.........

12.7K 200 3
                                    

55,56,57,58,59,60,1, 2,3......

Elang terus mengulang hitungannya dari 10 menit yang lalu. Dia terus menatap jam di dinding kelas yang sekarang sudah menunjukkan pukul 15.30 wib. Jam sekolah sudah usai dari 30 menit yang lalu bahkan di kelas hanya tersisa Elang sendirian.

Elang masih ragu, apa ia harus kembali ke kantor Miss Kia dan berkata tadi dia sedang gila atau langsung kabur saja pulang?

Kalau boleh jujur Elang hanya ingin segera bertemu dan minta maaf pada Miss Kia. Tapi bagaimana jika Miss Kia membencinya?

"Um... Kalau Miss Kia tidak suka kenapa tadi dia mencium pipiku?" batin Elang. "Ah, sudahlah. Temui aja biar cepet beres"

Elang bergegas membereskan semua peralatannya dan berjalan keluar. Sekolah masih terlihat ramai di beberapa sudutnya. Ya lapangan basket hanya sepi saat setelah jam tutup gerbang atau pada hari hujan. Sementara di beberapa sudut terlihat masih ada siswa berkumpul entah membicarakan apa.

Elang mempercepat langkah kakinya menuju area utara bangunan sekolah. Dia baru terpikir bagaimana jika Miss Kia pikir dia tidak mau datang dan pulang. Ah bodoh.

Tok tok tok

Elang perlahan membuka pintu kantor guru Fisika, sedikit khawatir guru kesayangannya sudah pulang. Dan di depan jendela yang mengarah ke lapangan basket Miss Kia berdiri membelakangi pintu. Elang meneguk ludah melihat Miss Kia yang entah mengapa dari belakang terlihat sangat pelukable. Diedarkan pandangannya di sekeliling kantor dan tampaknya semua guru sudah pupang kecuali Miss Kia.

"Sore, Miss. Maaf saya terlambat"

"Saya tadi bilang apa, Lang? Sepulang sekolah bukan? Saya bukan orang tidak punya pekerjaan sehingga bisa menunggumu." sahut Kia tanpa membalikkan badannya.

"Maaf, Miss. Tadi saya bingung. Saya tau saya salah jadi saya malu menghadap."

"Ya memang kamu salah." Kia membalikkan badan dan menatap tajam mata Elang.

"Iya, Miss. Saya minta maaf." Elang mengangguk kecil. Matanya kini tak berani menatap guru yang selalu ada di pikirannya.

"Kamu harus dapat hukuman, Lang."

"Baik, Miss. Saya akan terima hukuman saya. Tapi tolong jangan panggil kedua orang tua saya Miss."

Kia berjalan ke arah Elang dan berdiri tepat di depannya.

"Apa lantai kantor saya lebih menarik daripada saya, Lang?

Wajah Elang sudah merah padam. Entah apa yang harus dia lakukan. Posisi Miss Kia yang sedekat ini membuatnya bahkan tak bisa bergerak.

"Sekarang kamu tanda tangani ini." ujar Kia seraya mengambil selembar kertas di mejanya dan memberikannya ke Elang.

Surat Perjanjian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Elang Prawira Hadiwinata

Dengan ini menyatakan bahwa akan menjadikan bayi Miss Kiani sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Dan saya akan menurut serta melakukan apa saja untuk Miss Kia.

Tertanda

Elang Prawira Hadiwinata

Elang membelalakan matanya. Ini bercanda kan? Ia kembali membaca ulang surat yang diberikan Miss Kia bahkan per hurufnya

"Ini apa Miss?"

"Menurutmu?"

"Maksudnya Miss?"

"Kamu sudah baca itu Elang. Jangan jadi bego. Yes or No?"

Elang menatap surat perjanjian itu lalu menatap kembali Miss Kia yang kini berdiri sembari bersandar di dinding. Jangan tanya bagaimana pose itu mempengaruhi psikis Elang. Intimidasi Miss Kia tak perlu diragukan. Elang kini merasa seperti tikus sekarat di depan kucing yang kelaparan.

Elang mengangguk kecil. Ia mengambil pulpen di meja kerja Miss Kia lalu menandatangani perjanjian yang ia tidak tahu akan mengubah seluruh hidupnya.

"Come to Mami my Baby" seru Kia seraya membuka lebar tangannya mengisyaratkan Elang memeluknya.



******

Walau belum 50 vote ku posting aja lah ya. Part depan spoilernya⬇️⬇️

"Kamu laper ya? Mau nyusu? Sini sayang Mami." ujar Kia sembari membuka kancing kemejanya lalu menurunkan sedikit bra yang dipakainya. Dikeluarkan satu payudaranya tepat di depan mata bayi besarnya.

Udah ya kita ketemu lagi kalau udah 50 vote di part ini.

Hope you enjoy

Ms. Avee 💋👠

Yes MistressWhere stories live. Discover now