Bab 26 (END)

4.8K 278 9
                                    

Dua tahun kemudian...

Lexia menghembuskan napas lega tatkala dirinya baru saja keluar dari ruang rapat. Ia dan seluruh pemegang saham di perusahaan Nugraha baru saja menyelesaikan rapat pemutusan pemimpin baru setelah Damar. Lexia mendapatkan hasil yang ia mau dan itu membuat seulas senyum puas tercetak di paras ayunya.

"Selamat ya, Ibu Lexia." setelah mendapatkan ucapan selamat dari seluruh peserta rapat, kali ini Lexia mendapatkannya dari sang ayah. Lexia semakin melebarkan senyumnya sebelum berhambur kepada pelukan Damar Nugraha. "Terima kasih ya, Pa, sudah mendukung Lexia."

Damar mengelus rambut putrinya dengan sayang. "Sudah seharusnya seorang ayah mendukung putrinya. Apalagi kamu anak semata wayang Papa."

"Almarhumah Mama sudah menitipkan kamu kepada Papa. Dan Papa sungguh berusaha keras untuk memenuhi amanahnya itu." Lexia tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada sang ayah. "Lexia sayang Papa."

"Papa juga sayang Lexia."

"Ehem." kesyahduan yang terjadi di antara sepasang anak dan ayah itu harus terpecah karena kedatangan seseorang yang kini tengah berdiri sembari membawa sebuket bunga.

"Papa Damar itu gimana sih, calon istri saya jangan dipeluk-peluk dong. Bikin cemburu aja." ya, itu Gala. Pria gila itu menampakkan wajah cemberutnya ketika kini ia melangkah mendekati Lexia dan Damar.

"Ya terserah Papa, dong. Kalian kan belum menikah, jadi Lexia masih punya Papa kan ya." Damar kini merangkul pundak anaknya dengan kuat, sengaja menggoda calon menantunya yang sering kali membuatnya mengelus dada.

Lexia yang berada di rangkulan sang papa menahan kekehannya. Merasa geli dengan tingkah laku papa dan kekasihnya yang mirip anak kecil sedang berebut sesuatu.

Setelah selesai menggerutu, Gala mengulurkan buket bunga yang ia pegang kepada Lexia. "Buat kamu, Ibu Komisaris." Lexia langsung menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Bapak Chef."

"Udah ? Kamu cuma ngasih itu aja buat anak Papa ?"

"Oh tenang, Gala nggak bakal cuma ngasih ini aja, Pa. Gala bahkan mau kasih seluruh hidup Gala buat Lexia." Gala mengatakannya dengan menggebu-gebu dan membuat Damar serta Lexia terkekeh.

"Gaya mau kasih seluruh hidup, aku minta pergi ke Hawai aja nggak dikasih." Gala menghela napas panjang, teringat kejadian ulang tahun Lexia setahun yang lalu. "Ya jelas lah aku nggak kasih, kamu mau nanti kita kebablasan kalo liburan di sana ?"

Damar langsung memberikan pelototan tajamnya kepada Galaksi. "Awas ya kamu, Gal, sampe kebablasan!"

"Hehe, nggak kok, Pa. Buktinya Gala nggak ngabulin permintaannya Lexia."

"Udah udah, mending kita makan siang aja ayo. Lexia yang traktir." Lexia bergerak merangkul kedua pria yang kini begitu penting di dalam kehidupannya.

~~~~~~~~~~

Gala yang tengah menikmati makanannya tersedak tatkala melihat kedatangan seorang pria dan wanita yang kini ikut bergabung di mejanya. Ia kemudian menyondongkan tubuhnya ke samping - ke arah Lexia untuk berbisik. "Adik kamu beneran jadian sama Adirana ?"

Lexia mengangguk santai. "Iya, siapa yang nyangka. Padahal awalnya cuma buat nutupin skandalku sama kakaknya."

Gala mendengus saat teringat tentang berita menyebalkan yang sempat menyerang kekasihnya dua tahun yang lalu. "Kalo dipikir-pikir, kamu sering banget digosipin sama cowok lain. Pertama si Raja, terus yang baru aja terjadi sama si Dafa yang notabene sahabat baik aku."

Lexia meringis, merasa sekali jika Galaksi sedang menyindirnya. "Maaf. Aku kan sudah cerita semua ke kamu. Kalo nggak pake bantuannya Dafa, aku agak nggak yakin bisa ngalahin kelicikannya Lilian."

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang