CHAPTER 4

27 1 0
                                    

Di SMA pengalaman dan cerita beru dimulai. Masa yang dimana merubah pola pikirku. Dulu sekolah ku anggap sebagai tempat membosankan kini menjadi tempat yang paling ingin sering kudatangi, bahkan minggu pun serasa lama karena menantikan segera hari senin. Aku mendaftarkan diriku disuatu sekolah yang aku belom pernah tau profilnya, akreditasnya tapi ntah kenapa ngrasa yakin kalau saya akan sekolah disini, yaa mungkin ini yang dinamakan kata hati.

Pagi itu hari senin tepatnya aku datang seorang diri untuk mendaftar menjadi siswa di sekola tersebut. Ya sendiri lagi karena memang orang tua berada jauh dari Aku. Namun aku tidak menghiarukan itu, masih cukup tertutupi dengan rasa bahagiaku akan bersekolah di jenjang Sekolah Menengah Akhir yang katanya bakalan tercipta cerita-cerita atau kisah yang tak akan pernah terlupa sampai tua. Aku sempat berfikir kala itu "apa iya cuman di SMA kita dapat kisah-kisah itu, apa di SMP atau SD tidak ada?" ah sudahlah akupun tidak mengejar jawaban dari itu. Setelah pendaftaran selesai pun aku tak langsung pulang, aku menyempatkan masuk ke halaman sekolah melihat sekeliling sembari menghayal apa yang akan kulakukan jika aku telah menjadi siswa disini.

Hari yang kutunggu pun tiba. Yaitu hari pertama masuk dan hari pertama menjadi siswa SMA. Seperti biasa sebagai siswa baru wajib mengiuti yang namnya mos (masa orientasi siswa) atau bisa disebut perkenalan lingkungan sekolah. Hari itu menjadi kali pertama aku dengan senang hati di bentak disuruh bawa ini itu biasanya tak pernah mau, maupun dengan terpaksa karena takut. Ya mungkin karena saking senangnya.

Di SMA ini sangat berbeda dengan pengalaman-pengalaman ku sebelumnya, satu tahun pertama kulewati dengan tak terasa, biasanya kalo anak baru mungkin cobaane di nyaman apa tidaknya dengan keadaan, mencari teman yang cocok, namun itu semua tak menjadi penghalang bagiku.

Namun bukan berarti tak ada masalah yang datang, banyak masalah yang datang. Beberapa terselesaikan dengan baik, namun beberapa tak terselesaikan bahkan ada yang bertambah besar. Dan itu semua menimbulkan luka sedih yang dahulu belum terselesaikan. Di masa-masa SMA yang biasa disebut ABG hal-hal seperti ini wajar katanya yang kebanyakan orang menyebuttnya dengan kata GALAU.

Tiga tahun telah kulalui di SMA ku tercinta, banyak kisah yang tertinggal disana bahagia, ceria, tangis, tawa bahkan tak lupa sedihpun juga. Lagi-lagi terulang di prosesi wisudaku kedua orang tuaku tak hadir. Ada rasa yang tak bisa dijelasin kala itu. Dimana aku melihat banyak anak dengan bahagia berfoto dengan orang tua mereka karena bagi sebagian orang ini adalah wisuda terkhir mereka. Namun aku tak mungkin menangis dan memohon untuk mereka hadir. Bukan tak memberi kabar namun jawaban yang kudapat lagi-lagi sama.

Sejak saat itu aku suka hujan, entah kenapa setiap bnayak masalah yang datang hanya air dan hujan yang mampu menenangkan. Mungkin itu alasan aku menyukai hujan namun itu bukan satu-satunya, ada lagi yang membuatku menyukainya ialah baunya. Bagiku bau hujan itu menyenangkan, sederhana dan menenangkan. Karena disitulah ketenangan kudapat dari kerasnya hantaman hidup dan sakitnya semesta yang tak bersahabat. Banyak yang masalah yang mau ku ceritakan ke teman namun tak tau darimana dimulai dan ada beberapa hal beberapa kesedihan yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dari situlah aku mencoba mencari ketengan lain. Sekarang aku jadi mengerti pentingnya menuntaskan rasa sedih dan jangan biarkan rasa sedih itu terpendam dengan senyum dan tawa yang sebenarnya belum benar-bener hilang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANTARA AKU HUJAN DAN RINDUWhere stories live. Discover now