Chapter 17

4.2K 401 217
                                    


Luhan mengambil kertas terlipat yang ada di dalam map berlogo rumah sakit tersebut, matanya membola ketika menemukan nama suaminya tertera sebagai nama pasien di kertas hasil rekam medis tersebut.

Matanya menelusuri hasil rekam yang tertulis secara sistematika tentang kesehatan suaminya, dan jantungnya berdetak kencang ketika mengetahui satu fakta bahwa ada sesuatu yang disembunyikan suaminya di balik tubuh super sehatnya.

Meski Ia tidak mengenyam pendidikan yang tinggi agar bisa memahami hasil yang tertera, setidaknya Luhan mampu memahami bahwa kondisi suaminya jauh dari kata baik.

Menggelengkan kepalanya pelan, mencoba menyakini bahwa apa yang tengah dibacanya saat ini bukanlah mimpi semata. Nafasnya mendesah tak teratur dengan wajah yang terkaku sebab masih didera rasa tidak percaya.

Klek..

Suara pintu kamar mandi terbuka, Luhan menoleh mendapati suaminya dengan tubuh segar setelah membersihkan diri. Bintik-bintik sisa air yang masih membasahi tubuh Sehun masih menetes banyak, Sehun menyeka rambutnya yang basah dengan gerakan sedikit cepat.

"Sayang.. Bisa Kau bantu Aku mengeringkannya..?". Pintanya tanpa menoleh kepada isterinya.

".....". Luhan hanya memandang tanpa bisa mengeluarkan suaranya untuk merespon permintaan suaminya.

"Sayang..". Panggil Sehun lagi dengan fokusnya yang masih menyeka rambutnya yang basah.

".......". Masih termenung memandang suaminya yang sibuk mengeringkan tubuhnya, Luhan serasa tidak ingin mempercayai fakta yang baru saja diketahuinya tentang Sehun.

Luhan meneliti dengan pandangan menelisik pada tubuh suaminya.

Sempurna..

Tubuh suaminya tidak cocok apabila disandingkan dengan kata pesakitan.

Atau mungkinkah Ia keliru dalam membaca dari hasil rekam medis suaminya..?

Tidak mungkin..

Luhan menatap kembali kertas yang masih bertengger rapi di tangan kanannya.

"Sayang..". Sehun berdecak pelan karena isterinya seperti sengaja mengabaikan panggilannya.

"Aku memanggilmu dan ingin meminta tolong tapi kenapa Kau ti.."

"Apa yang Kau lihat..?". Sehun berjalan cepat dan merampas sesuatu yang ada di tangan isterinya.

Luhan hanya memandang lekat wajah suaminya dalam-dalam, masih ingin memastikan bahwa keadaan ini bukanlah bunga tidur semata baginya. Jika boleh memilih, Luhan ingin memilih bahwa ini hanya lah bunga tidurnya saja.

Luhan menggelengkan kepalanya pelan, merasa pening dengan semua ini.

"Luhan.. Aku tidak menyuruhmu untuk membuka tas kerjaku. Mengapa Kau lancang..?". Desis Sehun.

Ia tidak marah karena Luhan yang membuka tas kerjanya, namun yang Ia sesali adalah kecerobohannya tidak menyimpan hasil rekam medisnya dengan baik sehingga berakhir dengan Luhan yang mengetahui salah satu rahasianya.

"Kau marah..?". Tanya Luhan masih memandang lekat wajah suaminya.

"Hmm.. Aku marah jika Kau bersikap lancang seperti ini..". Jawab Sehun, dirinya masih belum mengenakan pakaian utuh. Sehun hanya melilitkan selembar handuk lembut ke pinggangnya untuk menutupi area pribadinya, serta satu handuk lagi yang Ia tanggalkan di leher.

"Apa kemarahanmu lebih penting sekarang..?". Ujar Luhan masih memberikan tatapan datarnya pada Sehun.

Sehun tidak bisa membaca emosi yang sedang isterinya tunjukkan saat ini.

My Precious Flower (HunHan GS) (END)Where stories live. Discover now