•Kehilangan

2.7K 292 24
                                    

Setelah kematian joy diumumkan, semuan nya menjadi sedih dan takut secara bersamaan.

Mereka kini diam melamun di tempat persembunyian nya masing masing.

Di benak mereka, mereka ingin menghentikan permainan ini, namun apa daya, semuanya sudah terlambat. Salah satu di antara mereka telah pergi.

Sekarang mereka percaya bahwa permainan ini memang berbahaya, harus nya mereka mendengarkan ucapan jisoo.

Namun waktu tidak bisa di putar kembali, kini yang bisa mereka lakukan adalah terus melanjutkan permainan hingga waktu yang di tentukan habis.

Mereka harus bisa bertahan dalam permainan ini, jika ingin memenangkan permainan.

Mereka berharap semoga di permainan ini tidak ada lagi korban. Walaupun itu sangat mustahil sekalipun.

Setelah berhasil menemukan salah satu dari mereka, yena keluar dari dapur dan pergi ke arah belakang rumah. Tak lupa juga ia selalu menyeret kapak nya dengan kaki yang terseok seok.

Ia kembali bersenandung dengan riang nya yang malah terkesan horor.

Di belakang rumah yena mulai menyusuri nya, dia dapat melihat sebuah gudang tua, dan dua pohon besar, di belakang juga ada tiga buah ayunan yang bisa menampung tiga orang.

Hantu yena melangkah kan kaki nya yang terseok seok ke arah gudang. Dia mulai memasuki gudang tersebut.

Yena terus melangkahkan kaki nya lebih dalam  ia menyusuri tempat itu, mata nya menelisik ke setiap sudut yang nampak nya mencurigakan.

Setelah dirasa tak mendapati apapun yena melangkah kan kaki nya keluar dari area gudang.

Ia melihat lihat area taman belakang rumah, mata nya berhenti tepat ke salah satu pohon besar itu. Ia mendekati pohon itu, lebih tepat nya pohon yang ada di belakang pohon yang besar.

Terus mendekat, hingga akhirnya ia membalikan badan nya untuk kembali masuk ke dalam rumah, tapi sebelum benar benar pergi, yena sempat melemparkan sebuah pisau tepat ke atas pohon itu. Ingat yena bisa memunculkan sesuatu benda tajam yang bisa di gunakan untuk membunuh para pemain.

Setelah di rasa yena benar benar pergi, yeri menghembuhkan nafas nya, bahkan saat yena mulai melangkah mendekat ia tanpa sadar menahan nafas nya.

Ia juga sempat terkejut, waktu yena melemparkan pisau ke arah pohon tempat ia sembunyi.

Di ruang tengah ada jungna yang selalu mengawasi gerak gerik yena. Sejenak ia melihat jam yang ada di tangan nya. Melihat sudah berapa lama mereka bermain. "Ternyata sudah 2 hari kami bermain" ujar nya

Kemuadian jungna membawa jasad joy ke ruang tengah, sebelum nya sudah di tutupi oleh kain.

Semuanya belum bisa bernafas lega karena salah satu dari mereka telah meninggalkan mereka semua untuk selamanya.

----------------------

"Nay aku khawatir" bisik jisoo saat hendak tidur, pasal nya sekarang sudah malam dan listrik kembali mati.

"Sudah lah ji, sudah kubilang bukan untuk tidak memikirkan nya" decak nayeon

"Tapi perasaan aku kali kali benar benar khawatir nay, aku takut sesuatu terjadi pada mereka" ujar jisoo dengan terus melihat ke arah jendela.

"Kamu hanya terlalu memikirkan nya ji, coba lah untuk ber positif thingking" nayeon segera membawa jisoo agar berbaring.

"Aku sudah coba nay, tapi memang tidak bisa"

"Aku takut, takut sesuatu terjadi di sana" lanjut jisoo

"Jisoo sekarang sudah malam, waktu nya kita para manusia untuk tidur jadi ayo kita tidur" ajak nayeon dengan sedikit merengek.

"Tapi nay"

"Jichuu aku mengantuk"

"Baiklah ayo kita tidur" semoga mereka baik baik saja dan perasaan ini hanya perasaanku saja. Lanjut jisoo dalam hati sebelum tertidur di samping nayeon.

-----------------

"Rene aku tak sanggup" bisik wendy namun masih terdengar oleh irene karena suasa yang sangat sepi.

"Bertahan lah wendy, kita harus bisa menyelesaikan permainan ini" balas irene seraya berbisik juga.

"Tapi aku---"

Brak

Pintu perpustakaan terbuka lebar menampakan sosok yena dengan kapak yang berlumuran darah.

"Keluarlah~"

"Aku tau kalian ada di sini~"

"Aku janji, tak akan menyakiti kalian, aku hanya akan membunuh kalian saja kkk~"

Yena menyusuri perpustakaan pribadi itu dengan kaki yang terseok seok juga dengan kapak yang di seret.

Jantung wendy dan irene berdetak dua kali lebih cepat, mereka gugup, keringat dingin sudah membasahi diri mereka masing masing. Tanpa sadar mereka menahan nafas mereka.

"Ayo keluarlah~"

"Aku ingin kita bermain lalu aku akan membunuhmu kkk"

Yena sudah dekat dengan tempat persembunyian irene, irene makin gelisah tanpa sadar ia menggigit bibir bawah nya.

Yena makin dekat dekat dengan tempat irene, wendy yang melihat nya takut bukan main. Ia berdoa semoga irene dan dirinya baik baik saja.












Brak




































"Sial"






















•TBC

Vote and Comment!

Petak Umpet •Blackvelvet• [Selesai]Where stories live. Discover now