-𝙻𝙰𝚂𝚃 𝙶𝙸𝙵𝚃 𝙵𝙾𝚁 𝙹𝙸𝚂𝚄𝙽𝙶

1.4K 137 1
                                    


+

+

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


+

"Y/N!" Teriak Jisung seraya berlari menujuku ketika dia kembali melihatku.

Hari ini adalah hari pertamaku untuk kembali kerumah, niatannya untuk menemui ibu

Tapi kebetulan Jisung ada disana,

Jisung masih sama, dengan warna rambut hitam dan sebuah kamera yang tidak pernah dia tinggalkan

Dia memelukku dan dengan senang hati aku membalas pelukkannya,

"Y/N... Kamu tau kan aku kangen banget sama kamu?"

"Ya, i miss you too big baby!"

"So tell me, about a week. Kemana aja kamu and... Ada cerita apa aja yang belum aku tahu selama seminggu ini?"

"Banyak. Banyak banget. Dan... Aku harus merelakan kepergian Renjun. Susah sekali rasanya." Ucapku dengan nada sedih.

"Awww... Sorry to hear that. Aku nanti ke makam Renjun. Keep strong ya!"

"Gimana ibu selama aku nggak pulang?"

"Dia baik. Hmmm... Aku jadi kayak anaknya gitu sih, dia cemas terus tiap malam sampai tiap malam aku harus kesini buat mastiin kamu udah pulang atau belum."

"Jisung, thanks a lot. Makasih buat semua bantuannya selama masa susahku." Ucapku dengan senyuman.

"Iya, that's how boyfriend should do!" Ucapnya dengan girang.

Aku berfikir sejenak "umm.... tadi kamu bilang apa?"

"That's how boyfriend should do." Balasnya.

"Boyfriend...?" Tanyaku karena aku heran dengan sebutan itu.

"Yap boyfriend. Semenjak malam tahun baru itu kita jadiankan?"

Badanku seketika lemas...

Malam tahun baru?

Dimana ia memelukku dan menyatakan perasaanya dibawah kembang api itu kan?

Jadi...

Dia merasa kita sudah jadian

"Tunggu, darimana kamu bisa menyimpulkan kita sudah jadian?" Aku bertanya kepadanya daripada aku menyimpannya dalam hati.

"Ya... Aku pikir kalau aku sudah menyatakan perasaanku kepadamu dan ternyata kamu punya perasaan yang sama... itu sudah bisa disebut jadian kan?"

Aku ingin sekali membantah perkataannya, tapi aku tidak enak hati

"So... You think that i'm your... girlfriend?" Tanyaku dengan sedikit rasa ragu.

"Yup."

"Ummm... Jisung kayaknya kamu salah paham deh?"

"Apa?"

"Bukan berarti kalau kita punya perasaan yang sama... maka kita jadian."

"Jadi maksudmu?"

"Ya... Kita nggak pernah jadian." Balasku.

Jisung terlihat sedikit kecewa, kemudian ia menjadi bertindak salah tingkah dan grogi

"Tapi... Aku bisa nembak kamu sekarangkan? Jadinya semuanya baik-baik saja...?" Tanyanya untuk mencairkan suasana.

"Tap-" belum selesai aku menyelesaikan perkataanku, Jisung sudah berucap

"So, i ask you... Do you want to be-"

Aku menutup mulutnya dengan membuat simbol diam dengan menggunakan jari telunjukku,

"Sebelum kamu terlanjur menembakku, ada hal yang harus aku jelaskan."

"Apa?" Tanyanya dengan penasaran.

"Sebelum kematian Renjun... Dia menitipkan sebuah pesan untukku."

"Apa itu?"

"Kamu tahu kan aku mencintai tiga orang sekaligus? Kamu, Renjun dan Jaemin adalah orang-orang yang aku cintai. Kedengaran gila tapi ya... itu kenyataan."

"Iya aku tahu, itu sudah berita lama."

"Nah. Jika aku boleh jujur, sebenarnya dari antara kalian bertiga, aku paling sayang dengan Renjun. Bukan berarti aku benci kalian, tapi rasa sayangku lebih besar padanya."

Aku melanjutkan kalimatku "Yang kedua, aku mencintaimu dan yang terakhir itu Jaemin mungkin karena kami sempat bertengkar."

"Aku begitu menghargai Renjun, aku paing sayang dengan dia dan aku benar-benar menghargai dia. Jadi... Aku melakukan ini untuknya..."

"Apa yang kamu lakukan untuk Renjun?"

"Renjun memintaku untuk kembali kepada Jaemin."

Jisung kecewa, aku bahkan bisa melihat sorot matanya yang begitu sedih

"Ya... Aku mencintaimu dan aku tahu kamu juga. Tapi aku juga nyaman pada Jaemin dan aku tidak bisa munafik tentang hal itu."

"Yang terpenting adalah... Aku minta maaf karena semuanya ini. Aku begitu menghargai Renjun sampai aku mengikhlaskan cinta itu. Maaf kalau aku bukan orang yang tepat."

Berbeda dengan ekspetasiku, Jisung malah tersenyum sambil megenggam tanganku,

"Ya... Aku mengerti semuanya. Aku juga ikhlas sama keputusan yang kamu ambil. Mungkin memang kita tidak berjodoh."

Aku ikut tersenyum, sambil memandang wajahnya

"Terima kasih. Untuk waktu, tenaga dan semua hal yang selalu kita jalani bersama selama ini."

"Aku rasa menjadi sahabat saja bukan hal yang sulit. Ya kan?" Tanya Jisung padaku.

"Iya..."

"Asal nanti carikan pacar untukku ya.." Bisik Jisung di telingaku.

"Beres, hehe!"

Inilah akhir kisah percintaanku dengan Jisung, dan persahabatan kami yang dimulai lagi setelah sempat terhenti karena terjebak oleh rasa cinta

+

satu chap lagi terus cerita ini selesai!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

satu chap lagi terus
cerita ini selesai!

episode 24 : finished

dont need ur love ✓Where stories live. Discover now