chapter 86

60 1 0
                                    

Miseru dan Erika juga memandang Sieru heran, dilihat dari manapun gadis itu tertarik pada tuan muda Mizuruky itu, memang pria itu memiliki wajah yang sangat tampan rupawan, tapi selain sudah punya kekasih pria itu juga sangat dingin, meski hanya sekali mereka bertemu.

"Kalian ini kenapa'si?  Dia itu, 'kan, tampan, tajir melintir dan sepertinya juga baik, " kilah Sieru. 

"Baik kepalamu! " ketus Revi. Sieru berjengit mendengar nada ketus dari gadis itu, baru kali ini temannya seketus itu, artinya mungkin dirinya telah salah berkata.

"Apa aku salah?" tanyanya seperti orang bodoh. Revi menghela napas bosan melihat sikap sahabatnya yang terkadang menyebalkan.

"Sieru, Mizuruky Ivan, itu tidak baik, aku bahkan sangat takut padanya, kau tau tidak? Kemarin saat aku ngambek sama ayahku, kau ingat? Dia menyusulku, " geramnya. 

"Wah, benarkah? Artinya kau hebat, apa, jangan-jangan dia naksir padamu, "sahut Sieru yang masih salah paham. Rasanya Revi ingin menceburkan temannya itu kedalam danau toba, dia benar -benar kesal dengan sikap sahabatnya itu, tidak sadarkan dari tadi angannya berlebihan.

"Naksir, kau yang naksir! "kesalnya.  Setelah itu ia langsung keluar dari butik meninggalkan ketiga gadis itu, setelah kepergiannya Erika memandang keponakannya sambil menggelengkan kepala.

"Sieru, temanmu tadi bukan menceritakan tentang tuan Mizuruky yang tertarik padanya, tapi justru pria itu terlihat tidak menyukai, Revi itu yang ku tangkap dari cara temanmu menjelaskan, "tegurnya.  Wajah Sieru berubah jadi penuh penyesalan, ia menyesal telah salah sangka pada sahabatnya sendiri.

"Maaf, tan, aku tidak tau, "sesalnya. Erika hanya menggelengkan kepalanya.

******

Seorang wanita setengah abad menggunakan rok span krem, sepatu merah dan baju tanpa lengan berwarna merah berjalan mondar-mandir didepan kamar putranya, sudah hampir satu wanita itu mengetuk pintu kamar sang anak agar cepat bangun tapi tetap saja ngebo.

Cklek...

Marisa langsung menghampiri pintu berharap putranya itu sudah bangun dan membuka pintu untuknya, benar saja, terlihat seorang pemuda dengan tampang seperti orang baru bangun tidur, rambut acak-acakan, kaos putih lengan pendek dan celana trining hitam, wajahnya terlihat bingung dan panik.

"Ibu, "panggilnya. 

"Akhirnya kau bangun juga, Reva, sudah satu jam lebih ibu mencoba membangunkanmu, tapi kau tidak seperti orang mati, " omel Marisa.

"Iya, ibu aku mintak maaf, tapi kenapa ibu terlihat panik begitu? "tanyanya bingung. Wanita itu tidak langsung menjawab, dia justru menyerahkan selembar kertas pada putranya. 

"Ini, kertas apa, bu? "tanyanya bingung.

"Itu surat tagihan hutang, "jawab Marisa.  Pria itu sangat terkejut dia tidak pernah merasa punya hutang. 

"Tapi siapa yang punya hutang? "tanyanya bingung.

"Itu surat tagihan hutang dari bank, Reva, perusahaan Sugami mengalami kebangkrutan mendadak, Reva.  Pinjaman di bank 8 miliar, kita dapat darimana uang segitu? Belum lagi gaji karyawan yang belum terbayarkan, "jawab Marisa menjelaskan. Wanita itu benar -benar bingung, ia tak tau harus berbuat apa, selama ini ia selalu percaya pada orang-orang di perusahaannya,  tapi nyatanya orang itu mengkhianatinya, dia menjaminkan aset perusahaan untuk meminjam uang dan membawanya kabur uang tersebut.

Reva juga tidak tau harus berbuat apa, tapi satu-satunya orang dalam ingatannya sekarang adalah Mizuruky Ivan, entah kenapa dia merasa kalau pria itu akan membantunya. 

"Ibu tenang saja, aku akan berusaha untuk memecahkan masalah ini, "ucapnya, dia berusaha menenangkan hati ibunya yang sedang kalut.

"Dengan cara apa?" tanya sang ibu.

"Aku tidak bisa menjelaskan sekarang, tapi yang penting ibu tidak usah khawatir, aku ganti baju dulu," jawabnya.  Wanita itu hanya mengangguk dan memberi kepercayaan pada anaknya.  Tak lama kemudian Reva keluar dengan penampilan yang sudah rapi, kaos putih, jaket hitam, celana jins hitam dan sepatu cats.

"Reva, "panggil sang ibu.

"ya, bu, "jawab Reva.

"Kau mau kemana?"tanya sang ibu.

"Menemui, kak, Ivan, aku yakin dia bisa membantu kita,"jawab Reva.  Marisa mengangguk, ia berharap pria itu juga bersedia membantunya.

"Baiklah, hati-hati semoga berhasil," ucapnya penuh harap. Setelah itu Reva pergi meninggalkan ibunya.

******

Mizuruky Ivan, Merik, Kauri dan Yumico pergi menjemput Revi yang kini berada di depan butik, Ivan menghentikan mobilnya tepat didepan gadis itu.

Revi mencoba menahan kekesalannya, dia tidak pria itu tau, atau ia akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Ivan turun dari mobil dan menghampiri gadis itu, senyum manis yang mampu menyihir setiap wanita yang melihatnya tapi justru membuat gadis itu merinding," Jangan pernah main-main dibelakangku, sedikit saja kau menyakiti adikku, mahkota mu yang paling berharga akan ku berikan pada anak buahku," bisiknya. 

Tubuh Revi menegang mendengar ancaman pria itu, ia melirik takut pria itu, senyum itu benar -benar menyihirnya tapi sihir yang menakutkan. Ivan menggenggam lembut jemari gadis itu, genggaman itu sangat hangat membuat siapa saja alan terasa nyaman, satu tangannya yang bebas digunakan untuk membuka pintu mobil limosin hitam miliknya,"Silahkan masuk, tuan putri,"ucapnya lembut. Siapapun tidak akan ada yang menyangka kalau seorang Mizuruky Ivan sedang memainkan perannya.

Pria itu sengaja meminta Yumico untuk duduk di jok belakang dan Revi yang berada didepan, bagi dokter cantik itu semua tidak masalah karena dirinya selalu percaya pada kekasihnya, tapi yang membuatnya penasaran adalah, rencana apa yang sedang dimainkan oleh pria itu.

Suami Terbaik Where stories live. Discover now