epilog ; the future Guardians

3.7K 439 228
                                    

--GUARDIANS OF THE ARCADIA--

Lia menengadahkan kepalanya ke atas langit. Senyum manisnya perlahan terbentuk karena sesuatu yang ia rindukan kini telah tiba. Telapak tangannya terulur ke depan, menangkap butiran halus yang dingin itu.

Ya, salju telah turun di Arcadia. Biasanya jika salju turun tepat waktu dan orang-orang merasa bahagia karena kedatangannya, itu artinya mereka akan mendapat sesuatu yang baik.

Grep

Tiba-tiba seseorang memeluknya dengan erat dari belakang. Belum sempat Lia menolehkan kepalanya ke belakang, orang tersebut mengunci pergerakannya dengan menyimpan dagu tajam miliknya ke pundak Lia. Sehingga menyulitkannya untuk menoleh.

Lia menghela napas pasrah, ia sudah tau siapa pelakunya.

Semenjak ia mengatakan apa yang ia tau, pemuda itu malah menjadi berani dan leluasa seperti ini. Seolah keterdiaman dirinya selama ini adalah sebuah penerimaan atas perasaannya.

"Soobin?"

"Kenapa kau masih diam disini? Salju sudah turun dan ini sangat dingin. Ayo masuk ke istana!" ajak Soobin, masih dengan posisi memeluk Lia dari belakang.

Lia menggelinjang geli, lantaran dagu milik Soobin saat berbicara bergerak-gerak di pundaknya. "Haha, jangan bicara! Kau membuatku geli."

"Ya sudah, maka dari itu ayo masuk ke dalam!" Soobin pun melepaskan pelukannya pada Lia lalu membalikan tubuh gadis itu menghadap kearahnya.

Lia menggeleng, "tidak. Aku masih ingin menikmati salju pertama disini. Lagi pula aku tidak merasa kedinginan. Kau lupa? Aku punya kipas Hestia yang tidak akan membuatku kedinginan meski badai salju sekalipun."

"Ck, tapi aku yang kedinginan,"

"Ya sudah, kau masuk saja sana!"

"Tapi aku ingin bersamamu."

Lia menutup rapat mulutnya, kemudian tersenyum.

Gadis itu melangkah mendekat. Tangannya terulur untuk mengusap pipi pria di hadapannya itu. Memandangnya dengan lekat dan lembut.

"Ya sudah, tutup matamu!"

Mendapat perintah itu, Soobin pun dengan senang hati menutup kedua matanya. Hingga tak lama kemudian, sesuatu yang hangat dan kenyal menyentuh bibirnya. Ia tau, Lia lah pelakunya.

Apa kau sudah merasa hangat, Soobin? -Lia

Tentu saja. Tetaplah seperti ini. Tetaplah menciumku, Lia! -Soobin

***

Yeji memandangi Yeonjun yang tengah terlelap nyaman di sampingnya. Wajah belahan jiwanya itu bagai pahatan yang sempurna dan tidak mempunyai celah sedikit pun. Indah sekali. Sepertinya memandangi wajah Yeonjun telah menjadi hobi barunya sekarang. Karena ia tidak pernah lelah untuk memandangnya setiap saat.

"Yeonjun, apa kau lelah? Tidurmu nyenyak sekali."  Yeji mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Yeonjun. Telapak tangannya menelusuri setiap inchi kepala Yeonjun hingga sampai ke tengkuk pria itu.

"Eunghh," Yeonjun bergerak kecil saat merasakan ada sentuhan di area wajahnya. "Yeji, kau tidak tidur?"

"Aku tidak mengantuk."

Yeonjun membuka kedua matanya perlahan. Melihat cahaya pagi dari celah-celah jendela kamar. "Tapi ini sudah pagi, seharusnya kau ngantuk karena telah terjaga semalamam."

"Tapi aku tidak ingin tidur. Rasanya belum puas setelah semalaman aku memandangi wajahmu."

Yeonjun tersenyum, lalu ia bergerak maju lebih mendekat kearah Yeji. Pria itu pun kembali memejamkan kedua matanya. "Baiklah, kalau begitu silahkan tatap aku sepuasmu."

{𝙂.𝙤.𝙩.𝘼} Guardians Of The Arcadia ✔️Where stories live. Discover now