21. Surrender

1.8K 146 26
                                    

Kim Jisoo POV

Pada akhirnya aku tetap terbangun di kamar Seokjin, menghabiskan tidurku semalam di ruangan yang sudah menjadi rumahku hampir seminggu ini. Aku tidak tahu apa Seokjin semalam tidur bersamaku atau tidak, yang jelas sekarang aku sendirian di tempat tidurnya. Baju kerjaku sudah berganti kemeja miliknya. Dan hanya itu yang kukenakan. Seokjin pasti yang mengganti pakaianku semalam. Setelah perdebatan di mobil itu aku tidak ingat apapun karena tertidur.

Rasanya seperti menjadi Kim Jisoo yang baru. Padahal ya aku masih tetap sama, hanya saja sekarang bertambah miskin karena sudah tidak memiliki rumah. Belum selesai urusan apartemenku yang sekarang tidak tahu harus diapakan, perkara para laki-laki itu membuatku pusing. Ini masih pagi, tapi kepalaku rasanya sudah berat.

Aku masih ingat bagaimana Seokjin semalam menjawab hal-hal yang aku tanyakan. Pertama tentang luka di wajahnya.

"Kau kira aku tidak berpikir kalau kau pasti tahu aku berbohong? Aku hanya menggodamu mengatakan bahwa aku bertengkar dengan Jungkook. Aku ingin tahu kau lebih peduli dengan siapa. Untung saja kau tidak ke tempat Jungkook semalam."

Kalimatnya masih terngiang dengan jelas dan membuatku tambah sebal dengannya. Bisa-bisanya dia menjebakku seperti itu. Kalau aku tidak membantu mengobati lukanya tentu aku tidak akan melakukan hal-hal diluar batas (lagi) dengan Seokjin yang akhirnya membuatku mengiyakan untuk menjadi kekasihnya.

Lalu darimana datangnya luka itu? Inilah yang membuatku akhirnya pulang bersamanya lagi semalam. Padahal aku sudah berniat kabur dari Seokjin karena kenyataan hidupku sangat menyedihkan. Sudah memaki karena mengira dia hanya kasihan padaku, sengaja membuatku tergantung padanya, sudah bersumpah serapah tidak terkendali, tapi pada akhirnya Seokjin juga yang menyelamatkan hidupku.

Aku tidak tahu bahwa dekat dengan Jungkook bisa seberbahaya ini. Sampai malam itu aku pulang dari kantor diikuti oleh pesuruh Jung Hyun yang ingin mencelakaiku lagi. Karena Seokjin berniat menjemputku, maka dialah yang berkorban untuk berkelahi dengan orang-orang itu. Yah, terdengar seperti drama memang. Tapi memang begitu kata Seokjin.

"Aku sudah berbicara pada Jungkook untuk memintanya berbicara pada ayahnya. Dan tolong, jangan lagi-lagi kau dekat dengan Jungkook. Karena selain itu berbahaya, kau itu sekarang wanitaku."

Kalimat terakhir dari jawaban yang terngiang di telingaku membuat mukaku memerah sekarang juga. Wanitaku. Sebahagiakah ini aku? Aku menyembunyikan wajahku kembali ke selimut, lalu mencoba mengingat penjelasannya yang lain. Dari jawaban yang dilontarkan semalam memang sama dengan Taehyung. Jadi aku pikir Seokjin kali ini jujur, tidak berbohong dan menutupi sesuatu lagi. Semoga. Ah sial, sudah mengatakan semuanya saja aku masih menganggap pria itu begitu misterius. Dan dadaku terus berdebar jika mengingat Seokjin. 

Hal pertama yang harus aku lakukan sepertinya harus menyapanya dengan baik mengingat semalam aku sudah memakinya dengan kasar. Kalau kelepasan, hampir saja aku menamparnya. Harusnya aku lebih marah pada Taehyung, tapi entah kenapa rasanya lebih berhak marah pada Seokjin. Apa karena judul status kami yang sudah menjadi pasangan kekasih? Mungkin saja.

Tanpa menggunakan alas kaki, aku menuju ke dapur, tempat Seokjin berada di pagi hari biasanya. Dan benar, dia sedang melakukan sesuatu di meja dapur. Tidak tampak sedang apa karena Seokjin membelakangiku. Aku sengaja tidak mengeluarkan suara apapun dan membuat diriku memiliki waktu untuk memandangi punggungnya. Memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam, lengannya terlihat cukup kekar. Rambut hitamnya benar-benar menyentuh tengkuknya hingga bawah karena terlalu panjang. Aku sampai menggigit bibir bawahku melihat proporsi tubuhnya.

Masih tanpa suara, aku menghampirinya pelan-pelan. Kulingkarkan lenganku pada pinggangnya. Sedikit kaget, Seokjin mengangkat kedua tangannya. Tapi aku justru mengeratkan pelukan dengan menautkan kedua tanganku ke depan perutnya.

Dualisme [M]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora