3. Akhir Pagi

3.1K 145 10
                                    

Kapan lagi pagi itu datang? Saat raga terbangun dalam kebiruan yang menenangkan. Andai dewasa tidak pernah menjemput, masihkah pagi itu datang?

Terik menyengat di atas kepala orang-orang yang Usman lewati. Lelaki itu mengayuh lambat-lambat pedal becak dayungnya, berharap salah satu di antara ratusan orang yang berlalu-lalang ini ada yang berniat membeli jasanya.

Pasar selalu ramai, kotor, berisik dan ditambah dengan hiruk-pikuk semraut yang membikin pening kepala. Tak heran, jika perdebatan seringkali terjadi di tempat ini. Kendati begitu, tempat ini selalu menjadi tujuan orang-orang yang datang untuk berniaga. Penjual, pembeli, pencopet, pengemis——bahkan tukang becak seperti Usman berkumpul di tempat ini demi mengais rezeki.

Usman mendesah tatkala becak yang dikayuhnya dengan lambat-lambat telah sampai di ujung pasar. Sudah beberapa kali Usman berkeliling pasar dengan harapan akan mendapatkan penumpang. Tapi sepertinya orang-orang terlalu sayang untuk membagi sedikit rezeki mereka padanya. Uang lima ribu saja begitu sulit untuk didapatkan Usman.

Usman kembali mengayuh becaknya dengan lesu. Dari sejak pukul 6 pagi Usman sudah keluar rumah untuk mencari nafkah, tapi hingga lewat tengah hari, Usman hanya mendapatkan sedikit penumpang yang mau menyewa becaknya.

Krisis ekonomi menyebabkan harga bahan-bahan pangan melonjak, membuat banyak ibu-ibu lebih memilih naik angkutan umum untuk menghemat uang belanja ketimbang menyewa jasa becaknya. Kemunculan becak bermotor juga ambil andil dalam berkurangnya penumpang Usman.

Pagi tadi Usman hanya mengangkut anak-anak sekolah yang seorangnya membayar upah senilai seribu rupiah. Beberapa kali juga Usman bolak-balik ke pasar mengantar ibu-ibu yang hendak berbelanja, lalu tengah hari ini ia juga hanya mengangkut anak sekolah, itu juga yang menumpang becaknya tadi pagi.

Usman sudah berusaha sebisanya, tapi pendidikan yang rendah dan minimnya lowongan pekerjaan membuat Usman tidak menemukan jalan lain untuk dapat keluar dari jerat kemiskinan. Rantai kemiskinan begitu sulit untuk diputuskan, jika miskin orangtuanya maka anaknya pun juga akan begitu. Sedangkan para hartawan menumpuk uangnya agar tak habis sampai ke keturunannya yang ketujuh, maka kaya-lah hidup anak, cucu, serta cicitnya.

Mengeluh pun sudah tak terasa melegakan lagi baginya. Usman sudah lelah terus-terusan mengeluh dari sejak dirinya masih muda. Kini yang bisa Usman lakukan hanyalah pasrah pada nasib. Cukup tak cukup, memang segitulah jumlah yang mampu Usman berikan pada keluarganya.

Total uang yang ia dapatkan hari ini adalah Rp.75.000,- sementara Usman masih harus menyetor kepada pemilik becak senilai Rp.50.000,- Alhasil hanya Rp.25.000,- yang akan ia berikan untuk nafkah keluarganya.

Usman percaya anak yang lahir sudah memiliki jatah rezekinya masing-masing, tapi tentu saja pada jaman sekarang tidak cukup hanya sekadar 'hidup'. Standar kehidupan kian meningkat dari waktu ke waktu. Kalau dahulu tamatan SD saja sudah bisa kerja di pabrik, maka sekarang pabrik menetapkan persyaratan hanya menerima karyawan untuk tamatan SMA. Mungkin memang Usman hanya bisa menghidupkan anaknya, tapi untuk membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik darinya ... Usman tidak mampu. Pasrah pada Tuhan pun hanya menjadikan dirinya objek cibiran orang. Seluruh tetangga mengganggap dirinya kepala keluarga yang gagal memakmurkan hidup istri dan anaknya.

Tak akan pernah habis kalau memikirkan omongan orang, selama dirinya tidak mengganggu atau meminta makan pada orang lain, maka tidak perlu ia ladeni orang-orang seperti itu.

Langkah gontai Usman berhenti di sebuah rumah setengah permanen, rumah kontrakannya, yang mana juga sudah menjadi habitat bagi serangga serta hewan pengerat. Rayap menggerogoti tiang kayu, kusen jendela hingga pintu. Semut membuat sarang di sudut-sudut rumah yang bilamana sedang musim hujan, koloni itu akan keluar seluruhnya untuk mencari sarang baru di bagian sudut yang lain. Adapula Tikus Rumah yang dapat menularkan Pes ikut tinggal di rumah mereka, seakan menambah beban Usman untuk menghidupi hewan pengerat yang suka menggerogoti barang-barang itu.

GADIS KERANG [SELESAI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora