Berpisah.

65 35 14
                                    

Jika melepasmu adalah jalan terbaik agar kamu tidak terluka, maka akan aku lakukan. Tapi, tetaplah ingat aku akan selalu mencintaimu kapan pun itu.

BAT.

*
*
*

30 Maret 2021.

Tasha tersenyum simpul saat bersalaman dengan beberapa pegawai kantornya. Hari ini tepat sebulan dia melaksanakan Praktiknya, dan itu artinya dia harus berpisah dengan pegawai kantor yang baru saja mulai akrab dengannya.

"Huhu, enggak nyangka ya,Tash. Kita udah sebulan disini dan Now? Kita harus pisah padahal gue udah nyaman disini," ucap Aleena, memang dia yang paling mellow saat ini.

"Mau gimana lagi 'kan cuma sebulan, kalo emang lo mau tetep disini berhenti aja sekolah."

"Gak gitu juga njer! Lo mah gak bisa mellow dikit aja."

"Tasha enggak lembek kek lo ya, yang apa-apa nangis!" sahut Laura yang sedari tadi memerhatikan interaksi mereka berdua.

Gak pernah nangis? ' Batin Tasha tersenyum miris, merasa hatinya nyeri jika mengingat masalahnya yang selalu datang dari beberapa hari kemarin.

"Apasih lo! Kenapa selalu sewot! Pengen gelud? Hayo!" ujar Aleena memandang Laura kesal.

"Sorry apa itu gelud? Dikamus gue gak ada kata kek gitu."

"Udah kalian berdua jangan berantem sehari gak bisa? Malu dikit sama pegawai yang lain," ucap Tasha melerai Aleena dan Laura.

"Yaya, ayo pulang besok harus sekolah kalo kalian lupa," ujar Aleena berjalan mendahului Tasha dan Laura.

"Dih gue gak kek lo ya, yang pikunan terussss!" sahut Laura yang membuat Aleena menghentikan langkahnya.

Tasha mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua sahabatnya yang gak pernah waras, melihat Aleena yang sudah mau mengeluarkan umpatannya Tasha menarik tangan Laura untuk segera keluar dari halaman kantor.

"Dasar nenek lampir! Woe, Tash! Kok malah gue sih yang ditinggal!" seru Aleena sambil berusaha menyusul Laura dan Tasha. "Dasar temen gak STKW!" lanjutnya.

*-*-*-*

Tasha merebahkan tubuhnya saat sudah sampai dikamarnya, menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan gusar. Hubungannya dengan Alvaro belum membaik sedikitpun, begitulah seorang Gretasha Azalea selalu meninggikan egonya.

Dia ingin bahkan sangat ingin hubungannya membaik seperti dulu tapi sekarang? Haruskah dia melepas Alvaro? Apa Alvaro nyaman dengan dia yang kekanakan seperti ini?

"Lo cuma ngebuat Alvaro menderita, Tash. Terlalu banyak penderitaan yang lo beri buat dia, tapi apa harus gw ngelepas dia?" gumam Tasha yang mulai menangis kembali.

Tasha mengambil bingkai foto bundanya, "Bunda bantu Tasha, harus ya Tasha ngelepas Al seperti kata Kak Vero? Tasha gak bisa, Bun. Dia segalanya buat Tasha tapi, Bun. Apa Tasha cuma ngebuat Al menderita ya? Alvaro pasti terluka deket sama Tasha yang kekanakan kek gini," ucapnya mengelus foto Bundanya sembari Terisak.

Bersatu Atas Takdir [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang