Anna - Defla - Zahra

2.8K 141 3
                                    

Pagi-pagi sekali segumpal awan hitam menyambut. Namun, tidak dengan hujan.  Walau sejatinya hujan turun, tapi kini ia lebih memilih tetap bertahan. Tidak membasahi bumi. Seluruh santri kyai hasbullah serentak libur satu bulan lamanya.

Namun, pulang awal tidak berlaku bagi sebagian pengurus pondok. Salah satunya Fahmi dan Arif. Para santri mondar-mandir mengecek barang bawaannya. Fahmi dan Arif sedang bertugas menjaga gerbang depan.

"Fahmi, lihat" arif menunjuk mobil hitam yang semakin mendekat ke arah ndalem.

"Hmm...?"

"Disana itu ada bidadariku dan satunya lagi perempuan bercadar". Fahmi menatap Arif lekat-lekat tidak percaya.

"Ini serius! Kemarin itu neng Anna diutus kyai hasbullah untuk jemput neng yang bareng kita dulu itu loh"

"Oh.. Neng Al yaa?"
Al adalah nama yang lumrah didengar. Sedangkan zahra adalah panggilan dari Fahmi seorang.

Mobil hitam itu berada tepat didepan Fahmi dan Arif. Kaca mobil yang tidak begitu gelap berhasil membuat Fahmi menatap wajah zahra yang samar-samar. Didalam mobil, zahra juga sedang menatap ke arah fahmi. Tatapan keduanya pun jatuh di objek yang sama.
Fahmi hanya bisa mengukir senyum 'selamat datang' pada zahra.

                                  * * *

Pukul 13.15 pondok pun sepi. Fahmi, arif dan sebagian pengurus yang bertugas telah selesai tanggungannya. Fahmi dan Arif berjalan tertunduk takdzim sebab, didepannya ada Anna dan Zahra yang sedang memperhatikannya. Tepukan Arif kini menghentikan langkahnya.

"Fahmi, ada zain" ucap arif menunjuk ke arah zain. Bukan zain yang kini fahmi tatap. Namun defla yang berdiri tepat disamping zain.

Melihatnya, mengingatkan Fahmi pada luka lama. Luka yang mulai berangsur membaik, namun kedatangannya saat ini seakan mencoba mencabik luka itu kembali.

Kini ia berada ditengah halaman ndalem. Ia berdiri tegap menatap, perempuan yang mengaguminya, perempuan yang pernah ia kagumi, dan perempuan yang saat ini ia kagumi. Anna, defla dan Zahra. Kini mereka tepat didepan fahmi.

Dilihatnya defla yang mengulur senyum untuknya, Anna yang tengah menatap penuh harap ke arahnya dan Zahra yang tengah memalingkan wajahnya. Fahmi tetap berdiri berusaha mengartikan isi hatinya.

"Zahra" sontak membuat Defla dan Anna mengalihkan pandangannya pada Zahra.

"Apa kabar Nadhom Alfiyah kesayanganku? Baik-baik sajakah?"

Zahra tertegun seketika.

"udah kujual ke tukang loak depan pondokku"ledeknya.

"baguslah, semoga berkah untuk bapaknya"ucapnya sambil tertawa pelan.

Anna menatap kecewa ke arah fahmi, sedang defla mencoba menenangkan hatinya, yang di buat sakit karena obrolan singkat Mereka berdua.

jika takdirmu bukan aku  (TAMAT)Where stories live. Discover now