Prolog

60.8K 1.5K 56
                                    

🍒🍒🍒

"Lo kurang kerjaan, atau memang nggak ada kerjaan sih, Kan? Di rumah sakit seingat gue ada kantin, ada foodcourt ada warung juga, gue juga punya CandleLight, kenapa masih nyeret gue buat makan diluar?" keluh gadis berambut panjang tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo kurang kerjaan, atau memang nggak ada kerjaan sih, Kan? Di rumah sakit seingat gue ada kantin, ada foodcourt ada warung juga, gue juga punya CandleLight, kenapa masih nyeret gue buat makan diluar?" keluh gadis berambut panjang tersebut.

Arkan memang sengaja ingin mengajak Rose makan diluar, karena sepanjang hari, langit sudah menurunkan hujan, walaupun sudah reda, hawanya masih terasa sangat dingin, dan tiba-tiba bayangan bakso terngiang-ngiang di kepala Arkan. "Kantin banyak, foodcourt juga banyak, tapi gue lagi pengen makan bakso ditemenin sama lo, lah gue bisa apa, selain ngajak lo makan diluar."

Gadis itu hanya mendengus pelan, "lo bikin rencana diet gue berantakan tau nggak, mana lo yang ngajak, gue yang bayar lagi."

Pria yang tidak lain adalah Arkan itu, melengkungkan senyumnya lebar. "Dompet gue ketinggalan, gue juga hobi gratisan, lo kan udah hapal, apalagi kalo makan ditemenin cewek cantik kayak gini, beuuh, nggak berasa jomblo gue."

"Makanya, cari pacar, jangan cuma baperin cewek setelahnya nggak ditembak-tembak."

Arkan tertawa mendengar ucapan Rose, gadis berambut panjang tersebut, "gue tau lo baper, tolonglah Ce, jangan bahas sekarang, ntar yang ada kenyang enggak malah nambah porsi gue," sahutnya sambil menyibak rambut.

Disaat Rose dan Arkan duduk sambil berbincang, disamping mereka juga ada muda-mudi yang sedang berbincang sambil tertawa nyaring, salah satunya bahkan berhasil membuat Rose  beberapa kali terkejut karena menggebrak meja sambil tertawa.

Ketika mereka asyik berbincang, tiba-tiba salah satu diantaranya terhenti saat tertawa, matanya membulat dan tubuhnya mematung seketika. Sepersekian detik berikutnya, gadis itu heboh karena menggebrak meja dengan wajahnya yang pucat, sontak, kedua temannya ikut heboh.

Rose menoleh dan ikut panik melihat gadis tersebut heboh bergerak sambil memegang lehernya, wajahnya juga sudah sangat pucat. "Kenapa?" tanyanya pada teman disebelahnya dengan tidak kalah panik.

Arkan bergegas melihat keadaan gadis yang sekarang masih heboh tersebut, dia mencoba untuk memeriksanya ditempat.

"Tolong, telpon ambulan," ucap salah satu pengunjung.

"Nanti dulu," cegah Arkan.

"Nanti dulu gimana, Mas, teman saya keselek, dia nggak bisa napas, Masnya siapa? sekarang tunggu apa lagi, tolong panggil ambulan!" ucap gadis berambut pendek sambil berseru nyaring.

Arkan masih fokus memeriksa tanpa alat pada gadistersebut, Rose yang terbawa suasana ikut panik sambil merongrong Arkan. "Katanya lo dokter, bantuin dong, nih," serunya sambil menarik-narik pelan lengan kemeja Arkan.

Euphoria ✔Where stories live. Discover now