Ekstra Part

9.6K 265 25
                                    

"Cepet balik Papa, kami rindu."

"Iya sayang. I'll go with you soon."

"Mas, kamu ngapain?" Tanya Nera heran karena tidak melihat wajah Cakra dilayar gawainya.

"Beresin pakaian ini, kenapa?"

"Kok ganteng."

"Apanya yang ganteng?" Hormon ibu hamil seringnya memang berubah-ubah, kadang Nera bisa menjadi wanita manja seperti sekarang, kadang juga dia membenci suaminya sendiri. Dan malangnya si Cakra karena dibenci oleh Nera, bahkan bagian yang paling menyedihkan adalah ketika si istri tidak mau serumah dengan Cakra.

"Wajah kamu, kok aku makin cinta cinta cinta sama kamu sih mas."

"Mas, juga cinta sama kamu."

"Sekali aja?"

"Cinta, cinta, cinta, cinta."

"Pelit banget."

"Sayang, Mas cinta banget sama kamu. Mama jangan marah-marah ya, kasian anak kita."

Nera tertawa puas ketika melihat suaminya membujuk dia seperti tadi, "Baik Papa, Mama tidur duluan ya. Bye, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

***

"Masssssss, aku kan mintaknya durian kenapa kue sih yang dibawa." Awalnya Nera menyambut manis kepulangan suaminya dari Medan, tapi emosinya tiba-tiba muncul karena makananan yang dipesannya berbeda dari yang diinginkannya.

"Ibu hamil enggak boleh makan durian loh."

"Apa sih kamu mas, gakusah pegang-pegang. Kita gak suka bekawan sama orang pelit ya nak."

"Yaudah, lagian ini Papa kamu kok nak bukan teman kamu."

"Mas, tangannya ih jangan pegang-pegang."

Cakra tersenyum, melihat istrinya yang marah seperti ini bukan malah membuat dia juga emosi tapi semakin gemas, "Mas aku kepanasan jangan dipeluk ah, kamu berat."

"Bentar aja, Mas capek loh sayang baru balik, kasian Papa kamu ya Nak, pergi disuruh cepat pulang, udah pulang kena amuk Mama."

"Gakusah curhat sama anakku."

"Anak kita, sayang." Balas Cakra mengoreksi sambil tetap memeluk istrinya dari belakang.

"Mas, pinggir. Kamu belum makan kan?" Cakra menggeleng masih memeluk istrinya.

"Lepasin dulu, aku mau siapin makanan, kamu pergi mandi sana."

"Nanti aja."

"Jorok."

"Tapi ganteng kan?"

"Enggak, ganteng kamu hilang kalau pelit."

***

Nera yang sekarang hobinya adalah keluar jalan-jalan bersama suaminya tiap kali hari merah, atau akhir pekan. Seperti saat sekarang, weekend ini Nera mengajak Cakra untuk pergi kerumah orang tuanya, padahal baru saja minggu lalu Nera menginap disana karena dia benci melihat suaminya sendiri.

Untungnya Nera bukan tipe pemabuk berat yang setiap pagi mual-mual sampai terkulai lemas, dia masih normal seperti biasa, hanya sesekali saja mengalami mual-mual dan syukurnya Cakra tipe suami siap siaga.

Selama hamil, Cakra tidak membiarkan Nera dirumah sendirian. Kadang Nera ikut dengannya ke Rumah Sakit, kadang juga berdua dirumah dengan asisten rumah tangga mereka, dan kadang berdua dengan Kenya.

Cakra juga telaten membawa Nera sekedar berjalan-jalan mengelilingi halaman rumah mereka, atau sesekali menemani Nera senam ibu hamil dirumah.

Mereka sadar pernikahan adalah janji suci, ibadah seumur hidup. Tidur, dan bangun bersama dengan orang yang dicintai adalah kebahagiaan yang paling sempurna di dunia ini. Masalah dalam rumah tangga pasti, dan akan selalu ada. Tapi, mereka yang saling mencintai dilarang kalah dari masalah yang seringnya terjadi karena ego masing-masing.

Cakra sayang Nera, sangat malah, pun begitu dengan Nera. Mereka saling mencintai, jadi meskipun sekarang mood Nera berubah-ubah Cakra tetap mencintainya, mencintai wanita yang tengah mengandung anaknya.







.

.

.

Jadi begini, Aku belum menikah

Sinyalnya juga belum kelihatan

Jadiii....

Seandainya ada kata-kata yang salah atau apalah itu yang aku tidak mengerti bagaimana merangungi bahtera rumah tangga wkwkwkwk gapapa kok kalian koreksi

Ngiming iji giti ke eike



Rencananya, cerita ini akan aku revisi lagi. Gapapa ya, ceunahhhh

Happy Reading semoga beneran Happy

Independent of Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang