DELAPAN

86.5K 5.8K 265
                                    

Kay mendengus sambil melirik jam tangannya. Tau apa yang Arkan bilang ketika Kay datang untuk bimbingan?

'Kamu pakai jam tangan cuma untuk gaya-gayaan? Coba kamu lihat tuh ini sedang waktu istirahat makan siang. Saya mau makan siang dan istirahat dulu'

Begitu, kan ngeselin! Yang nyuruh bimbingan jam 12.00 siapa? Kan dia?! Kay sih lebih baik dia tidur sebentar sebelum siap-siap untuk kerja part time.

Kay mulai gelisah saat satu jam telah berlalu dan Arkan masih asik bermain catur bersama mahasiswa-mahasiswa yang menjadi legenda kampus saking nggak lulus-lulusnya.

"Hai Kay"

Kay menoleh dan langsung tersenyum saat  menatap wajah dan senyum manis Akas. Sungguh kehadiran Akas bagai setetes air ditengah gersangnya padang pasir. Kay sedari tadi mati kutu tidak ada teman berbicara sementara handphonenya sudah mati gara-gara kelupaan dicas.

"Abang Akas!" sapa Kay terlalu riang hingga membuat telinga Arkan berkedut mendengar Kay menyebut nama Akas dengan semangat yang membara.

"Abang ngapain disini?" tanya Kay sambil memperhatikan Akas yang duduk didepannya.

"Bimbingan nih. Kamu?"

Kay mengangguk dengan semangat. "Sama. Bimbingan juga"

"Bimbingan sama siapa Kay?"

"Pak Evil" ucap Kay dengan cemberut saat menyebutkan nama dosen pembimbingnya.

"Kok bisa samaan sih?"

Mata Kay membulat tertarik dengan ucapan Akas. "Seriusan? Abang pembimbingnya juga Pak Evil?"

Akas mengangguk sambil menatap Kay. "Kayaknya kita jodoh deh"

Kay tersipu mendengar ucapan Akas. "Aamiin" jawab Kay dengan malu-malu dan Akas tertawa.

"Akas!"

Bukan hanya Akas yang terlonjak kaget, Kay juga ikut kaget. Padahal yang dipanggil Akas tapi yang merinding malah Kay gara-gara suara Arkan yang terdengar dingin dan kesal.

"Iya Pak?" tanya Akas langsung serius.

"Kenapa kamu masih disitu?" tanya Arkan dengan tatapan tajam dan sinisnya membuat Kay menelan ludah ngeri.

"Hah?" tanya Akas yang tak paham. Pasalnya selama satu tahun ia bimbingan, Akas paham betul betapa Arkan tidak akan mempermudah jalan bimbingannya. Arkan akan menyuruh anak asuhnya menunggu dengan sabar selama berjam-jam dan dilarang mendekat jika belum dipanggil.

"Kamu kesini mau modusin anak orang?"

"Nggak pak. Saya mau bimbingan" jawab Akas cepat saat melihat tatapan Arkan yang tajam dan tidak bersahabat.

"Lalu kenapa masih disitu?"

Akas yang paham langsung membawa tas dan desain skripsinya untuk menghadap Arkan dan melaksanakan proses bimbingan. Kay yang sudah duduk manis menanti dengan sabar selama sejam langsung bengong. Kay yang tak terima ikut berdiri dan menghampiri Arkan.

"Kamu ngapain? Saya kan cuma manggil Akas. Bukan kamu"

Kay menutup matanya menyabarkan diri ketika mengingat kejadian beberapa semester yang lalu. Ketika dia datang duluan namun yang diizinkan masuk ke kelas malah Akas.

'Kenapa sih Arkan selalu saja pilih kasih?! Selalu saja Akas yang didahulukan padahal yang datang duluan gue!' Kay meringis dalam benaknya.

"Kok bang Akas duluan yang bimbingan? Bang Akas baru juga datang semenit yang lalu sementara saya udah nungguin bapak dari sejam yang lalu" protes Kay.

SCRIPTSHIT (TAMAT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz