cielo.

79 7 2
                                    

•••

"Ra, lu marah?" tanya Mark sambil mengguncangkan lenganku.

Mark berusaha membujukku, setelah hari ini tak sengaja memberikanku susu coklat yang sudah lewat tanggal konsumsi satu bulan lalu.

"Kalau Lora yang ngambek sih nggak apa-apa, tapi kalo lu jangan ngambek gini dong, Ra" Mark suaranya benar-benar memohon dengan lembut dan memelas. Sudah muncul bibit-bibit baper, tapi masih bisa kutahan,

"Nanti kalo lu ngambek yang bawain gue semangka siapa?" jelasnya yang seakan menekanku untuk tidak baper, dan kini yang ada justru muncul semua urat ditubuhku menahan emosi, kalau gini lama-lama bisa jadi bakso urat sih.

"Araaa, jangan diem doang" Mark masih berusaha membujukku, sedangkan aku lebih memilih sibuk mencatat pelajaran di papan tulis yang belum sempat ku tulis tadi.

"Araa, aku minta maaf"

a-ku

Oke tahan, Ra, tahan. Ini trik dia, walaupun bodoh, dia pintar dalam hal menipu.

"Ara Lee.."

Mataku seketika terbelalak, sekujur badanku berhenti bergerak. Suaranya sangat lembut memanggil namaku, tapi bukan itu masalah utamanya, bukan.

Masalah utamanya itu disaat Mark yang memiliki marga Lee, sedangkan aku tidak memilikinya. Ah, jadi dia mengajakku untuk berkeluarga dan bergabung menjadi keluarga besar Lee?

Ah, sudahlah lelucon apa lagi ini? Tidak sadarkah dia dengan apa yang sudah Ia tuturkan?

"Apa sih?" akhirnya aku mengalah, sudah merasa tak sanggup jika semisal Mark akan bertingkah lebih dari ini. Netranya dengan sigap berbinar dan dengan angkuh memelukku erat tiba-tiba.

Sungguh, aku udah hafal, hafal sekali. Mark memiliki reflek, jika Ia merasa sangat senang, Ia akan memeluk seseorang yang sudah membuatnya senang. Namun, walaupun sudah hafal dengan kebiasaannya, tetap saja aku merasa melayang bagai dayang.

"Akhirnya ngomong juga, jangan marah lagi dong, lagian udah minta maaf" begitu katanya sembari menatap netraku lekat,

"Ya lagian lu kalau ngasih ke orang dilihat dulu dong tanggal expirednya!"

Mark tertawa pelan mendengar omelanku hingga kemudian Ia mengarahkan telunjuknya ke dahiku, lalu mendorong dahiku pelan, "Pfftt, iya bawel!"

Mungkin terdengar se-sederhana itu, tapi sungguh rasanya tidak jauh beda dari merasakan rasanya terbang dengan sayap cantik di angkasa luas. Sudah kubilang, Mark itu istimewa. Ia memiliki caranya sendiri untuk membuat semua orang merasa nyaman dan bahagia saat berada di dekatnya. He's a damn heaven in this cruel world.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

bodoh! | revisiWhere stories live. Discover now