Bab 27 - Regan dan Dinara.

7.3K 1.3K 95
                                    

Cinta yang tulus bersumber dari sebuah penerimaan.
*****
Switch
Bab 27
****

"Aku akan kembali, Nay. Aku yang akan bertanggung jawab atas semua yang telah Regan lakukan pada kamu."

Kata-kata itu terus berputar bagai kaset rusak ditelingaku. Alih-alih merasa tenang, aku malah semakin merasa bersalah pada Dinara. Andai saja perempuan itu tahu, apa yang sudah kulakukan dengan Regan, apa dia masih bisa berkata seperti itu?

Tanpa sadar, memang ada benang tak kasat mata yang membuatku terikat dengan Regan. Sejauh apapun aku mencoba melepas, cukup sulit untuk membuatnya tidak terikat.

Regan memegang rahasia terbesarku.

Laki-laki itu bisa menggunakannya sebagai senjata terbaik untuk menghancurkanku. Sedangkan melihat tubuh lemah Dinara membuatku semakin tidak sanggup. Apa Dinara akan tetap sebaik ini, setelah tahu apa yang terjadi antara aku dan Regan?

Setelah hari dimana aku bertemu dengan Dinara, Dean akan selalu rutin mengantarku untuk menjenguk dan melihat pemulihan Dinara. Bahkan, laki-laki itu berhasil membujukku untuk tinggal bersama Papa Adnan, dengan dalih supaya aku lebih aman. Sebagai perempuan, aku tidak bisa memungkiri rasa aman dan nyaman yang semakin tumbuh besar, jika dia berada disampingku. Dean memang tidak menyinggung lagi tentang balasan perasaannya. Namun aku harap, dia tetap bertahan hingga aku menemukan solusi terbaik atas semua masalah yang terjadi padaku selama ini.

Ya, tanpa sadar, walau masih dalam bentuk kecambah, Dean berhasil membuatnya tumbuh dalam hati yang hancur.

Dean telah melakukan sejauh ini, agar aku bisa melihatnya, dan membuat perasaannya tampak. Jadi, laki-laki itu tak akan main-main, bukan? Sebab, jika iya, mungkin rasaku saat itu akan benar-benar mati, tak akan ada yang tersisa lagi.

"Nay, what happen?"

Aku hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Dean selalu menyadari jika aku berpikir terlalu keras seperti ini.

"Mau mampir dulu buat bawa sesuatu untuk Dinara?"

"Kamu nggak keberatan kalau kita mampir dulu?"

"Apa sih, yang enggak buat kamu?"

Jika dulu, mungkin gombalan Dean tidak berarti apapun. Namun, sekarang kedua pipiku seakan berkhianat karena aku merasa kepanasan.

"Yuk." Tangan laki-laki itu terulur usai dia selesai memarkirkan mobilnya.

Meski ada sebersit keraguan ketika memandang tangannya, Dean mengambil inisiatif lebih dulu untuk menggenggam tanganku.

"Biar terbiasa, Nay."

Kami memesan satu puding cokelat dan  cookies favorit Dinara. Aku dan Dinara cukup banyak sharing selama aku mengunjunginya. Meski aku belum berani mengungkapkan apa yang telah aku lakukan pada Regan.

Baru saja kami kembali tiba di pelataran parkiran, aku mendengar seseorang memanggil nama depanku. Tanpa menebak siapa, aku tahu betul siapa pemilik suara bariton itu.

"Nara!"

"Nara! Tetap diam disitu!"

Beruntungnya, ada Dean disisiku. Laki-laki itu membuatku berlindung dibalik punggungnya.

Mungkin, sudah saatnya.

"Saya nggak ada urusan apapun sama kamu!"

Regan memandangku lekat. "Oh ya?" netranya berpindah pada Dean yang menatapnya awas. "Kamu yakin?"

SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang