Kau Yakin? (@dustychicks)

149 9 0
                                    

CAST:

1. Oh Sehun as Fano
2. Park Chanyeol as Candra

Fano merupakan murid baru di sma jaya abadi, sehingga ia belum terlalu mengenal seluk beluk dari sma tersebut, temannya juga masih terbilang sedikit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fano merupakan murid baru di sma jaya abadi, sehingga ia belum terlalu mengenal seluk beluk dari sma tersebut, temannya juga masih terbilang sedikit. Tapi tak jarang Fano terihat pergi ke kantin bersama temannya yang bernama Candra. Terkadang ia juga senang menyendiri, seperti membaca buku di perpustakaan pada saat jam pelajaran kosong, daripada mengisi waktu luangnya tersebut dengan bercanda seperti yang dilakukan anak remaja laki-laki pada umumnya.


Hari-hari Fano berjalan seperti biasa, tidak ada yang istimewa. Hingga pada suatu saat ia berpapasan dengan seseorang wanita cantik, memiliki pipi tembam, mata bulat, dan kulit yang putih. Ia sering berpapasan dengan wanita itu saat Fano melewati ruang Lab Kimia dan juga terkadang wanita tersebut terlihat sedang duduk didepan lab kimia. Setiap berpapasan wanita itu sering menunduk, Fano tak tahu wanita itu kelas berapa atau bernama siapa, awalnya ia selalu mengabaikan tapi karena terlalu sering  bertemu dan wanita itu terlihat selalu berjalan sendiri juga duduk sendirian membuatnya sedikit penasaran ingin mengetahui namanya.

Fano melihat wanita itu lagi, ia terlihat membaca buku sambil duduk di bangku panjang. Fano memberanikan diri untuk mendekat dan mencoba duduk disamping wanita itu, sedikit gugup ia mulai menyapa wanita itu.

"Halo!", sapa Fano dengan gugup. Entah darimana keberanian itu datang, tapi serius ia tak pernah menjadi seberani ini untuk menyapa wanita yang bahkan belum dikenalnya. Saat setelahnya wanita itu mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Fano. Fano terpaku sesaat melihat wajah cantik wanita itu, ia heran mengapa wanita ini terlihat selalu menyendiri dimana temannya. Wanita secantik ini apa mungkin tidak memiliki teman, dan juga seharusnya wanita ini mungkin sudah memiliki pacar, ia mencoba mengalihkan pandangan dan mengembalikan kesadaran agar tidak berfikir terlalu jauh. Fano akui wanita ini cantik, cantik sekali, tapi sayang diwajahnya menyiratkan kesedihan yang mendalam. Wanita itu hanya menoleh tak menjawab sapaan Fano dan kembali menunduk membaca buku.

"Halo, aku Fano. Mari berkenalan, siapa namamu ?. Aku sering melihatmu sendirian disini, jika kita bisa berkenalan mungkin kita bisa menjadi teman?", sapanya lagi sambil mengulurkan tangan kanannya bermaksud untuk berjabat tangan.

"Aku Lisa." wanita tersebut menjawab dengan pelan, sambil membalas uluran tangan Fano sangat sebentar dan dengan cepat melepas tautan tangan tersebut. Fano sedikit terkejut, tangan wanita ini dingin, dalam hati ia bertanya apakah Lisa kedinginan atau sedang sakit, tapi ia mencoba tak menghiraukannya.

"Senang bertemu denganmu Lisa!", Balas Fano sambil tersenyum. Lisa hanya membalasnya dengan senyuman dan kembali menunduk melanjutkan membaca bukunya. Tak terasa bel masuk sudah berbunyi, dan Fano harus segera mungkin masuk kelas.

"Lisa, aku duluan masuk kelas ya!", Fano beranjak dari duduknya dan melambaikan tangan kepada Lisa, lagi-lagi hanya dibalas senyuman dengan Lisa. Jam pelajaran berjalan seperti biasa hingga jam pulang tiba, dan semua murid berlalu untuk pulang.

Hari berikutnya, Fano kembali ingin menemui Lisa saat sore pulang sekolah, keadaan sekolah mulai sepi dan lagi-lagi wanita pendiam itu duduk didepan Lab Kimia dengan keadaan menunduk dengan juntaian rambut panjangnya yang menutup wajahnya.

