Chapter 8

1.8K 255 49
                                    












Wooseok mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Terlihat jam yang terpajang di dinding kamarnya saat ini sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Wooseok lalu menundukkan kepalanya dan menemukan Seungyoun masih terlelap di dalam pelukannya.

Wooseok tersenyum samar. Ia masih mengingat dengan jelas, terakhir kali ia tidur bersama Seungyoun dulu adalah ketika mereka masih sama-sama berusia 4 tahun. Setelah masuk taman kanak-kanak, Wooseok langsung meminta dibuatkan kamar sendiri karena teman-temannya selalu menertawakannya yang tidur bersama Seungyoun.

Kini Wooseok baru menyadari dirinya begitu bodoh saat itu. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika tubuh Seungyoun bisa membuatnya merasa hangat ketika ia memeluknya. Lima belas tahun ia melewatkan kesempatan untuk bisa menjadi orang pertama yang melihat wajah polos Seungyoun yang masih terlelap layaknya seorang malaikat itu setiap pagi.

Baru kali ini Wooseok menyadari kalau tidak kembar identik dengan Seungyoun itu bukanlah hal yang buruk. Sangat menyenangkan malah. Ia bahkan tidak tahu bagaimana jika ia dan Seungyoun itu kembar identik. Mungkin memang lucu jika melihat orang lain memiliki wajah yang sama dengannya. Namun lama kelamaan ia pasti akan merasa bosan. Lagipula, kepribadian Seungyoun juga sangat tidak cocok dengan wajah milik Wooseok.

Wooseok mengecup kening Seungyoun lembut sebelum perlahan ia melepaskan pelukannya. Dengan sangat hati-hati, ia lalu bangkit dari tempat tidurnya. Setelah memastikan Seungyoun masih tertidur dengan nyaman, Wooseok kemudian keluar dari kamarnya.

Wooseok menghentikkan langkahnya di depan ruang kerja Mr. Cho. Ia mengetuk pintu di depannya itu dengan sedikit keras.

"Siapa?" Seru sebuah suara dari dalam. Tepat seperti dugaan Wooseok, Mr. Cho tengah berada di sana.

"Wooseok, Appa." Jawab Wooseok.

"Ah~ masuklah, Wooseok-ah." Seru Mr. Cho lagi.

Wooseok meraih knop pintu itu lalu membukanya. Matanya segera menemukan Mr. Cho tengah duduk di atas meja kerjanya dengan beberapa berkas di hadapannya.

Melihat kedatangan Wooseok, Mr. Cho langsung menutup berkas yang tadi dibacanya. Ia lalu mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Wooseok.

"Ada apa, Wooseok-ah?" Tanyanya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Appa," Jawab Wooseok dengan wajah serius membuat Mr. Cho mengangkat alisnya, "Tentang Seungyoun," Lanjutnya kemudian.

Mr. Cho berdecak, "Ada apa lagi dengan anak itu? Apa dia mengganggumu?"

"Sampai kapan Appa akan terus berpikiran buruk pada Seungyoun?"

Mr. Cho mengerutkan keningnya, "Apa yang kau bicarakan?"

"Sampai kapan lagi Appa akan terus memandang Seungyoun dengan sebelah mata? Appa selalu melihat Seungyoun hanya dari satu sisi saja. Apa Appa tidak pernah memikirkan perasaan Seungyoun?" Seru Wooseok. Emosi terpancar jelas dari suara bass-nya itu.

Mr. Cho bangkit dari kursinya, "Sejak kapan kau berani berbicara sekasar itu pada Appa, Cho Wooseok?!"

"Aku hanya ingin Appa tidak berbuat kasar lagi pada Seungyoun!  Appa sudah keterlaluan!" Seru Wooseok lagi tanpa mengindahkan tatapan tajam dari Mr. Cho.

"Jaga bicaramu, Cho Wooseok! Kau tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya! Apa Seungyoun yang mengajarimu untuk menentang Appa, huh?!"

Wooseok mendengus, "Seungyoun tidak pernah mengajariku menentang Appa! Selama ini Appa selalu memperlakukan Seungyoun dengan buruk, tapi Seungyoun tidak pernah menentang Appa, bukan? Seungyoun selalu melakukan apa yang Appa perintahkan! Seungyoun bahkan tidak protes saat dia ditinggal sendirian di Cheonan dan Appa tidak mengijinkan aku ataupun  Eomma  untuk mengunjunginya!"

Love For YouTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon