17. Timezone

234 58 6
                                    

Sesampainya di mall, gue sama Chan mencari keberadaan mereka yang katanya sudah sampai

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sesampainya di mall, gue sama Chan mencari keberadaan mereka yang katanya sudah sampai. Saat di timezone ternyata mereka sudah duduk menunggu kita berdua.

" Yuk langsung main!! " Seru gue ke mereka.

" Tunggu dulu Na, ini Lino sama pacarnya belom nyampe... " Mendengar kalimat Della membuat Ana jengah.

Dari pada gue lelah sendiri, gue memutuskan mencari tempat duduk yang kosong sambil menarik tangan Chan. Gue senderan di bahu dia, terus dia mengusap pelan kepala gue.

" Akhirnya lo nyampe juga No, yuk buruan maen kita! " Kata Felix, gue menoleh ke sumber suara dan kebetulan Lou sudah mengajak bermain.

Kita serempak bangun dari tempat duduk dan pergi menuju ketempat tujuan. Gue ngeliatin Chelsea yang di rangkul Lino membuat mood gue turun, gue tak hentinya mengatai apapun dalam hati, sebegitunya gue kesal.

Gue yang tak mau kalah pun, menarik tangan Chan mendekat mesin capit boneka. Chan menggesek kartu lalu mengarahkan capitnya ke boneka kelinci pink mungil nan lucu. Capitnya berhasil mencapit telinga boneka tersebut, senyuman gue seketika memudar saat capit itu mulai naik ke atas, capitan tersebut lepas dan Chan gagal mendapatkannya.

Perasaan kesal menyelimuti gue, padahal kalau mau beli juga bisa cuma beda saja kalau dengan perjuangan apalagi pacar sendiri yang mendapatkannya. Gue melirik ke arah mesin boneka capit di sebelah gue yang jaraknya hanya berbeda beberapa langkah. Gue melirik juga secara reflek karena suara bahagianya Chelsea, soalnya Lino berhasil mencapit boneka yang Chelsea inginkan. Perasaan gue campur aduk saat ini, padahal hanya masalah sepele bahkan bisa dikatakan bukan masalah.

Masih gue pandangi Lino yang sibuk mencapit boneka itu, malah melupakan Chan yang sedang berusaha mencapit boneka. Tetapi sudah berkali-kali saja tetep kalah, belum berhasil mencapit satupun.

Lino melihat ke arah gue yang lagi lihatin mereka langsung tersenyum kemudian dia menghampiri gue

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Lino melihat ke arah gue yang lagi lihatin mereka langsung tersenyum kemudian dia menghampiri gue. Jelas gue reflek kaget, sebab orang yang gue suka kembali setelah lama tak bersama.

" Lo kenapa Na? Mau boneka capit juga? " Tanyanya yang seolah mau memberi gue boneka itu. Gue mengangguk karena menginginkan boneka juga apalagi hasil dari Lino.

" Mau boneka ini ya? Ini kan kesukaan lo. Yaudah gue bantuin yaa.. " Tunjuknya pada gue, ternyata dia masih inget apa yang gue suka. Boneka kelinci, soalnya gigi kelinci itu lucu sama seperti gigi Lino kalau saat tersenyum manis banget.

Chan juga manis tapi--

Chan yang menyadari kalau Lino mau ngambilin gue boneka capitpun langsung sedikit bergeser. Gue suka sifat Chan, dia gak cemburuan padahal dia tau kalo gue masih suka Lino.

Ternyata benar kalau Lino berhasil mendapatkan bonekanya hanya dalam sekali main. Dia memberi boneka kelinci itu ke gue dan mengusak kepala gue sebelum meninggalkan gue berdua bersama dengan Chan.

Ambyar hati gue!!

Tetapi tetap saja gue iri ketika melihat banyak boneka hasil capitan Lino dalam pelukan Chelsea. Walaupun gue cuma ada satu yang penting punya satu.

Perasaan gue kali ini campur aduk ada rasa kesal tapi juga ada rasa senang. " udah lah, lo udah punya Chan jangan mikirin yang lain!! " Batin gue mencoba menyadarkan diri sendiri.

Chan langsung menautkan jemarinya dan membawa pergi ke tempat lain, dia mengajak gue bermain bola basket. Awalnya gue cuma memperhatikan Chan bermain bersama Felix, Chan melirik dan menarik gue mendekat box basket.

" ... Ayo main bareng jangan cuma liatin aku aja yang... " Ujar Chan samar, suaranya seperti berbisik sebab musik di sini dimainkan dengan suara begitu nyaring.

" Iya aku main,tapi ajarin Chan.. " Jawab gue manja sambil ngerucutin bibir di hadapan dia.

Felix yang memperhatikan gue kini memilih pergi ke tempat lainnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Felix yang memperhatikan gue kini memilih pergi ke tempat lainnya. Gue cuma cengengesan aja, siapa suruh jomblo wlee--- Ejek gue dalam hati.

Kedua tangan gue di raih Chan kemudian bola yang kami pegang di lemparin masuk ke dalam ring. Sistem mainnya adalah mengumpulkan poin tinggi dengan memasukkan bola berulang kali. Setelah selesai bermain maka kita akan mendapatkan banyak tiket yang bisa ditukarkan setelah selesai bermain.

Dikarenakan gue sudah merasa bisa saat bermain maka gue mengajak Chan untuk beradu siapa yang paling banyak memasukkan bola basket ke dalam ring, dia menerima tantangan gue dan bagi yang kalah akan mendapat hukuman.

Janji kita berdua, apapun hukumannya tetap harus diterima.

Main dan terus bermain, namun pada akhirnya tetap gue yang kalah

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Main dan terus bermain, namun pada akhirnya tetap gue yang kalah. Gue gak punya kelebihan di permainan ini ternyata, gak mau menambah ronde jadi gue memilih menerima kekalahan.

" Jadi hukumannya apa nih? " Tanya gue malas.

" Gampang kok, cuma cium pipi aku doang... " Jawabnya enteng.

Gue kaget, bahkan terdiam. " Di--disini? " Tanya gue gugup.

" Iyalah " Dia menjawab dengan yakin.

" Iyadeh... "


















Gue akhir-akhir ini banyak membatin dan perasaan nano mulai menghantui. Gue labil? I think so.

From Friends To Lovers [FFTL] - Lee Know ( END )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora