Bab 15: Pengakuan Ares

102K 12K 170
                                    

"Beritahu aku, Alastair! Apakah Ares memang suka menggoda wanita seperti itu?" Jill bertanya nyaris meledak. Gadis itu selalu merasa tersipu sekaligus frustasi jika mengingat apa yang Ares lakukan padanya selama lima malam berturut-turut ini.

Ares kini mengunjungi Jill setiap malam, untuk meminta gadis itu membacakan cerita menarik yang dia tahu. Jill cukup kewalahan karena rasa ingin tahu Ares yang tinggi.

Jill sudah selesai menceritakan karya Shakespeare yang didominasi percintaan. Jill juga berkisah tentang Alexander the Great, kisah perang salib, dan Napoleon Bonaparte. Tidak lupa Jill juga berkisah tentang Atlantis serta peradaban Mesir kuno yang menakjubkan. Jill bukan penggila sastra atau semacamnya, Jill hanya suka menonton film termasuk dokumenter.

Yang membuat Jill selalu merasa lelah adalah debaran jantungnya selalu menguat riuh setiap kali di dekat Ares. Dewa perang itu kerap kali memeluknya, memainkan rambutnya dan mencium jarinya serta bernafas dekat di telinganya. Ares jelas melakukan itu dengan sengaja karena dia suka melihat reaksi malu istrinya.

Alastair mengangkat bahunya sambil tertawa canggung. Kini dia sedang mengawal Jill menjelajah kebun di daerah kekuasaan Ares. Mencari beberapa buah dan rempah untuk dijadikan bahan masakan. Ares tidak mengijinkannya ke dapur setiap hari, sehingga Jill hanya bisa memasak sekali seminggu.

"Saya tiba di istana Ares ketika saya berumur delapan tahun. Kini sudah dua puluh tahun berlalu dan saya tidak pernah melihat kekasih lain dari Ares selain Aphrodite. Jadi saya tidak bisa berkomentar soal itu," Alastair menjawab. Jill menghela napas. Masih tersisa kurang dari seminggu sebelum ulang tahun Portia yang ke Sembilan belas tahun. Jill merasa pada waktunya nanti dia tidak akan bisa menolak Sang Dewa Perang jika hendak tidur bersamanya.

Apakah Jill membenci sentuhan suaminya? Tentu saja Jill menyukainya dan hampir menyerah karenanya. Namun Jill menganggap itu tidak adil baginya, Ares secara alami memiliki keelokan fisik dan feromon yang sulit ditolak wanita manapun. Jill benci akan fakta kalau Ares memang adalah sosok pria dengan pesona tinggi dan sulit diabaikan. Wajar saja, karena dia terlahir sebagai seorang Dewa.

Masalahnya adalah, kalau Jill melakukannya, dia akan merasa sangat bersalah. Karena tubuh cantik yang dihuninya saat ini bukanlah milik Jill.

"Apakah benar kalau Anda akan ikut Ares ke Thebes besok?" Alastair bertanya.

"Iya, Ares sendiri yang mengajakku," jawab Jill.

Alastair tampak berpikir, dahinya sedikit berkerut.

"Ada apa? Apa ada yang ingin kau katakan padaku?" Jill balas bertanya"

"Tidak ... Hanya saja, selama ini yang aku tahu tidak ada manusia yang bisa kembali ke tanah manusia setelah menginjakkan kakinya di Olympus," Alastair mengutarakan kebingungannya.

"Entahlah, Ares bilang akan menjagaku. Mungkin itu hanya cerita yang dibuat untuk mencegah manusia mendekati Olympus," Jill berpendapat.

"Kalau begitu kita harus percaya pada Ares. Dia adalah salah satu dewa paling kuat di Olympus saat ini. Dia tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Anda." Alastair mengangguk meyakinkan.

"Iya aku tahu." Jill tersenyum, dia merasa aman orang-orang kuat seperti Ares dan Alastair menjaganya. Jill sering mendengar desas desus kalau Olympus sesungguhnya adalah tanah terkutuk yang dipenuhi monster, sehingga hanya kaum Dewa yang bisa menghuninya.

Namun selama hampir satu kali purnama Jill menetap di Istana Ares, dia tidak melihat seekor pun monster selain kepala banteng yang dihadiahkan Ares untuknya.

"Putri Portia, Anda sangat beruntung karena Ares sangat peduli dan menjaga Anda," ujar Alastair bersimpati. Kehangatan yang aneh tiba-tiba memenuhi hatinya. Jill bagai mendapatkan pencerahan. Apa mungkin Ares melakukan segala perhatian dan sentuhan itu karena menyayanginya?

***

Selepas makan malam Ares mengajak Jill berjalan-jalan di kebunnya. Jill dibawa lagi ke danau yang pernah mereka singgahi berdua. Cuaca hari ini sangatlah cerah, bahkan angin pun enggan bertiup.

Jill mendengar suara jangkrik dan katak bersahutan di sekitar danau, menciptakan suasana hening dan menenangkan. Bulan purnama bersinar terang dengan cahayanya memantul di air danau yang jernih. Menciptakan pendar cahaya kebiruan yang romantis.

Jill diminta Ares untuk merebahkan punggungnya di atas sebidang rumput yang rimbun. Itu adalah jenis tanaman rumput yang berdaun lebar sehingga tidak tajam. Malah terasa nyaman dan dingin ketika menyentuh kulit Jill.

Jill seketika terpesona akan langit yang menaungi dirinya. Rangkaian bintang di Galaksi Bima Sakti berkelap-kelip cantik. Membuat mata Jill seakan terhipnotis. Samar dan perlahan Jill menyaksikan para bintang itu bergerak. Apakah itu semacam ilusi optik? Atau karena rotasi bumi? Jill tidak peduli. Yang pasti mereka sangat indah.

Di masanya; kondisi bumi sudah dipenuhi polusi dan bahkan ketika malam hari lampu terlalu terang. Nyaris tidak ada tempat dimana Jill bisa mengamati bintang selain planetarium. Namun di sini, di masa Yunani kuno belum ada lampu. Langit sedang sangat cerah dan bintang-bintang bisa dengan jelas terlihat dengan mata telanjang.

Selama hidupnya Jill selalu tertarik pada sains. Sayangnya dia membenci matematika. Seandainya otak Jill mampu mencerna rumus fisika dan matematika, Jill mungkin sudah menjadi ilmuwan atau astronot.

"Portia, kisah apa yang mau kamu ceritakan padaku hari ini?" Ares mulai berbicara. Jill terdiam, dia kehabisan ide cerita.

"Bagaimana kalau hari ini Anda yang menceritakan sesuatu pada saya," Jill berujar.

Ares tampak berpikir, dia yang juga berbaring sambil memandang angkasa tampak memberikan tatapan aneh. Seperti tengah merindukan sesuatu.

"Portia, apa kamu lihat bintang paling terang di sebelah sana?" Ares menunjuk ke arah gugusan bintang. Jill awam masalah astronomi, dia tidak pernah serius mempelajari galaksi dan konstelasi bintang. Jill hanya mengangguk.

"Sebelum kami menghuni Bumi dan disembah para manusia, kami tinggal di sana," kata Ares yang segera memantik keingintahuan Jill.

Apa Ares baru saja mengatakan kalau dia bukan berasal dari Bumi? Jill terkesiap mendengar pengakuan itu.

The Bride Of OlympusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang