Rallin berjalan keluar gerbang kampus dengan kesal, tenaganya terasa seperti terkuras setelah menghadapi dosen baru itu. Jika bukan karena dosen, mungkin Rallin sudah membantah habis-habisan dan mengumpatinya.
Baru saja Rallin hendak menelpon meminta untuk dijemput, sebuah mobil sudah berhenti terlebih dahulu tepat didepannya. Pintu mobil dibuka dari dalam dan tanpa menunggu lagi Rallin langsung masuk. Setelah gadis itu masuk, mobil pun melaju meninggalkan area kampus.
Rallin duduk dibagian kursi kedua, keningnya mengeryit kala mendapati ada sosok laki-laki yang sudah duduk disebelahnya. “Kak Elang? Ngapain disini?” tanya Rallin heran.
Elang adalah dokter pribadi Rallin. Ayah dari Elang sebelumnya juga adalah dokter pribadi di Red Diamond, lebih tepatnya dokter khusus untuk Vitto. Dan sejak empat tahun lalu Elang turut menjadi dokter di Red Diamond, dokter pribadi untuk pemimpin generasi ketiga Red Diamond, yaitu Rallin.
Elang mendapatkan posisi itu layaknya posisi yang diwariskan dan turun menurun.
“Aldrick bilang kamu sakit, jadi kakak ikut kesini untuk periksa keadaan kamu,” balas Elang sembari mengeluarkan beberapa alat serta obat-obatan yang ia bawa didalam tas.
Rallin menghela nafas dan menyandarkan badan pada punggung kursi, membiarkan Elang mulai memeriksa dengan mengecek tensi darah dan ritme detak jantungnya.
Setelah memeriksa Rallin, Elang menghela pelan. “Udah kakak bilang berapa kali sih Ra? Kamu ini jangan terlalu stress, kamu juga harus tidur yang teratur. Kakak tau akhir-akhir ini Red Diamond ada banyak pekerjaan, tapi bukan berarti kamu harus memforsir gini sampai sakit,” kata Elang mulai mengomeli.
Rallin hanya diam dan memejamkan mata, lalu sebelah tangannya terangkat untuk memijat pelipis, kepalanya tiba-tiba menjadi semakin pusing mendengar ceramah Elang.
“Lihat wajah kamu, pucat sekali. Darah kamu rendah, detak jantung kamu juga nggak normal. Hari ini apa aja yang sudah kamu makan?” tanya Elang lagi.
Pasalnya untuk menjaga dan memastikan kesehatan calon pemimpin utama Red Diamond generasi ketiga itu Elang harus memastikan semua yang masuk kedalam tubuh Rallin benar-benar makanan yang baik dan sehat.
Bahkan untuk setiap harinya, Elang harus menentukan menu apa saja yang Rallin makan, mulai dari sarapan, makan siang, makan malam dan juga camilan maupun minumannya agar semua gizi terpenuhi dan menciptakan kesehatan yang stabil. Bahkan setiap makanan yang akan Rallin makan, semua itu dimasak khusus oleh chef Red Diamond.
Semua harus terjadwal, terencana dan juga teruji. Apapun yang berhubungan dengan pimpinan Red Diamond haruslah melewati tahap yang ketat.
Rallin membuka matanya dan melirik Elang, walaupun terdengar bawel tapi Rallin mengerti Elang berlaku demikian sebab kesehatannya adalah tanggung jawab Elang, jika ada masalah sedikit pasti semua akan menyalahkan dokter pribadinya itu.
“Sarapan roti gandum dan jus tomat,” kata Rallin menjawab pertanyaan Elang.
“Pantas saja tadi pagi chef laporan ke kakak kalau kamu sama sekali tidak menyentuh menu sarapan hari ini,” gerutu Elang, tapi walaupun begitu untung saja pimpinannya masih memakan makanan yang tergolong sehat.
Mengambil ponselnya, Elang pun mulai mengetikkan sesuatu dilayar ponsel dengan logo apel tergigit itu. “Kakak sudah mengirimkan menu yang harus dimasak chef untuk makan siang kamu. Sesampainya di markas, kamu harus langsung makan siang dan setelahnya meminum obat yang akan kakak resepkan.”
Rallin hanya diam dan menurut saja, sejak dulu semua yang menyangkut dengan dirinya memang selalu diatur dan diawasi dengan penuh perhatian. Walaupun terkadang terasa seperti sebuah kekangan tetapi itulah resiko yang diambil sebagai penerus pimpinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Side
RomanceArkan dan Rallin bagaikan dua insan yang diselimuti oleh kegelapan, tak ada yang pernah menyangka jika mereka ditakdirkan untuk bersama dalam sebuah ikatan pernikahan. Masing-masing dari mereka menyimpan sejuta rahasia, tak ada yang pernah menyangk...