Bab IX•First Day

118 75 27
                                    

Perihal cinta aku 'tak sepintar dia. Tetapi, jika untuk membuatmu bahagia akan kuusahakan bisa.



Azalea's High School.

Seperti hari biasanya Tasha memasuki area sekolah dengan tatapan dinginnya sebagai ciri khasnya, tak lupa Hoodie beserta Earphone yang selalu bertengger cantik di telinganya semakin membuat kesan cueknya bertambah. Maka dari itu 'tak sedikit adik kelas yang hendak menyapa tapi niatnya diurungkan karna takut tidak direspon.


Tasha memasuki kelasnya lalu meletakkan tasnya di mejanya, belum 5 menit terlihat Aleena dan Laura berjalan mendekatinya,

"Ekhem, mukanya datar terus neng, bosen akutu liatnya," ucap Aleena didepan Tasha.

Tasha melirik Aleena sekilas, "Bosen? Jangan dilihat." balas Tasha singkat, padat, dan jelas.

"Ish jahat banget, senyum dikit bisa enggak sih? Gak ada kesan bahagianya. Padahal baru kemarin duet sama pangerannya enggak ngasi tau lagi," ucap Aleena menatap Tasha menggoda.

"Apasih itu enggak direncanain tau," sahut Tasha merona, bagaimana tidak mengingat statusnya dengan Alvaro sekarang membuat jantungnya berdebar tidak seperti biasanya.

Laura menatap Tasha penuh selidik. "Cieee pipinya langsung merah, kayaknya ada yang berdebar nih. Atau wait kita ketinggalan berita apa nih?" tanya Laura sambil terkekeh kecil.

"Apasih, enggak ada kok," jawab Tasha kembali mengatur raut wajahnya agar sahabatnya itu tidak curiga.

Namun, kedatangan Alvaro kedalam kelas Tasha, mengharuskan acara ledek meledek duo curut terhenti, Alvaro menghampiri Tasha dengan senyum manisnya sembari membawa sekotak susu coklatnya.

"Morning, Tash. Aku bawa susu coklat buat kamu diminum ya," ucap Alvaro sambil memberikan susu kotaknya untuk Tasha.

Tasha tersenyum. "Thanks, Al. Morning too."

"Aku cuma mau ngasi itu aja kebetulan aku ada tugas yang harus dikumpul ke ruang guru. Kamu belajar yang bener pulang sekolah aku anter pulang jangan berani pulang sendiri ya. Bye sayang," ucap Alvaro mengacak gemas rambut Tasha lalu beranjak keluar dari kelas Tasha.

"WAIT SAYANG? Lau gue enggak salah denger 'kan? Owh ada yang nyembunyiin sesuatu nih," seru Aleena memandang Tasha yang masih stay dengan muka datarnya.

"Gretasha Azalea ayo cerita sama kita!lo mau sembunyiin apa lagi dari kita hah?!" seru Laura menarik kursi dan mulai duduk di samping Tasha.

Tasha memandang mereka malas, "Gue sama Alvaro jadian kemarin, udah?" sahut Tasha melanjutkan meminum susu pemberian Alvaro.

"What?! Kalian beneran taken? Astaghfirullah apa gue bilang, tapi ... lo beneran jadiankan? Wah hebat banget tuh si Alvaro bisa ngeluluhin hati seorang es batu A.k.a Gretasha Azalea gue enggak percaya sumpah."

"Tash, gue belum percaya kalian beneran taken. Kita semua tau lo enggak akan sembarang buka hati apalagi Alvaro cowok yang baru lo kenal dan Oh God gue masih gak percaya," ucap Laura menimpali.

Tasha menghela napasnya merasa sedikit kesal dengan kedua sahabatnya, "Kemarin kalian yang nyuruh gue buka hati buat Alvarokan? Terus kenapa saat gue udah coba buka hati kalian kayak gini? Yaudah kalau enggak percaya enggak usah nanya, kalian nanya ya gue jawab. Urusan kalian percaya atau enggak itu hak kalian berdua," ujar Tasha lalu bangkit keluar kelas untuk membuang bungkus susu kotak yang telah ambles dia minum.

Aleena memandang Tasha dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan. "Oke kita percaya, tapi Tash gue saranin jangan terlalu cinta maksud gue kalian belum terlalu kenal kepribadian masing-masing nanti takutnya ya gitu dah pokoknya."

Bersatu Atas Takdir [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang