17

1.3K 258 3
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Hari baru, cerita baru.

Setelah masalah di keluarga Seungyoun datang, Wonyoung sadar kalau menjadi orang dewasa itu tidak enak. Ribet. Rumit. Tiba-tiba Wonyoung memikirkan gimana rasanya menjadi Seulgi dulu. Pasti rasanya sedih, ingin menangis, bahkan ingin mati. Wonyoung mungkin nggak akan sanggup.

Wonyoung juga jadi gak pengen punya pacar. Setelah kandas jatuh cinta dengan Donghyun, Hangyul, dan Junho, Wonyoung sepertinya kapok untuk jatuh cinta lagi. Memang ada benarnya, cinta sejati akan datang dengan sendirinya.

Wonyoung, Dohyon dan seluruh warga sekolah hari ini sedang menjalani UAS hari terakhir. Dan artinya, besok sudah libur semester!

Melihat Dohyon yang serius belajar, Wonyoung jadi ikut serius belajar dalam UAS ini. Wonyoung gak mau kalah!

"HUEEEE DOHYOOOOOOOON!!!" seru Wonyoung ketika masuk ke dalam mobil. "Gue gak bisa jawab akuntansi tadi!!! Padahal gue udah belajar!!!" rengek Wonyoung.

"Yaudahlah, yang penting kan lo udah berusaha." balas Dohyon.

"Sebel! Gak mau! Gue gak mau gagal!" kata Wonyoung sambil melipat tangannya di dada.

"Pak Ekooo, boleh mampir ke mall dulu gak? Wonyoung mau beli boba!" kata Wonyoung.

"Maaf Non Wonyoung, Tuan Seungyoun tadi bilang ke Pak Eko untuk segera menjemput kalian pulang. Katanya ada yang mau Tuan Seungyoun sampaikan." balas Pak Eko.

"Yaaaah." ucap Wonyoung kecewa.

"Tumben. Papi mau ngomongin apa?" tanya Dohyon.

"I don't know... New year vacation maybe?!" jawab Wonyoung.

"Sounds nice." balas Dohyon.

Iya juga. Seungyoun sekeluarga terakhir kali liburan itu dua tahun lalu, ke Jepang.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah mereka. Wonyoung dan Dohyon langsung turun dari mobil dan memasuki rumah mereka.

"Hello Papi! Mama!" seru Wonyoung sambil suduk di sebelah kiri Seungyoun. Lalu Dohyon duduk di sebelah kanan Seungyoun.

"Ada apa, Pi? Ma? Katanya ada yang mau diomongin?" tanya Dohyon.

Seulgi dan Seungyoun hanya diam membeku dan saling pandang. Dohyon dan Wonyoung semakin bingung dengan keadaan yang seperti ini.

"Kok diem Pi? Ma? Ih kan Wonyoung penasarannn!" seru Wonyoung sambil menggoyangkan lengan Seungyoun.

Seungyoun menundukan kepalanya. "Maafin Papi."

"Whats wrong, Pi?" tanya Dohyon.

"Rumah, mobil, dan harta kita akan disita. Termasuk perusahaan. Kita udah gak punya apa-apa lagi." jawab Seungyoun sambil mengusap wajahnya kasar.



Bagaikan tersambar petir, baik Wonyoung dan Dohyon langsung menatap Seungyoun tidak percaya.

"Papi bercanda, kan?" tanya Wonyoung.

"Nggak, Wonyoung." jawab Seungyoun.

"Kenapa disita, Pi?" tanya Dohyon.

"Perusahaan Papi dituduh melakukan penggelapan uang. Jadi, untuk sementara waktu semua aset Papi akan disita untuk diselidiki." jawab Seungyoun.

"Maafin Papi." kata Seungyoun. Tak sadar air mata Seungyoun terjatuh. Wonyoung dan Dohyon langsung memeluk Seungyoun erat.

Melihat itu, Seulgi lebih tidak dapat membendung air matanya. Ia berjalan menghampiri mereka dan memeluk mereka bertiga dengan erat.

growing up ㅡ wonyoung,dohyon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang