[Part 15] 涙 ~ Namida

4.9K 496 98
                                    

行春や 鳥啼き魚の 目は泪

Yuku haru ya

Tori naki uwo no

Me ha namida

Spring is passing.

The birds cry, and the fishes fill

With tears on their eyes

---

Erlangga meraih ponsel dari tangan Utari dan menjawab pertanyaan dari ibu mertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erlangga meraih ponsel dari tangan Utari dan menjawab pertanyaan dari ibu mertuanya.

"Jadi anda benar-benar ingin bertemu dengan kami?"

"Sebenarnya, Amba yang ingin menemui kalian, menemuimu lebih tepatnya. Sepertinya ada beberapa hal yang ingin dia sampaikan kepadamu dan juga penyesalannya karena meninggalkanmu di hari pernikahan."

"Ah, begitu rupanya, sepertinya dia baru ada waktu setelah lama berlibur di luar negeri bersama lelaki yang kabur bersamanya?"

Marinka mencoba meyakinkan Erlangga.

"Lelaki itu ternyata bukanlah lelaki yang baik, Amba hanya terpesona sesaat saja, tentu dia menyesali perbuatannya dan kupikir alangkah baiknya jika kalian bertemu."

Erlangga menatap Utari.

"Ah, boleh, karena saya sibuk akhir-akhir ini, bolehkah saya mengajak ayah, ibu dan sepupu-sepupu saya? Sepertinya restoran milik Chef Alkhantara yang baru dibuka di pusat kota bisa menjadi rujukan menarik. Ibu saya menyukai masakan Jepang sementara ayah saya menyukai masakan Jawa-Eropa, itu bisa dijadikan satu tabel dan kedua sepupu saya, mereka menyukai hidangan Inggris yang mewah. Nanti akan saya kirimkan list nya, apa saja yang harus dipersiapkan Amba, dan ya, jangan lupa siapkan hadiah yang cukup menarik dan sesuai dengan permintaan maafnya..."

"Tapi...tapi..."

Marinka mengerang kesal saat mneyadari telepon telah ditutup.

"Bocah kurangajar itu!"

Amba menatap ibunya.

"Kenapa?"

"Dia sengaja meminta restoran yang mahal dan memberikan list menu yang akan dimakan keluarganya. Belum lagi dia memberimu kode untuk menyiapkan hadiah sebagai permintaan maaf karena kabur di hari pernikahanmu. Nah, apa kau yakin Erlangga itu benar-benar orang kaya? Jika dia benar-benar kaya, tidak mungkin dia begitu pelit kepada ayahmu. Ya, kuakui dia menyuntikkan dana ke perusahaan kita, tetapi pengelolaan laporan keuangan ditangani oleh stafnya, dan lebih parahnya lagi, sebagian keuntungan ditransfer ke rekening ayahmu. Mama sudah tidak bisa lagi meminta banyak hal karena uang itu digunakan ayahmu untuk mengangsur sebagian utang masa lalunya! Kondisi ini benar-benar membuatku gila, apa tidak sebaiknya kau mencari lelaki yang benar-benar kaya? Memang kita sudah tidak dikejar Debt Collector, tetapi rasanya membosankan selalu berada di rumah dan tidak mampu lagi shopping sesuka hati!"

US - Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang