Lima: Pergi.

4.9K 686 49
                                    

Pesawat berbadan besar meninggalkan kota Paris, penerbangan eksekutif ini menuju Korea Selatan tanpa pemberhentian.

Lisa menutup lap top-nya lantas melepas kacamata yang ia kenakan, pandangannya lurus menatap tumpukan kertas dalam map.

Gadis itu menghela, menarik napas sejenak, kemudian mengambil ponsel yang tergeletak di meja, ia menghidupkan benda tersebut, beberapa notifikasi sebelum pesawat lepas landas terlihat memenuhi layar kunci, sebagian besar berasal dari kekasihnya.

Ia melempar asal ponsel tersebut pada meja, lantas memijat pelan dahi, matanya memejam sebelum akhirnya memutuskan untuk meluruskan kaki.

"Tidur, kau pasti lelah."

Lisa buru-buru menurunkan kakinya dari sofa lantas membenarkan rok konservatif hitam yang sedikit menyingkap, ia menoleh. "Aku sedang berusaha tidur jika kau tidak mengejutkanku."

Pria tersebut terkekeh, menggeser paksa tubuh Lisa kemudian duduk disamping gadis tersebut dengan kaki kiri yang bertumpang. "Harusnya kau senang, dapat melepas rindu bersama pujaan hati."

Lisa menatap pria tersebut. "Wawancara resmi atau perhitungan hari dimulai esok."

Pria itu mengagguk. "Oke."

Lisa menggeser duduknya, punggungnya bersandar pada lapisan sofa berbahan kulit asli, pramugari hilir mudik tersenyum ramah, "Kenapa tidak tidur?"

"Tidak mengantuk, mungkin."

"Kenapa?"

"Banyak pikiran, kau sendiri?"

"Sama."

"Kau punya pikiran?"

"Kau pikir aku apa? Hewan saja kalau tidak makan harus berpikir bagaimana mencari makanan."

Jungkook mengagguk kepada pilot yang keluar dari kabin, ramah menyapa penumpang, lantas tertawa kecil bergurau pada anak kecil samping duduknya yang cemas kenapa pilot meninggalkan kokpit.

"Kau orang sibuk yang hobi berpergian, tapi sejauh ini tidak pernah melihat sekertarismu, kau punya sekertaris atau tidak?"

Jungkook menoleh. "Tentu saja punya, tapi aku tidak suka mencapurkan urusanku dengan orang lain."

"Loh, kan dia bagian dari perusahaanmu?" Lisa bertanya, dahinya mengkerut bingung.

"Terlalu rumit untuk dijelaskan. Omong-omong, kekasihmu juga menjadi sekertaris?"

"Iya, di perusahaan besar."

Jungkook menjentikkan jarinya. "Menarik, kenapa kau tidak ikut dia atau paling tidak dia yang mengikutimu?"

"Kenapa?"

"Ya, tidak apa-apa."

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Lisa menegaskan.

"Pertanyaan apa?"

"Pertanyaan soal kau seperti teroris atau berkepribadian ganda, janjimu soal makan malam sudah ditunaikan, sekarang aku menagih jawaban."

Jungkook terkekeh, ia menatap Lisa. "Dengar, kepribadian seseorang itu sebenarnya bukan hanya tunggal atau ganda, melainkan beribu, paham?"

"Maksudnya?"

"Ya bukan sesederhana yang dinalar, contohnya ketika kau bertemu denganku pertama kali, aku sosok yang angkuh, bisa jadi yang kau lihat adalah aku dengan salah satu kepribadian tersebut."

"Hah?"

"Juga soal teroris, aku bukan teroris yang terang-terangan meletakkan bom di sembarang tempat, aku yakin puluhan ribu pesawat tempur dengan kapal induk sekaligus tidak akan sanggup menangkapku."

With || Lizkook✔Where stories live. Discover now