L O C K E D W I T H Y O U"Apakah ada yang salah?"
Jennie bertanya pada Jisoo dengan nada khawatir begitu suaminya kembali ke meja mereka. Jisoo tersentak, jantungnya berdebar kencang di dalam dadanya saat dia menatap ke arah istrinya. Tidak ada apa pun di dunia yang dia inginkan saat ini selain senyum di wajah Jennie dan jika Jennie tahu betapa salahnya apa yang dia hadapi saat ini, dia bisa kehilangan kesempatan untuk melihat senyum itu lagi dan mungkin selamanya.
Maka, menelan rasa sakit yang sulit untuk disuarakan, Jisoo memasang senyum di bibirnya yang bergetar dan berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikannya.
"Tidak ada, sayang." Kata Jisoo, meraih istrinya dan mengusap pipi Jennje dengan ujung jarinya.
Panggilan sayang itu membuat Jennie tersipu dan jantung Jisoo berdebar saat melihat kelembutan terpancar di mata Jennie. Alis Jisoo berkerut. Dia menangkupkan tangannya di sisi wajah istrinya dan meremasnya. Baru saja mereka bersumpah satu sama lain bahwa mereka tidak akan pernah menyimpan rahsia antara satu sama lain. Tapi di sinilah dia, menelan kata-katanya alih-alih mengeluarkannya dan memohon pada Jennie untuk tidak meninggalkannya karena Jennie akan melakukannya. Jisoo yakin akan hal itu.
"Tidak ada lagi rahsia mulai sekarang?"
"Tidak lagi. Dan aku berharap kamu bisa melakukan hal yang sama."
"Siapa itu?" Tanya Jennie, meraih tangan Jisoo di wajahnya dan menggenggamnya di atas meja. Jisoo menarik napas dalam-dalam, mengalihkan pandangannya dari istrinya, menelan dengan berat, dan mengalihkan pandangannya kembali pada Jennie.
"Hanya seseorang dari tempat kerja." Jawabnya, suaranya pelan saat dia menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga untuk tampak biasa. Untungnya, Jennie tidak bisa membaca apa yang ada di balik wajahnya. Karena, Jennie hanya tersenyum pada Jisoo dan melanjutkan menghabiskan makanannya.
Jisoo tidak bisa melakukan hal yang sama. Nafsu makannya sudah lama hilang begitu dia melihat nama Irene di ponselnya. Sebaliknya, dia hanya bisa bersandar di kursinya dan memperhatikan istrinya, alisnya berkerut karena perasaan berat di dalam dirinya. Jennie menatap Jisoo lalu melihat makanan suaminya.
"Apa kamu tidak akan menghabiskan makananmu?" Tanya nya. Jisoo berusaha untuk tersenyum sebelum dia berbicara.
"Aku sudah kenyang. Apakah kamu ingin makanan penutup setelah itu?" Tanya Jisoo, mengubah topik. Jennie, sekali lagi tersenyum pada Jisoo dan menggelengkan kepalanya.
"Ani, gwenchana." Kata Jennie, menyeka bibirnya dengan tisu saat dia menghabiskan makanannya.
"Es krim yang kita coba waktu itu sangat enak. Apa kamu yakin tidak mau?" Jisoo mencoba menggoda Jennie, berusaha sekuat tenaga untuk bersikap normal kembali meskipun hanya untuk sementara. Saat itu, dia melihat wajah Jennie yang memerah, senyum kecil yang indah melengkung di bibir istrinya yang membuat hati Jisoo berdebar dan sejenak membuatnya melupakan panggilan yang diterimanya beberapa menit yang lalu.
Tanpa menunggu jawaban Jennie, Jisoo mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas yang mungkin lebih dari harga yang mereka makan. Jisoo berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke sisi Jennie, ingin membimbing istrinya keluar dari sana.
"Bolehkah kita pergi sekarang?" Tanya Jisoo sambil meraih tangan Jennie dan memegangnya erat-erat. Jennie hanya tersenyum pada Jisoo dan menggenggam kembali tangan suaminya. Jisoo membiarkan Jennie memimpin jalan, ketika mereka keluar dari restoran, Jisoo melepaskan genggaman tangannya hanya untuk melingkarkan lengannya di pinggang Jennie saat dia membawa mereka menuju mobil.

YOU ARE READING
Locked with You ✔️
FanfictionAku sangat bodoh dan tidak berguna karena tidak menghentikan semuanya. Sekarang, aku yang disalahkan karena telah menghancurkan hidupmu... - Jennie Hidup ku hancur sejak kau datang... - Jisoo 🔺Jitop 🔺gxg 🔺25 Januari 2020