dengan kecelakaan beruntun itu. Ia berlari sekuat tenaga menuju lift yang akan membawanya ke  ruang rawat inap Sapphire 16 di lantai tiga, tempat suaminya dirawat. Di depan pintu kamar suaminya, ia berpapasan dengan seorang dokter dan dua perawat. Sepertinya, mereka baru saja memeriksa suaminya.

"Dokter, bagaimana keadaan Abrisam, suami saya?" Davi meremas tangannya cemas.

"Suami Ibu mengalami cedera di jaringan lunak leher dan tulang belakang serta patah tulang paha kanan karena benturan yang sangat keras. Kami sudah menanganinya dengan baik. Sekarang suami Ibu masih tidak sadarkan diri." Dokter itu menepuk bahu Davi menenangkan.

Davi menghampiri Abrisam yang terbaring di brankar dengan cervical collar menyangga lehernya. Ia kalut. Tadi pagi ia masih bercumbu dengan suaminya. Kenapa sekarang pria tercintanya ini seolah-olah akan tertidur panjang?

"Tidak! Kamu harus cepat bangun, Sayang." Davi menciumi tangan Abrisam dengan sayang sembari terisak pilu.

⚛️⚛️⚛️

Kali ini kayaknya agak sulit? 🤔

Kukasih kunci memahami hole, nih. Scanning kalimat-kalimat intinya. Terus cari tahu hubungan sebab-akibatnya. Ini semacem permainan merangkai kalimat. Sederhananya, sih. 😁

Oke, 2019, ini coretan terakhir. Eh, pada tahun baruan ke mana, nih? Daku? Di depan laptop, Beb. 🤧

Anyway, happy new year, ya. Wish you always get the best in 2020. 🎆🎇🎉🎊

31 Desember 2019
Si Perusuh Naskah,
Neinilam Gita

Riddled with HolesWhere stories live. Discover now