Sakit tapi tak berdarah

8.5K 395 7
                                    

" saya terima nikah dan kawinnya sasya arnita binti hendra dengan mas kawin seprangkat alat solat di bayar tunai " ucap irsyad dalam satu tarikan nafas

" bagaimana para saksi? "

" sah "

" assalam... mu'alaikum " semua mata menatap ke arah pintu, dimana seorang wanita tengah berdiri dengan tatapan yang sulit di artikan

" maaf mengganggu " katanya lalu pergi sebelum air matanya jatuh di depan semua orang

" arumi tunggu! " irsyad segera mengejar istrinya, dia tidak mau terjadi salah faham di antara mereka. Saat ingin membuka pintu, irsyad terdiam ketika mendengar teriakan sang istri

" pah bangun pah, jangan tinggalin sasya hiks "

Kini irsyad bingung harus bagaimana, di tatapnya pintu dan sasya secara bergantian, ia tidak mungkin meninggalkan sasya, tapi dia juga tidak bisa membiarkan arumi pergi.

Irsyad menatap sasya cukup lama sampai akhirnya ia menghampirinya dan memeluknya, memberikan semangat kepada sahabat sekaligus istri barunya.

" bundaaa sakiiit " rengek fasya untuk kesekian kalinya. Kini mereka sudah berada di luar rumah sakit, tepatnya di parkiran rumah sakit

" maaf kak, maafin bunda " kata arumi mengusap pergelangan tangan putrinya yang sedikit memerah

" fasya gak suka ya bunda tarik tarik tangan fasya, fasya mau sama ayah, kenapa malah di tarik tarik gitu "

" gimana kalau kita tunggu ayah di rumah aja kak? bentar lagi ayah pasti pulang "

" gak mau fasya mau sama ayah bunda " kata fasya sedikit bergetar matanya juga berkaca kaca. Arumi menggigit bibirnya kuat sampai rasa asin memenuhi indera pengecapnya. Mungkinkah ini akhir dari rumah tangganya, haruskah ia melepaskan cinta irsyad

" rumii? " panggil seseorang dari balik punggung arumi

" aunty dev " pekik fasya riang, ia segera menghampiri adeva dan memeluknya

" hai cantik, apa kabar? "

" baik aunty "

" kamu ngapain disini dev? " tanya arumi dengan mata berbinar

" mau jenguk temen, lo sendiri ngapain disini? Tumben gak sama irsyad ? " tanya deva balik, bibirnya terus tersungging mempercantik wajahnya yang merupakan keturuan arab

" ooh itu aku habis jengukin ayahnya mbak sasya dev " seketika wajah arumi berubah sedih saat mengatakannya

" kenapa lo? Ada masalah? " tanya adeva dengan kerutan di dahinya

" gak papa kok dev, oh iya nanti kalau kamu ada waktu luang kabarin aku ya, udah lama tau kita gak kumpul kumpul kaya dulu "

" tenang aja, nanti kalau urusan gue udah selesai gue mampir deh ke rumah lo, masih sama kan? " arumi hanya menganggukan kepalanya sebagai jawabanya

" sini kak sama bunda, dev aku pulang dulu ya, aku tunggu loh "

" iya iya " deva memutar matanya jengah

Adeva azkia sahabat sekaligus satu satunya orang yang arumi punya setelah kedua orang tuanya meninggal dunia lima tahun silam. Kedua orang tua arumi menjadi korban kecelakaan beruntun yang mengakibatkan mereka meninggal di tempat. Saat itu arumi baru saja merayakan kelulusan smp.

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang