Prolog (REPUBLISH)

344K 24.8K 2.8K
                                    

Selamat datang di cerita My Perfect Ikhwan.

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Terimakasih

___________

"Afrah nggak mau Abaaah. Afrah nggak mau nikah sama laki-laki saleh." Afrah memberenggut di kursi pojok.

Kedua orang tua dan satu adiknya geleng-geleng kepala heran.

Afrah, wanita yang memakai kerudung segi empat hitam itu masih menatap siaga sembari duduk di sigle sofa. Ia sedang menolak habis-habisan rencana perjodohan yang diusulkan sang Abah.

Abah menghembuskan napas, terkekeh sebentar. "Afrah. Abah tuh, udah pusing sama kamu. Umur Afrah udah 24 tahun, udah nggak pantes buat main-main."

"Afrah nggak mau main-main Abah. Afrah nggak mau nikah sama cowok saleh kayak Mas Ibra."

"Loh, Afrah ini bagaimana? Afrah mau punya suami koruptor? Pencuri? Atau apa?" sang Umi ikut berkomentar, menatap anak gadisnya bingung.

"Lagi pun, apa kekurangan Ibra? Saleh, mapan, tampan. Menurut Abah dia cocok sama kamu."

"Abah, ih." Afrah makin memanyunkan bibirnya. "Mas Ibra tuh, terlalu saleh. Cowok saleh tuh, rentan poligami, mengatas namakan agama untuk menduakan wanita."

Afrah menjelaskan. Dirinya memang baru hijrah, dan sedang mencoba istiqomah. Bahkan, Afrah baru memakai hijab dan pakaian tertutup sekitar beberapa tahun yang lalu. Afrah benar-benar belum siap untuk menikah.

Apalagi dijodohkan dengan ikhwan alim. Bisa mati Afrah menghadapi laki-laki seperti itu. Afrah belum terlalu paham ilmu agama. Afrah juga belum menghapal Al-Qur'an, suara mengaji Afrah pun, masih pas-pasan. Masih suka lupa tajwid-tajwidnya.

"Nggak gitu semua kok Afrah," Abahnya berkata lembut.

"Lagian kenapa sih, Abah malah milih Mas Ibra buat dijodohin sama Afrah?"

"Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib pernah berkata. 'Akan aku nikahkan anak perempuanku dengan lelaki yang bertaqwa. Karena apa? Jika lelaki itu mencintainya, ia akan memuliakannya. Jika ia tidak mencintainya, maka ia tidak akan menyakiti'." Abah menjeda. "Berlandaskan itu, Abah mau menikah 'kan Afrah dengan Ibra."

Afrah diam, mendengar perkataan sang Abah. Afrah tau keluarganya hanya ingin yang terbaik, terlebih, sosok yang dijodohkan dengan Afrah juga memang bagus akhlaknya. Tapi tetap saja, Afrah tidak yakin.

Bagi Afrah, pernikahan bukan hal main-main. Serta wanita mana yang mau berbagi suami, meski balasannya surga? Mungkin memang ada tapi ... Afrah masih belum yakin bisa melalukan hal yang sama. Intinya, Afrah tak ingin dipoligami.

Di tv-tv, biasanya, kebanyakan yang mempoligami itu 'kan, ustadz-ustadz, orang-orang agamis. Nah, dari situ Afrah jadi sedikit trauma, sedikit takut menikah dengan orang agamis. Tapi ketika melihat keinginan sang Abah, keinginan keluarganya, Afrah jadi sulit menolak. Lagi pula umurnya sudah 24 tahun, jadi Bismillah, Afrah akan coba ikhlas menerimanya.

"Yaudah, Afrah mau." Afrah menurut. "Tapi kalau suatu hari Afrah dipoligami, Afrah mau minta perusahaan Abah buat Afrah."

"Iya, Abah kasih perusahaan Abah buat Afrah. Tapi kalau Afrah dipoligami aja yah?"

《¤¤¤¤¤》

Instagram: resa_anisa_
TikTok: resa_aanisa_

My Perfect Ikhwan [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang