01

282 33 2
                                    

Apa yang paling melelahkan di dunia ini? Bekerja keras agar mendapat uang berlimpah? Atau mungkin belajar seumur hidup agar menjadi pintar? Jika dibayangkan memang sangat melelahkan.

Lalu apa setelah melakukan semua usaha itu akan dapat menjamin kebahagian? Jawabannya belum tentu. Kebahagian tidak melulu diukur dengan sebuah harta, kecerdasan bahkan ketenaran. Semua itu akan terasa kurang jika kau tidak memiliki satu hal di dalam hidup, yaitu cinta.

Bagi seseorang hal yang paling melelahkan di dunia ini adalah mencintai sendirian, mencintai dalam diam dan berjuang sendirian. Semua telah ia dapatkan namun semua itu tak menjamin kebahagiaannya. Dan satu hal yang membuatnya sangat lelah yaitu mencintai seseorang dengan begitu dalam tapi kiita tak pernah tahu kapan seseorang itu akan membalas perasaannya atau bahkan tidak akan pernah membalasnya.

"Memikirkannya?" Tanya seorang pria yang baru saja membuka pintu ruangan.

Lamunan pria yang tengah duduk dibalik meja kerja miliknya seketika buyar. Pria itu Kim Jongin, mengalihkan pandangannya pada sosok pria yang baru memasuki ruangannya. Ia tersenyum tipis sambil berdiri menghampiri si pria yang sudah terduduk disofa ruangannya.

"Dia memintamu bercerai lagi?" Tanya pria itu yang sudah sangat hafal dengan apa yang dialami oleh rekan kerja sekaligus sahabatnya itu.

"Ya, pagi ini dia mengatakan jika dia ingin bercerai denganku." Jawab Jongin mendudukkan dirinya di samping pria itu.

"Kenapa kau tidak mengabulkan permintaannya saja?" Tanya pria itu.

Jongin menggeleng pelan dengan senyumannya, "Siapa yang akan menjaganya jika aku menceraikannya?" Tanya Jongin.

Pria itu menghela nafas kasar saat melihat bagaimana nelangsanya sahabatnya itu.

"Kau tidak lelah? Aku saja yang hanya mendengar ceritamu lelah." Kata pria itu.

"Tidak, selama dia masih membawa hatiku Hyung." Jawab Jongin dengan tertawa renyah.

Pria itu, Kim Junmyeon tentu saja sudah sangat hafal dengan jawaban monoton Jongin.

"Apa lagi yang dilakukannya kali ini?" Tanya Junmyeon dengan menatap Jongin penasaran.

Jongin tersenyum geli saat mengingat kejadian itu, "Dia meminta blackcardku dan membelikan teman-temannya tas channel edisi terbaru."

"Dan kau memberikannya?" Tebak Junmyeon.

"Kau sudah tahu jawabannya Hyung." Jawab Jongin yang tentu saja dibalas anggukan oleh Junmyeon.

"Dia menyuruhku memilih memberikan blackcardku atau menandatangani surat cerai. Tentu saja aku akan menurutinya dan memberikan blackcardku Hyung." Lanjut Jongin.

"Kau benar-benar sudah menjadi budak cintanya." Ucap Junmyeon yang tak mengerti lagi dengan sikap lembut Jongin pada sosok wanita yang menjadi istrinya.

"Kau benar Hyung. Sampai kapanpun aku tidak bisa menceraikannya." Balas Jongin dengan senyum mirisnya.

"Oh iya Hyung, ada apa kau kemari? Aku akan meminta sekertarisku membuatkanmu minum." Kata Jongin.

Junmyeon tersenyum mendengar ucapan Jongin, "tidak perlu aku hanya ingin menyampaikan jika aku akan ke China minggu depan."

"Minggu depan?" Tanya Jongin dengan satu alisnya terangkat ke atas.

"Iya, kau sudah tahu jika aku akan tinggal disana untuk beberapa tahun. Aku juga akan mengelola cabang yang ada disana."

Jongin menghela nafasnya kasar "Sepertinya pekerjaanku akan bertambah."

At The EndWhere stories live. Discover now