UNTOUCHABLE GIRL 14 || JANGAN MEREMEHKAN MANTAN KETUA GENG

48.1K 4.7K 530
                                    

"Lo jual? Gue beli!"

- Panca Nugraha -

©©©

Dirga berlari kecil mengejar seorang gadis berjilbab di lorong kampus yang cukup ramai. Dia berusaha untuk menyamai langkah gadis itu dengan berjalan di sampingnya. Setelah langkahnya sama, dia tersenyum pada gadis itu yang menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung. Mereka berhenti sejenak dan gadis itu menyerong menghadap dirinya.

"Hai!" sapa Dirga.

"Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam, maaf." jawab Dirga tersenyum canggung.

"Lain kali dibiasain ucap salam Kak. Ada apa ngikutin Ais?"

"Oh iya, soal kemarin itu gue minta maaf yah? Gara-gara gue, lo sama Panca jadi berantem. Gue beneran deh gak maksud ngerusak hubungan lo berdua."

"Kami gak punya hubungan apa-apa."

"Hah? Masa sih? Bukannya kemarin Panca bilang..."

"Gak perlu di dengerin omongannya Kak Panca. Dia bukan siapa-siapa Aisa." jawab Aisa tanpa ekspresi.

"Wah berarti si Panca bohong dong. Eh dia juga cium lo kan kemarin? Benar-benar kurang ajar dia! Gue pikir kalian ada hubungan makanya gue diem aja waktu dia cium lo. Dasar bajingan!"

"Ais gak mau bahas soal itu lagi. Assalamu'alaikum." ujar Aisa ingin berlalu dari sana.

"Eh bentar dulu, Ais. Lo gak marah kan sama gue? Kemarin bukan kesalahan gue tapi si Panca. Gue gak ikut campur."

"Ais ngerti, Kak."

"Beneran? Waktu itu si Panca tiba-tiba tuh marah sama gue. Mungkin karena gue jalan sama pacarnya si Anes, tapi jujur gue itu sama Anes gak ada apa-apa. Kemarin tuh gue sama dia gak sengaja ketemu gitu terus akhirnya sekalian hangout bareng. Eh si Panca malah salah paham duluan."

"Iya, Kak. Aisa gak marah sama Kak Dirga. Itu emang kesalahan Kak Panca yang salah paham dan berimbas ke Ais. Buat sekarang Aisa gak mau lagi ketemu sama Kak Panca atau bahas dia lagi. Jadi, lupain aja masalah kemarin Kak."

Dirga tersenyum, "Iya, lupain aja Ais. Gak guna mikirin cowo bajingan kayak Panca. Lo tau? Dulunya dia itu mantan ketua geng waktu SMA. Wajar aja sih kalau dia bersikap kurang ajar sama cewe, pastinya dulu dia juga kayak begitu."

Aisa membulatkan matanya tidak percaya. Lelaki yang dia pikir sangat menghargai wanita ternyata sangat melenceng dari tebakannya. Lelaki yang sangat menyayangi Ibunya sendiri ternyata tidak memiliki jaminan kalau dia juga akan menghormati wanita lain.

"Ais gak nyangka kalau Kak Panca kayak gitu." ujar Aisa.

"Percaya sama gue, Aisa. Seluk beluk Panca itu, gue tau banget."

"Astagfirullah, Aisa pikir Kak Panca orang baik."

"Inget kata pepatah, Ais. Don't judge book by it's cover. Panca luarnya aja baik, tapi aslinya busuk!"

Entah kenapa perasaan Aisa ingin menolak semua perkataan Dirga. Hati kecilnya seolah berkata bahwa semua yang dikatakan lelaki di hadapannya ini tidaklah benar. Aisa seperti ingin menangis mendengar perkataan Dirga seolah dirinya yang tengah dibicarakan.

"Astagfirullah, maaf Kak. Ais mau ke kelas, gak baik kita ngomongin orang kayak gini. Jatuhnya ghibah, Assalamu'alaikum." ujar Aisa langsung pergi meninggalkan Dirga.

"Wa'alaikumsalam, Aisa." jawab Dirga sambil berputar menatap punggung gadis itu sambil tersenyum puas.

Namun, saat dirinya berbalik di hadapannya sekarang sudah ada sosok yang baru saja dia jadikan ajang fitnah kepada Aisa. Dirga tersenyum miring saat melihat rahang lelaki itu yang mengetat begitu juga dengan telapak tangan yang mengepal erat menyiratkan bahwa lelaki itu tengah menahan emosinya yang sebentar lagi akan keluar.

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang