10

2.8K 192 1
                                    

Di salah satu pabrik senjata milik Sasuke yang berada di Tokyo terlihat sangat sepi, memang tak ada kegiatan di hari itu tapi ada seseorang dibalik semak semak yang sedang mengintai. Orang dengan wajah menyerupai hiu kini pelan pelan berani masuk kedalam bangunan, tentu lewat jalan yang tak biasa. Dia tahu targetnya berada didalam salah satu ruangan penting disini.
Dia mencari ruang penyimpanan bahan yang mudah terbakar, tapi aksinya ini telah diketahui oleh juugo salah satu anggota Taka yang diberi tugas Sasuke untuk memegang kendali pabrik miliknya diwilayah tersebut.
Juugo masih mengintip orang yang mencurigakan disana sampai api dari korek hampir mengenai bubuk mesiu
‘bodoh kalau api terkena bahan amunisi dia juga akan ikut meledak dan seluruh isi tempat ini, apa dia ingin melakukan bunuh diri?’
Juugo telah masuk kedalam perangkap musuh, yang sebenarnya terjadi dia memasukkan bom waktu disekitar tumpukan
“Hei siapa kau, apa yang telah kau lakukan disana?” Juugo menghampirinya
“Keh akhirnya kau keluar juga”
KRASHHHHH tanpa melihat orang yang memanggilnya pelan pelan dia berbalik menatap lawannya, Pisau lipat telah melukai perut Juugo,juugo menghindar berjalan mundur sampai punggung tak sengaja menekan tombol darurat. Sirine pun berbunyi.
“cih merepotkan” dia pergi begitu saja dengan cepat
“Tunggu sialan”
DOR DOR
“Dia bagaimana dia bisa disini? Juugo apa yang terjadi? Aku panik mendengar sirine berbunyi”
“Apa kau mengenalnya? Dia meletakkan sesuatu disini aku akan memeriksanya, kau cepat kejar dan bunuh dia”
“Dia Kisame anggota Akatsuki aku akan mengejarnya, segera obati lukamu”
.
.
Deidara hanya mendecih dan bergumam tidak jelas atas kematian rekannya Sasori “Tidak berguna” rencana B akan dia lakukan  “Akan sangat merepotkan jika aku mengebom kota aku tak ingin publik mengetahui keberadaaku”
Deidara menuju ke hutan yang lumayan jauh dari hiruk pikuk kota, dia kabur sementara waktu untuk memasang jebakan , biarlah bawahan kelas teri menghambat untuk sementara “Aku ingin pekerjaan ini cepat selesai”
.
.

Sementara itu dikediaman Sasuke, Itachi menceritakan semua apa yang terjadi disana setelah yakin alat apapun seperti penyadap sudah dilenyapkannya. Cerita dari bagaimana dia dijebak sampai diancam, Sasuke mengepal tangannya kuat dia sempat berpikir apa yang dikatakan kakaknya memang benar atau hanya karangan belaka untuk menjebaknya dia harus bersikap waspada juga kalau terjadi yang tidak diinginkan. Jangan terlalu percaya dan buktikan semua perkataannya itulah akhir kesimpulan isi pikiran Sasuke, Akatsuki sudah bergerak pasti bukan dirinya saja yang sedang kesulitan, Naruto pasti dalam keadaan yang sama.
Sasuke tetap mendengarkan Itachi bicara tapi matanya menatap tajam mencari kebohongan dalam raut wajahnya. Setelah hampir 15 menit Itachi bicara panjang lebar akhirnya Sasuke angkat bicara “Siapa saja yang bergerak untuk membunuh kami” Sasuke masih menatap menyelidik tajam ke Itachi
“Kisame, Deidara, dan Sasori tapi aku tak tahu dimana keberadaan mereka, alat komunikasiku sudah kubuang jadi tak ada pemberitahuan” Itachi mencoba meyakinkan
“Mungkin mereka masih beraksi, kalau apa yang kau bicarakan itu benar kau pasti mau membantuku untuk membunuh mereka kan?”
“Yah tentu aku ingin balas dendam dengan apa yang sudah mereka lakukan terhadapku”
Mereka bergegas pergi untuk membantu Naruto dan yang lainnya, Sarada sudah dibawa pergi dengan Sakura  kerumah sakit dia bekerja.
Diperjalanan  mereka tetap dalam diam tenggelam dengan pikiran mereka masing masing “Kau bilang tadi pemimpin Akatsuki bukan Pain tapi Madara?” Sasuke membuka percakapan sambil menyetir
“Ya benar”
“Mengapa dia mengirimmu untuk membunuhku? Apa dia tak terpikirkan kalau kau akan kabur dari dia?”
“Aku selalu diawasi 24 jam mungkin orang yang mengawasi tahu aku pergi denganmu”
“Bodoh mengapa tak bilang dari tadi, harusnya kita membuat rencana untuk mengecohnya”
“Percuma itu hanya membuang buang waktu, toh kita nanti juga akan berperang antar kelompok, Madara hanya memanfaatkanku sebagai pemasok senjata yang tak terkira jumlahnya, dia tidak benar benar menganggap diriku sebagai anggotanya”
“Mengapa dia ingin sekali berperang? Apa tujuannya yang sebenarnya”
“Kau tidak mendengarkanku tadi sewaktu aku menceritakan semuanya kau masih meragukanku? Ingat Sasuke, Madara dulu juga keluarga dari Uchiha dia ingin balas dendam pada semua orang yang telah menghinanya dan membuangnya terutama klan Uchiha dan masih banyak lagi tujuannya yang belum aku ketahui”
“Tapi mengapa dia buang?”
“Dia melakukan percobaan mengerikan, kau pernah melihat orang yang mati dapat dihidupkan kembali? Kau pernah melihat ada orang yang mempunyai kekuatan seperti hulk? Dan yang paling mengerikan kau pernah melihat orang dengan tubuh atau wajahnya diubah seperti binatang?” *jadi teringat film thriller*
Sasuke menggeleng ragu apa maksud ucapan kakaknya, tak masuk akal
“Dia melakukan penelitian dan uji coba manusia, dia membedah dan mengotak atik isi perut dan kepala manusia, dia memang sadis dan tak berakal sehat Sasuke”
“. . . . .” Sasuke bergidik ngeri mendengarkan siapa itu Madara
“Dan yang aku dengar kelompok Akatsuki hanyalah tempat persembunyiannya, sebenarnya dia masih mempunyai organisasi yang benar benar dia buat sendiri mereka beranggotakan dari klan Otsusuki”
Cittttt *mobil mendadak berhenti*
Mereka dihadang oleh seseorang berambut putih panjang dengan dua tanda hitam bulat didahinya
“Cih seperti dia contohnya, dia juga hasil dari uji coba Madara”
.
.
Setelah semua musuh dikalahkan Naruto ingin semua anggotanya kembali ke markas untuk rapat. *markasnya bukan hanya di bawah kasino, masih banyak tempat untuk dijadikan markas oleh Naruto*
Saat ini mereka semua sudah berkumpul di sebuah rumah sederhana dipinggiran kota yang agak sepi penghuni tidak jauh dari lokasi pertarungan tadi.
“Tunggu dimana Hinata?” Tanya Naruto setelah sampai ditempat sambil memegang perutnya karena terluka
“Mereka belum sampai? Hubungi mereka Shikamaru kita akan menunggu”
“Baiklah”
“Tunggu siapa Hinata?” Kiba sibiang ribut itu menatap Naruto bingung begitu juga anggota lainnya kecuali Shikamaru
“Dia anggota baru kalian akan tahu nanti”
.
.
Boruto sekilas melihatnya dia kabur dengan mobil menuju hutan belantara jauh dari kota, kini Hinata dan Boruto masih mengejarnya, hinata sedang mengendarai motornya sibuk salip menyalip antara kendaraan lain lalu Boruto sibuk dengan ponselnya mengontrol drone yang sudah dimodif mengikuti arah mobil Deidara, drone ini sudah menscan plat nomor, bentuk mobil dan orang yang mengemudi tentunya, secepat dan sejauh apapun Deidara mengemudi drone berukuran sedang masih bisa mengikutinya.
Dengan perlahan drone itupun mendekati mobil putih bermerek Ferrari la Ferrari. Sesuatu keluar dari drone berbentuk laba laba kecil melompat dan merayap dari atap mobil menuju orang yang mengemudi. Perlahan drone itupun melambat dan kembali ke pemiliknya. “Akan kutunjukan karyaku yang baru aku buat kekekekek”Boruto menyeringai senang sampai memeluk erat perut mommynya. Hinata melirik Boruto heran apa yang membuatnya sesenang itu.
Zzztttt
“Hinata kau mendengarkanku? Kau dimana?”
“Oh Shikamaru aku masih mengejar musuh kalian rapatlah tanpaku aku akan kembali nanti”
“Hoi sudah dibilang disuruh kumpulkan?”
“Ayolah nanggung aku tak akan menyerang tanpa disuruh kecuali darurat, aku hanya mengintai saja”
“Kau harus kembali sebelum malam tiba dan bawa Boruto juga, Naruto menunggumu”
“Baiklah sampai nanti”
Setelah percakapan selesai Hinata membelok ke kanan melewati jalanan yang sudah ramai kembali , mendekati arah kekota berhenti disalah satu restoran
“Mom mengapa balik, bukannya kita harus mengejar sikuncir kuda itu?”
“Mom tahu kau pasti sudah memasang penyadap entah apalah itukan, itu saja cukup. Mom lapar, tadi siang belum sempat makan kau jugakan”
“Mom kau ini huh santai sekali sih dan juga apa kita akan masuk kerestoran dengan membawa senapan?” untung Boruto sudah hafal kebiasaan Mommynya jadi tak perlu kesal lagi lagipula dia juga lapar.
“Ah sudah kutaruh di motor di jamin aman” senapan ditempatkan diwadah kotak baja yang beratnya hampir puluhan kilo dengan sensor sidik jari Hinata jadi siapapun yang menyentuhnya akan berbunyi seperti alarm.
.
.

“Hai aku Hinata semoga kita bisa bekerja sama”
Setelah makan Hinata langsung bergegas kemarkas yang telah ditentukan oleh Shikamaru tanpa Boruto karena dia ada urusan lain. Agak gugup Hinata akan bertemu anggota yang lainnya, bayangan Hinata sudah sangat lebay pria yang dingin, kekar, besar dan garang dengan tatapan mengintimidasi tapi kenyataanya tak jauh berbeda dengan bosnya.
“Huwooo jadi Hinata namanya”  Kiba menatap kagum matanya berbinar binar
“Hi. .hinata chan apa kau sudah punya pa. .pacar?” Lee langsung nembak doi sambil malu malu kambing
“Ehem aku Shino Aburame panggil saja Shino nggak maksa kok” Shino dengan gaya sok cool
“Apa dia milik bos, cih gercep juga kau bos” Gaara menatap Naruto sinis sambil tersenyum sinis juga
“Hah merepotkan yang berwajah seperti anjing namanya Kiba lalu alis tebal yang baru saja menembakmu Lee lalu ada si pendiam diam2 laper diam2 ilang diam2 nongol aja Shino terus si mata panda yang mukanya pengen ditampol sandal Gaara kau ingat baik baik mereka walaupun mereka seperti itu mereka masih ada gunanya” Shikamaru membantu memperkenalkan para anggota pada Hinata dengan tidak elitnya
“A.. ya aku ingat” jawab Hinata seadanya
“Hah gimana gimana? Coba ulangi” Kiba protes dengan wajah menyebalkan
“Oh yang tak ada disini Sai dia sedang bertugas kau pasti pernah bertemu dengannya di  AS” ujar Shikamaru tak memperdulikan protesan Kiba
“Humm ya kalau tidak salah si pria kulit pucat muka datar itu kan?” Hinata mengerutkan alis membayangkan rupa Sai waktu itu
“Hahaha tidak Cuma kita saja yang mengatai kulit pucat muka datar” Lee senang dengan sebutan itu
“Sialan kau Shik siapa yang kau panggil mata panda!!!  ini yang membuatku tambah gahar” Gaara sambil berpose muka sok gagah
“Hoeeeekk” mendengar Gaara ngomong kek gitu Kiba menjadi ilfil
“Hoi Kib kau hamil”
“Astaga ember ember mana ember”
‘Ini kah grup mafia Naruto? Tak seperti yan  ku bayangkan ‘ pikir hinata
Sedangkan Naruto menyangga dahinya sambil menutup mata melihat tingkah teman temannya yang tak ada wibawanya sama sekali
“yah kau harus terbiasa dengan mereka Hinata”
.
.
tbc

great motherWhere stories live. Discover now