teman kelompok toxic 🌼

5.6K 700 51
                                    

"Saya beri waktu tiga hari untuk mengerjakan tugas ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya beri waktu tiga hari untuk mengerjakan tugas ini. Tolong dikerjakan dengan baik karena akan masuk ke nilai tugas. Sekian dari saya, selamat siang."

Dosen berkaca mata itu menarik tas tenteng miliknya. Meninggalkan ruang kelas yang kini sudah dipenuhi wajah suram.

Masalahnya terletak pada tugas kelompok yang baru saja di berikan. Merangkum tiga  buku jurnal dalam waktu tiga hari. Mampus.

Seorang gadis menggerutu kecil sejak mengetahui nama - nama yang akan satu kelompok dengannya. Gadis ber-ipk 3,9 itu amat sangat malas jika berkelompok dengan deretan murid nakal di kelasnya.

Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Dan salah satu diantaranya cowo yang semester ini tak dapat mengambil mata kuliah penuh alias dipotong sks alias ipknya buruk.

"Jis, mau di kerjain kapan nih?" Cewe berpakaian modis bertanya.

"Kalau malam ini mau gak? Makin cepat makin bagus sih, Seul." Jawabnya seraya merapikan alat tulis.

"Gue sih bisa aja. Coba lo tanya Yuta dulu gih."

Pergerakkan Jisoo terhenti. Kepalanya kini mendongak melihat Seulgi yang berdiri didepan.

Duh gimana ya. Jisoo tuh punya peristiwa buruk dengan lelaki bernama Yuta itu. Jadi gitu. Mager banget mau berurusan dengan dia lagi.

"Lo aja deh Seul yang ngabarin Yuta." Pinta Jisoo hati - hati.

Seulgi ngeliat jam di pergelangan tangan. Ia tak ada waktu lagi untuk sekedar berbasa - basi. Ia sudah telat.

"Duh gue kayaknya harus ke sekre deh sekarang. Udah di tungguin sama anak - anak. Ga enak gue sama ketua." Sesal Seulgi. "Gue duluan ya." Pamitnya kemudian langsung bergegas menuju ruang sekre.

Maklum, anak himpunan suka sibuk gitu. Apalagi sekarang sudah dekat dengan akhir kepengurusan. Harus ngebut progja - progja yang belum selesai jika tak ingin dicap gagal nanti saat musyawarah besar.

Jisoo menghela napas panjang. Ia menoleh pada kerumunan mahasiswa di pojok kelas. Masih betah untuk menetap di kelas sambil bersenda gurau walau jam kuliah telah berakhir.

Perlahan gadis itu beranjak dari tempat. Berjalan ke pojokan kelas yang berisi kumpulan anak populer di angkatan. Kaum - kaum outfit mahal yang hobi pamer kehidupan di sosial media.

"Yut." Panggil Jisoo.

Seketika suasana riuh perlahan surut. Anak - anak mulai memusatkan pandangan pada seorang mahasiswi yang berdiri kaku. Merasa tak nyaman karena kini menjadi objek penglihatan.

Bukannya menjawab, Yuta menaikkan sebelah alisnya.

"Ntar malam kerja kelompok." Ujar Jisoo datar.

"Ga bisa. Gue ada janji ntar malam."

"Yaudah, besok aja."

"Ga bisa juga. Gue ada janji sama anak kampus sebelah."

Jisoo diam - diam menggeram kesal. "Lusa. Ga ada penolakan." Tekan Jisoo.

"Ga bisa." Balas Yuta menantang. "Gue ada janji sama ciwi ciwi fakultas sebelah."

Sungguh Jisoo sudah tak bisa lagi menahan kesalnya. "Ya terus kapan dong? Lo ga bisa terus."

"Kalian ngerjain berdua aja. Ntar gue nyusul."

"Bullshit." Tanpa menunggu jawaban Yuta, Jisoo putar badan. Daripada ia tiba - tiba meledak disana karena terus menanggapi omongan Yuta.

Bisa dilihat sendiri kan. Yuta tuh emang tipe kawan kelompok paling toxic. Sumpah. Ga ada kerja. Maunya dapat nilai. Hnggggg.

