Nyatanya, bertahan diatas hubungan sebatas teman bukanlah hal yang mudah, karena kebanyakan orang percaya tidak ada pertemanan murni antara pria dan wanita tanpa melibatkan rasa suka.
Rose dan perasaannya, harus bertahan sampai kapan demi Arkan yan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rose harus merelakan hari liburnya untuk bertarung dengan lelah karna dua anak kembar yang saat ini bertandang ke apartemennya.
Kaiden dan Kayara saat ini tengah bermain perang-perangan sambil berlarian keseluruh penjuru ruang. Bermodalkan pistol gelembung yang Saffa bawa dari rumah, ia menitipkan kedua anaknya pada Rose untuk dijaga hingga petang tiba.
"Kaiden Kayara, jalannya pelan-pelan," tegur Rose lembut.
Rose masih sibuk di dapur membuat cemilan si kembar. Saat ia selesai mengadon dan mencetak cookies, ia langsung memasukkannya ke dalam oven dan menunggu sekitar 30 menit untuk bisa matang.
Sembari menunggu cookiesnya matang, Rose menggiring Kaiden dan Kayara untuk duduk di sofa. Ia mengajak kedua anak berusia 4 tahun itu bermain ular tangga sambil mengajari membaca.
"I ka a en, iiiikan," eja Kaiden pelan yang membuahkan tepuk tangan dari Rose dan Kayara.
"Hebat Kaiden, Kayara coba yang ini." tunjuk Rose pada salah satu kartu dengan tulisan lima huruf.
Kayara mencoba mengeja pelan, "el u te u te, luuuteeee," katanya nyaring yang membuat Kaiden meledakkan tawanya.
"Mangga Kaiden," Kayara juga mulai meninggikan suaranya.
Si kembar berdebat dan Rose pun merasa bising, "twins stooop," potong Rose pada perdebatan tersebut, "ini daun pohon jeruk,"
Kaiden dan Kayara sontak menatap Rose.
"Tuuh kamu salah," tunjuk Kayara pada kakak 15 menitnya.
"Kamu juga salah tau," sahut Kaiden.
"Udah-udaah, dari pada ribut karna daun, mending kita belajar lagi, nih Kaiden dana Kayara buka lagi kartunya sambil dibaca ya, tante Oce mau ambil cookies dulu di dapur, kalian damai yaa, main sama-sama."