L O C K E D W I T H Y O U"Apa maksud mu kau masih belum selesai? Pembangunannya akan dimulai bulan depan, dan kita tidak akan dapat memulainya karena masih ada penduduk yang tinggal di sana! Aku sudah memberimu banyak waktu untuk melakukannya, dan kau bahkan tidak bisa melakukan tugas sederhana untuk mengusir mereka!"
Jennie hampir melompat dari teriakan suaminya. Begitu dia keluar dari ruang ganti, suara amarah Jisoo menyambutnya. Suara yang sama yang biasanya dia dengar dari Jisoo sebelumnya, suara yang sangat berbeda dari bagaimana suara Jisoo tadi, saat Jisoo membisikkan hal-hal manis padanya selama waktu intim mereka di dalam kamar mandi
Jisoo sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon. Dan jelas di wajahnya bahwa dia sangat tidak menyukai apa yang dia dengar pada sambungan telepon. Dia sudah berpakaian dengan pakaian bisnis nya, hanya kurang jas nya dan kancing kemeja nya yang masih belum selesai, sangat jelas perhatiannya teralihkan bahkan untuk memperbaiki pakaiannya sendiri.
Tetapi begitu Jisoo melihat Jennie, kemarahan di wajahnya perlahan mereda dan sedikit senyum terbentuk di bibir hatinya saat dia menatap Jennie dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jennie balas tersenyum, memainkan ujung kemeja nya sebelum dia melihat Jisoo berjalan ke arahnya, membawa dasinya.
"Arasso. Aku akan pergi ke sana sendiri. Tunggu aku."
Kemarahan dalam suara Jisoo lenyap saat matanya tertuju pada Jennie. Jisoo menarik ponselnya menjauh dari wajahnya sebelum dia menutup panggilannya.
Jennie dengan malu-malu memalingkan wajahnya ketika Jisoo hanya satu kaki darinya. Pipi nya akan memerah setiap kali aktivitas mereka sebelumnya kembali menyapu pikirannya.
Senyuman lain terbentuk lagi di bibir Jisoo saat dia melihat istrinya. Dia berjalan mendekati Jennie dan menjebak tubuh istrinya di antara kedua lengannya saat dia mencondongkan tubuhnya, sehingga istrinya menyandarkan tubuhnya ke lemari di belakang Jennie saat ini setelah meletakkan ponselnya di atas meja. Jennie menggigit bibir bawahnya, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang, dan dengan tingkah Jisoo yang tiba-tiba seperti ini tidak membantunya untuk menenangkan segala sarafnya.
Jisoo menutup matanya sesaat setelah dia mencium aroma tubuh Jennie, tidak lupa untuk memberikan kecupan lembut di sisi kepala istrinya sebelum dia meraih tangan Jennie.
"Tolong pasangkan ini untuk ku."
Jisoo mengatakan pada Jennie, berbicara tentang dasi di tangannya. Jennie menatapnya dengan tatapan polos. Dan Jisoo terkekeh saat melihat bagaimana bibir Jennie mengerucut pada apa yang dia katakan. Dengan itu, dia mendekati wajahnya dan memberi kecupan lagi di bibir istrinya. Jennie hanya bisa terkesiap, tersipu dan mengerjapkan matanya beberapa kali saat dia melihat ke bawah sebentar sebelum dia mulai melingkarkan tangannya ke leher Jisoo untuk mengenakan dasi suaminya.
"Apa kau memberi tahu Nona Park bahwa kau akan terlambat? Maaf tentang tadi."
Bisik Jisoo, tangannya meraih membelai pipi Jennie, seolah dia masih belum cukup untuk menyentuh istrinya. Dia tahu dia telah memaksakan keinginan nya pada istrinya sejak tadi malam. Tapi jika itu satu-satunya cara untuk dia bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya yang sebenarnya, tidak peduli apa yang Jennie pikirkan tentang nya, Jisoo akan tetap melakukan apa yang dia rasakan. Karena segalanya menjadi baik-baik saja ketika dia mencintai istrinya itu.
"Gwenchana, aku sudah meneleponnya dan dia bilang dia masih melakukan sesuatu. Jadi, dia mungkin akan terlambat juga. Ngomong-ngomong, dengan siapa... kau berbicara barusan?"
Jennie ragu-ragu untuk bertanya pada Jisoo. Suaranya menghilang dan tatapan nya segera beralih dari Jisoo ketika dia melihat Jisoo mengangkat alisnya. Jisoo tersenyum, jarinya mencolek ujung hidung istrinya untuk menarik perhatian Jennie kembali.

CZYTASZ
Locked with You ✔️
FanfictionAku sangat bodoh dan tidak berguna karena tidak menghentikan semuanya. Sekarang, aku yang disalahkan karena telah menghancurkan hidupmu... - Jennie Hidup ku hancur sejak kau datang... - Jisoo 🔺Jitop 🔺gxg 🔺25 Januari 2020