Bisa Jisoo dengar samar - samar tawa kawan - kawan Yuta baik cowo maupun cewe. Masa bodoh. Jisoo sudah kesal.

Di tempat, Yuta ikutan ketawa. "Yahhh, budak ipk ngambek. Segitunya lo sama nilai." Ejek Yuta sedikit berteriak agar Jisoo yang berada di ambang pintu mendengar ucapannya.

"Kan anak beasiswa. Idupnya cuma ngejar nilai doang." Sambung Johnny, teman satu geng Yuta diiringi tawa yang membuat telinga Jisoo gatal.

"Kasian amat sih, makanya idup jangan miskin - miskin amatlah. Susah sendiri kan." Sejujurnya ini ejekan paling keterlaluan sih. Bahkan Yuta mengernyitkan dahinya karena merasa perkataan tersebut tak seharusnya terlontar dari mulut kawannya.

Sesabar - sabarnya Jisoo, pasti ada batasan juga. Kalau sudah membawa kasta seperti ini, ia tak tahan. Segera ia balik badan. Menatap tajam Suzy yang tadi bersuara.

"Tau kok yang kaya. Tapi cuma bisa ngemis sama orang tua." Selesai itu Jisoo benar - benar angkat kaki dari kelas. Dengan perasaan campur aduk. Kesal, marah, sedih. Ga tau deh pokoknya sakit.

Di lorong yang sepi, Jisoo berlari sekencang mungkin. Lalu dengan sekuat tenaga ia berteriak,

"GUE BENCI SAMA MEREKA."

🌼

Ketukan tangan tak bisa berhenti. Sudah dua jam seorang gadis menunggu sendirian di sudut cafe. Padahal ia sudah memberi tahu orang yang ditunggu melalui chat. Tapi hingga saat ini tak ada balasan.

Laptop sudah terbuka dan mulai meredup saat terlihat baterai tinggal sedikit. Jisoo lupa membawa chargeran. Satu dari beberapa kebodohan yang ia perbuat hari ini.

Kebodohan yang lain?

Ia masih saja menunggu Yuta yang Jisoo sendiri tahu kalau lelaki itu pasti tak akan datang.

Tapi selama es krim di gelas belum sepenuhnya mencair, ia masih akan menunggu.

Seulgi baru saja menelpon bahwa ia tak dapat hadir dalam kerja kelompok karena harus menghadiri rapat besar. Namun gadis itu sudah membantu sedikit dari tugas yang diberikan. Mecari satu jurnal serta merangkumnya dengan baik. Sudah cukup membantu bagi Jisoo.

Walaupun tak dapat hadir setidaknya dapat membantu. Ia tak masalah sungguh.

"Duh mana sih Yuta." Kesal Jisoo. Ia lirik es krim yang kini sudah sepenuhnya mencair. Lalu menghela napas panjang. Tak lama kemudian laptopnya tiba - tiba mati. Pertanda bahwa memang seharusnya Jisoo pulang saja ke kos lalu menyelesaikan tugas ini sendirian.

Sekarang sudah sore dan tugas di kumpulkan besok pagi.

Jika bukan karena janji palsu Yuta kemarin yang mengatakan untuk kerja kelompok h minus satu dari pengumpulan tugas, Jisoo sudah pasti mengerjakannya dari kemarin - kemarin. Bahkan sejak awal munculnya tugas. Memang seharusnya Jisoo tak mempercayai omongan lelaki itu.

Sakit hati banget sama sikap Yuta. Kalau seperti ini fix deh, ia tak akan tidur nanti malam.

Jisoo pun berkemas. Moodnya menjadi buruk. Bahkan es krim matcha yang selalu ia habiskan kini berakhir cair di dalam gelas.

Lagi - lagi, gara - gara Yuta. Huh.

🌼

Kurang lebih seperti inilah pandangan kecil mengenai dunia perkuliahan.

Pingin aja sekali - sekali masuk ke cerita kuliahan karena selama ini selalu mengusung tema anak sekolah.

Ini hanya cerita ringan.
Dont take it seriously hehe 🤞

See you
Next part ❣️


relationshit •• yuta x jisoo [tamat]Where stories live. Discover now