"Lisa, kita bertemu lagi, kau masih ingat aku kan!" Sapa Fano dengan riang sambil menunggu jawaban dari Lisa.

Tapi Lisa tetap membisu dan menunduk tidak ada jawaban darinya. Fano dibuat terheran, mengapa Lisa hanya diam tidak menengok sama sekali, kali ini Lisa tidak membaca buku melainkan hanya menunduk.

"Lisa, kau mendengarku kan?, kenapa hanya diam saja. Kau tidak pulang, mari pulang bersama jika kamu berkenan?"

Lagi-lagi Lisa tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya. Fano semakin dibuat terheran dengan kelakuan Lisa.
“Lisa, kau baik baik saja?, ayo pulang bersama ini sudah sore”. Tanya Fano memastikan.

“Ah, kau masi malu denganku?, tak apa tak usah takut kita bisa berteman kan?”.
Fano tetap bertanya walau tidak ada jawaban.

“Lisa, kau baik baik saja kan?” Tak henti fano bertanya.

“Tidak.” Jawab Lisa sangat lirih hingga seperti berbisik, Sambil menggelengkan kepalanya. Fano terkejut, tiba-tiba ia merasa merinding dan seperti ada hembusan angin dingin menerpa tubuhnya. Disekolah sudah sepi, mungkin tinggal satpam didepan dan beberapa anak yang sedang ekstra.

“Berteman, kau yakin?”
Kepala Lisa mulai bergerak, mengangkat kepalanya lalu berputar menghadap Fano. Fano terkejut bukan main, jantungnya berdegup dengan kencang ia bingung harus berbuat apa karena terlalu terkejut, mau berlari rasanya sangat susah.

Tenggorokannya terasa kering membuatnya sulit sekali untuk berteriak, ia sedikit demi sedikit mulai memundurkan tubuhnya hendak ingin berlari. Tapi ia semakin dikejutkan lagi saat tangan Lisa memegang tangannya, tangan Lisa begitu dingin, “kau bilang ingin berteman.” Suara wanita itu serak dan terkekeh sambil menyunggingkan senyuman miring.

Mata Lisa menatap tajam mata Fano, lebih tepatnya hanya mata sebelah kirinya saja yang menatap karena mata sebelah kanannya sudah tidak ada, bolong, dipenuhi dengan darah dan juga banyak belatung. Wajahnya dipenuhi dengan lebam, mulut serta giginya dipenuhi dengan darah.

Fano mulai bisa melangkah mundur, dan mencoba lari sekuat tenaga. Ia lari sebisa mungkin menjauhi lab kimia tersebut, fano tidak tau ia lari kemana. Yang penting dia tak mau melihat wujud itu lagi. Terus berlari hingga ia menabrak seseorang membuatnya terhuyung dan jatuh terduduk.

“Hei, Fano kenapa?” Ternyata orang itu Candra teman Fano yang sedang berjalan menuju parkiran, Candra ikut panik saat melihat ekspresi Fano yang terlihat begitu ketakutan dan nafasnya yang tidak teratur karena berlari. Fano kembali menetralkan detak jantungnya dan mulai mengatur nafasnya, setidaknya ia sedikit tenang karena disini ada Candra. Ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja.

“Gapapa kok, can.” Fano masih belum ingin menceritakan apa yang terjadi.

“Fano, lu kenapa sih cerita dong sama gue?” Tanya candra sekali lagi.

“Ayo pulang, gue nebeng ya can tadi pagi gue berangkat sekolah naik ojek.” Candra hanya menanggapinya dengan anggukan.

Candra masih dibuat bingung dengan kelakuan Fano, dalam perjalanan pulang Fano masih saja diam, sepertinya ia belum siap untuk menceritakan kejadian tadi.

Sesampainya dirumah Fano masih tetap memikirkan kejadian tadi, mengapa ia bisa tidak menyadari bahwa Lisa itu bukan manusia. Jujur saja Fano jatuh cinta pada pandangan pertama kepada wanita itu, hampir saja ia melakukan hal bodoh yaitu ingin berkenalan untuk dapat mengenal jauh dan berharap lebih dari wanita itu. Hampir saja Fano jatuh cinta kepada hantu, untung saja Lisa menunjukan wujud aslinya kalau tidak, entah apa yang akan terjadi selanjutnya.



14 Januari 2020
dustychicks

Creepy First Experience [✔]Where stories live. Discover now