1. Night Market

233 26 4
                                    

Ashley's POV

Entah apa yang membuatku begitu mudahnya akrab dan merasa aman bersama pria disampingku ini, ya Niall Horan. Salah satu pendiri Modest! golf yang merupakan sebuah manajemen yang menaungi berbagai atlet golf berbakat dunia.

Tadi ketika aku bersikukuh untuk mencari kedua sahabatku di lantai dansa, ia justru memaksaku agar pulang bersamanya. Dia menjamin keselamatanku dan mengatakan jika dia melakukan hal yang macam-macam padaku, maka aku bisa menghubungi ayahku.

Sejujurnya, tanpa ia memaksa pun aku sudah bersedia untuk diantar pulang dengannya. Namun nyatanya, egoku sebagai wanita mengalahkan segalanya. Pada akhirnya kami berakhir disini juga, didalam mobilnya dengan dia disampingku tengah mengendarai mobil ini dengan sangat tenang.

Beruntung dia menyalakan radio, sehingga perjalanan ini tidak terlalu canggung dan membosankan.

"Ash," dalam keheningan yang sedang kunikmati, tiba-tiba ia memanggilku.

Aku segera menoleh ke arahnya.

"Aku lapar, apa kau keberatan jika aku mengajakmu mampir ke restoran cepat saji sebentar?" tanyanya sedikit ragu.

Kulirik jam yang melingkar di tanganku, gila ini sudah hampir tengah malam dan dia masih merasa lapar?

"Aku melewatkan makan malamku karena ada urusan yang lebih penting." ujarnya seakan menjawab pertanyaan yang ada di benakku. "Bagaimana?"

Kuanggukan kepalaku sebagai jawaban, rasanya kasihan juga jika ia harus menahan rasa laparnya demi mengantarkanku pulang. Lagipula jarak rumahku masih lumayan jauh dari tempat kami sekarang.

Niall membelokan stirnya ke sebuah jalanan kecil namun sangat ramai dipenuhi orang-orang, bertahun-tahun aku tinggal di kota ini sepertinya belum pernah aku mengunjungi tempat ini.

Bahkan aku baru tahu jika tempat ini ada karena Niall.

"Aku berani bertaruh kau belum pernah makan disini." tebak Niall seratus persen akurat.

Aku terus memandangi sekitar, ternyata ini seperti night market yang menyajikan berbagai macam street food. Tempat ini sepertinya surga bagi orang-orang yang suka berkuliner dengan harga yang murah.

"Kau sering kesini, Ni?" tanyaku menatapnya.

"Dulu hampir setiap hari aku makan disini." Niall sempat melirikku sebentar sebelum memfokuskan pandangannya lagi kearah kemudi.

"Wow..." aku mengangguk, masih menikmati suasana ramai nan hangat yang terasa di night market ini.

Meski aku dan Niall berada di dalam mobil, tapi aku bisa merasakan kehangatan para penjual dan pembeli yang tercipta di sini. Sungguh, tempat ini lebih menakjubkan daripada restoran bintang lima menurutku.

Melihat ekspresi wajahku yang seperti manusia yang baru saja keluar dari goa persembunyian, Niall mengeluarkan tawanya. Hal itu sontak membuatku menoleh kearahnya dengan tatapan 'ada apa denganmu?'

"Kau benar-benar tidak mengenal tempat seperti ini di hidupmu?" tanyanya.

Dengan polosnya kuanggukan kepalaku. "Bahkan aku tak akan pernah tahu jika kau tidak membawaku kesini." jawabku.

Niall sedikit memundurkan wajahnya, lalu menoleh kearahku. "Ayah atau ibumu?"

Aku menggeleng. "Mereka selalu menyewa satu restoran khusus hanya untuk makan malam keluarga." ucapku sambil memutarkan bola mataku malas. Bukankah itu sangat berlebihan?

"Kekasihmu?" tanya Niall lagi.

Aku lagi-lagi menggeleng. "Nah-ah. Mereka sama berlebihannya dengan kedua orang tuaku."

Another WorldHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin