18. Cafe.

275 46 1
                                    

"Woi!.."

"Aigo kkamchagiya!."

Aku reflek memegang dadaku, merasa jantungku akan copot karna mirae dan nara datang dengan tiba tiba.

"Apa 'sih?." aku menyipitkan mata pada dua orang yang kini bersandar di dinding, tak ada pekerjaan selain mengagetiku ya?.

"ngelamun terus 'sih, lagi mikirin hutang?." oceh mirae kemudian nara tertawa, aku hanya berdecih sebal.

"Liat itu coffenya udah luber." mataku reflek melihat kearah coffe yang sedang aku racik setelah mendengar ucapan nara, Aku terkejut kemudian mengelap semua coffe yang tumpah ke atas meja. Aku mengumpat nara dan mirae karna mereka malah menertawakanku seolah aku orang bodoh.

"Kayanya lagi mikirin cowo yang waktu itu ya?."

"Cowo yang mana?."

"Yang waktu itu antar jemput."

"ohhh yang buat onar."

"Walaupun gitu, tapi dia tampan loh.. pantas saja jennie mau haha."

Aku menggebrak meja kasar, membuat nara dan mirae menoleh bersamaan. Memangnya aku dan eunwoo itu di artikan apa 'sih? aku saja tidak tau gosipnya sudah menyebar.

"Kalian memangnya ga ada kerjaan lain selain ganggu aku ya?." alisku terangkat satu menampakan bagaimana judesnya kim hanbin yang aku tiru saat dia marah.

"Cafe sedang sepi dan jam kerja kita sebentar lagi selesai, jadi aku malas untuk hanya sekedari berdiri di depan." Ucap mirae, nara ikut mengangguk.

"Yasudah jangan ganggu aku, syuh syuh." aku melayangkan tanganku di udara mengusir dua bedebah ini dari dapur.

"Sensi sekali 'sih, aku cuma mau kasih tau. Pangeran nunggu di depan tuh princess." nara menekan semua kata seperti tak ikhlas, alisku menyatu karna bingung siapa yang dimaksud nara.

Aku menaruh celemek dan mencuci tanganku, kemudian berjalan kedepan dengan terburu buru karna ingin melihat, siapa yang datang untuk menungguku?.

Helaan nafas panjangku keluarkan, ternyata eunwoo yang menungguku. Pantas saja nara dan mirae membicarakan dia, setelah membuat hyena mencurigaiku sekarang dia ingin apa ke sini?.

Aku menatap jam, ternyata sudah waktunya pulang. Aku kembali kedapur untuk mengganti pakaian kemudian menyambar tasku yang berada di loker, berjalan dengan perlahan agar eunwoo tak tau.

"Jennie-yya.."

Sialan! aku mengumpat untuk itu!.

"Jenn.."

Aku menoleh karna eunwoo telah memanggilku dua kali, tak mungkin kan aku di nobatkan menjadi wanita 'tuli' lalu aku tersenyum paksa menanggapi sapaan eunwoo.

"Ingin pulang?." eunwoo tepat di hadapanku sekarang, aku mengangguk.

"Aku antar, sekalian aku ingin bertemu dengan chanseong." eunwoo menarik tanganku untuk berjalan keluar, aku menepisnya perlahan melepaskan genggamannya.

"Tidak usah, bocah itu pasti sudah tidur." Alihku, sebenarnya chanseong pasti masih menonton film drama di ruang televisi.

Eunwoo menatapku bingung, "Kenapa?."

Karna aku tak mau membuat hyena semakin mencurigaiku bodoh!, "Aku bisa pulang sendiri."

Eunwoo menatap keluar, langit sudah gelap memang tapi aku sudah biasa kok pulang malam begini jika siftku ganti, "Sudah malam, aku tak bisa membiarkanmu berjalan pulang sendirian. Bagaimana kalau ada orang jahat?."

Fairytale ; 𝘛𝘩𝘦 𝘱𝘢𝘴𝘵 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘢 𝘳𝘢𝘪𝘯𝘣𝘰𝘸.Where stories live. Discover now