Bab 18

2.2K 228 4
                                    

Galaksi harus melakukan survey lapangan di Malaysia dan Singapura. Seharusnya kegiatan itu hanya dilakukan oleh Gala dan Sandra saja. Tapi Bintang kekeuh untuk ikut mendampingi sang kakak. Dia tidak ingin si ulat bulu gatal itu merusak hubungan Gala dan Lexia yang baru saja resmi terjalin.

Bintang kembali menggeram kesal saat kini melihat Sandra berbicara begitu dekat dengan kakaknya. Ia langsung bertindak cepat dengan menempatkan diri di antara kedua orang itu. "Kak Gal, gue haus. Beli minum di sana yuk." tanpa memperdulikan Sandra, Bintang menyeret sang kakak ke minimarket di dekatnya.

"Lo kan bawa minum. Ngapain beli minum lagi ?" tanya Gala dengan kening mengerut dan mata yang mengarah pada botol air mineral yang berada di genggaman Bintang. Bintang gelagapan. Namun, karena mulutnya sudah terlatih untuk mengeles, ia langsung memasang wajah santainya. "Gue mau minum yang manis-manis."

Gala tersenyum penuh makna. "Bilang dong kalo mau minum yang manis-manis, nanti gue bakal ada di depan lo waktu minum, biar minum lo rasanya manis."

Bintang termangu dengan mulut terbuka lebar. Dan sedetik kemudian, dia menginjak kaki kakaknya ganas. "Males gue ngobrol sama lo!"

Bintang lalu segera berjalan menuju kulkas minuman dan meninggalkan Gala yang kini tengah menggaruk kepalanya yang tak gatal.

~~~~~~~~~~

Sedangkan di tempat yang berada jauh dari Malaysia, Lexia sedang memasang wajah datarnya untuk menghadapi tamu tak diundang di depannya. Lexia yang tengah duduk di kursi besarnya kini bersedekap. "Ada urusan apa ke sini ?" tanyanya dengan nada yang sama dengan ekpresinya.

"Cuma mau berkunjung." jawab Raja dengan senyum terbaiknya. Pria itu kemudian dengan tidak tahu dirinya duduk di kursi depan meja. "Kalau aku ajak kamu makan siang nggak boleh, berarti berkunjung boleh kan ?"

Lexia menghela napas pelan. "Kamu pura-pura nggak tahu atau kamu memang bodoh, Raja ?"

Raja sama sekali tidak menggubris pertanyaan tajam itu. Dia masih memasang senyumnya. "Aku cuma pengen lihat kamu, itu aja." Lexia tersenyum pongah. "Sinting kamu. Keluar, Raja. Mumpung aku masih berbaik hati dan tidak memanggil satpam ke sini."

Raja malah mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia menautkan kesepuluh jarinya di atas meja. "Bagaimana kalau aku bilang, aku di sini untuk jadi klien kamu ?"

Lexia tersenyum miring. "Sayangnya, alasan itu bukanlah alasan yang sama dengan alasan pertama kamu tadi. Aku tidak menerima alasan yang berbeda, Sir."

Raja membalas senyuman Lexia dengan senyum serupa. "Sainganku siapa, Lexia ? Aku benar-benar penasaran, siapa laki-laki yang bisa membuat kamu sama sekali tidak tertarik dengan seorang Raja Atjama."

Kali ini, Lexia yang mencondongkan tubuhnya ke depan. Dengan aura dinginnya, ia berkata, "Dengar, Bapak Raja Atmaja, saya punya atau tidak punya kekasih pun, saya juga tetap tidak akan tertarik dengan orang seperti Anda."

"Orang seperti aku ? Memangnya aku orang seperti apa ?" tanya Raja tenang.

"Manusia yang menganggap dirinya paling tinggi dan paling baik dari pada manusia yang lain." ucap Lexia dengan nada menusuk kalbu. "Keluar. Saya akan benar-benar memanggil satpam kalau Anda tidak mau menurut."

Raja tersenyum kecil. Ia lalu berdiri, mengancing jasnya dan berkata, "Baik, Ibu Lexia Nugraha. Saya akan keluar sekarang. See you again soon."

"Tidak ada lain kali, Raja." tegas Lexia.

Raja menyeringai. "Well, let's see."

~~~~~~~~~~

Sudah tiga hari Gala dan Lexia tidak berada di kota yang sama. Sekarang sudah malam, waktunya ikan untuk bobo eh maksudnya untuk para manusia beristirahat. Tak terkecuali Gala yang kini sudah berbaring cantik di atas ranjang kamar hotelnya.

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang