|7| hilang

2.5K 442 47
                                    

"Chaeryeong?"

Pergerakan tangan Chaeryeong yang tengah menyirami tanaman nya perlahan terhenti setelah mendengar seseorang menyerukan namanya. Pun menolehkan kepalanya ke belakang. Tersenyum lebar saat mendapati gadis cantik bersurai hitam lurus dengan mahkota kecil di atasnya, kini melangkah mendekatinya.

"Lia, kenapa kau harus kemari? Jika kau memang membutuhkanku, panggil saja aku. Aku yang akan mendatangimu." Chaeryeong merasa tidak enak hati karena telah membuat Lia yang biasanya tidak pernah masuk ke tempat kotor seperti ini, harus masuk untuk menemuinya.

Lia menggelengkan kepalanya, seraya terkekeh begitu mendengar ucapan Chaeryeong. "Tidak apa-apa, Chaer. Jangan berlebihan seperti itu. Sekali-kali, boleh kan aku masuk ke kebunmu?"

Chaeryeong tersenyum hangat. Menaruh alat penyiram tanamannya, lalu mengangkat gaunnya keatas. "Ya sudah, ayo kita duduk disana! Aku mau mencuci kakiku dulu."

Chaeryeong menunjuk dengan dagunya kearah bangunan kecil lengkap dengan kursi dan meja yang terbuat dari rotan, tempat ia beristirahat disana.

"Tidak usah. Kita bisa mengobrol sambil berdiri bukan? Aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu."

"Tidak masalah, aku bisa mengerjakannya lagi nanti. Kau tau kan, kebunku akan terus tumbuh meski aku tidak menyiraminya?" Chaeryeong berjalan menuju sumber air, lalu membasuh kedua kakinya. Sedikit membasahi gaun bagian bawahnya.

"Ayo kit--"

Wuzzzzzz

Tapi tiba-tiba, angin berhembus kencang kearah mereka dan membuat Chaeryeong kembali membungkam mulutnya. Angin itu seolah berputar-putar mengelilingi kedua gadis itu. Karena gerakannya begitu cepat, Lia dan Chaeryeong bahkan tidak sempat berpikir apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Karena tidak sempat berlindung, keduanya kini harus bertahan dari hembusan kencang yang mendorong tubuh mereka.

"Ahhhh.... Lia, pegang tanganku!! Kita harus pergi dari sini!" Tangan Chaeryeong terulur, berusaha menggapai Lia yang kini juga tengah bertahan sama seperti dirinya.

"Chaer, kau tau ini angin darimana? Kenapa tiba-tiba dan kencang sekali?!" Lia berteriak, karena deru angin hampir menenggelamkan suara mereka.

Chaeryeong menggelengkan kepala. Ia juga sedikit memejamkan mata karena angin membuat permukaan matanya perih. "Aku tidak tau! Aku juga tidak bisa mengendalikannya!"

Ya, Chaeryeong memang bisa mengatur musim dengan sesuka hatinya termasuk hujan, angin, panas matahari, dan salju. Tapi anehnya sekarang, ia tidak tau darimana datangnya angin ini dan tidak bisa mengendalikannya. Angin ini tidak dalam penguasaannya.

Hingga akhirnya, semakin lama angin itu semakin mengepul membentuk kabut hitam pekat yang terus berputar sampai terlihat lubang hitam di tengah-tengahnya.

"A—apa itu, Chaer?" Lia tidak kuasa menahan ketakutannya begitu seluruh benda yang ada disana termasuk tubuhnya merasa di tarik di oleh lubang hitam itu.

Pot bunga, tumbuhan, dedaunan, kayu dan benda lainnya habis terhisap masuk ke dalam lubang hitam itu. Sementara Chaeryeong dan Lia masih berusaha menjauh dengan tenaga mereka yang tersisa.

"Aahhhhh.... Lia! Pegang tanganku yang kencang!!" Satu tangan Chaeryeong berhasil berpegangan pada pohon, sementara satu tangannya yang lain menggenggam tangan Lia yang hampir terhisap oleh lubang hitam itu.

"Aku tidak kuat Chaeryeong!!" Lia menggelengkan kepalanya, menahan sakit karena seluruh otot dan tulangnya seakan di tarik kuat dari arah berlawanan.

Chaeryeong menggelengkan kepalanya. Meyakinkan Lia yang seakan sudah menyerah. "Tidak Lia! Tidak! Jangan menyerah! Pegang tanganku yang kuat!"

Melihat Lia yang kesusahan, entah apa yang ada dalam pikiran Chaeryeong, tiba-tiba gadis itu mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menarik tangan Lia agar gadis itu bisa berpegangan pada batang pohon seperti dirinya. Ia tau, lubang hitam itu mengincar mereka dan tidak akan berhenti sebelum mendapatkan incarannya.

{𝙂.𝙤.𝙩.𝘼} Guardians Of The Arcadia ✔️Where stories live. Discover now