20. Side to Side (Mature content)

1.7K 161 13
                                    


Cause I know you got a bad reputation
Doesn't matter, 'cause you give me temptation

"Ah!"
Tubuhku menegang. Ketika ia memompa tubuhku semakin cepat. Peluh sudah membasahi seluruh badan kami.

Intiku berkedut ngilu, aku tahu aku akan mencapai pelepasanku. Kulihat wajahnya yang kini menatapku intens. Aku juga tahu, ia sama sepertiku akan mencapai pelepasannya.

"Aku akan.."

*

Bip bip bip.
Ah sial. Tanganku bergerak mematikan dering ponsel. Kemudian aku membuka mataku dan mendudukkan diriku. Sialan. Hanya ada aku disini, dengan keadaan basah dibagian bawahku.

Aku mengumpat lagi. Sambil melirik ponselku. Melihat siapa tersangka yang mengganggu mimpi indahku.

Boss.
Kau belum tiba, Yoona?

Jantungku berpacu cepat. Gara gara mimpi erotis itu, aku kesiangan. Argh.  Aku beranjak dari kasur dan segera membersihkan barangku.

*

Boss
Langsung ke ruanganku.

Kuketatkan peganganku pada ponselku. Aku tiba di kantor pukul 10 terlambat hampir 2 jam. Salahkan saja taksi yang sulit ku dapatkan.

Dengan langkah tergesa aku berlari menuju ke ruangan Bossku.

Kuketuk pintu sekali kemudian membukanya. Aku mendapati iris hazel itu langsung menatapku tajam.

"Kau tau ini pukul berapa?"

Aku berhenti tepat di depan mejanya.  Tanganku saling menggenggam erat. Kutundukkan kepalaku.

"Mendadak bisu, eh?"

Sialan. Mungkin setelah ini aku harus ke psikiater untuk memeriksakan kejiawaanku. Bagaimana bisa aku bermimpi erotis dengan pria ini semalam?

"T-taksi yang saya tumpangi mengalami keterlambatan Tuan Oh" jawabku sejujurnya. Aku sungguh tidak perlu menceritakan bagaimana  aku bisa bangun terlambat karena memimpikannya.

"Alasanmu tidak masuk akal." ia berdiri dari kursi kebesarannya berjalan menghampiriku.

Tubuhku semakin menegang. "Maafkan saya, Tuan Oh"

Tangan besarnya memegang daguku, memaksaku menatap padanya.

"Kau tau kau harus mendapat hukuman, bukan?"

Aku menelan salivaku perlahan. Sialan. Pria ini.

"Karenamu, aku melewatkan sarapan pagiku, Yoona." bisiknya. Tepat ditelingaku. Hembusan napasnya membuat wajahku memerah.

"A-aku akan segera membelikanmu, sarapan." ucapku. Aku berbalik secepat yang kubisa. Namun gerakanku kalah cepat. Ia menahan pintu yang hendak ku tarik.

"Kau tau jelas, jenis sarapan apa yang kumaksudkan bukan?" bisiknya lagi.

Tangannya bergerak merapihkan anak rambutku yang berjatuhan dari ikat rambutku.

Tubuhku meremang. Ia membalikkan tubuhku lalu menarik tanganku agar berjalan menuju mejanya.

"Aku akan menghukummu."

PlaylistOnde histórias criam vida. Descubra agora