W3L 14

4.9K 706 65
                                    

🖤

🦋
     
      🦋
🦋

🦋            🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" ... Karma?"

Yibo adalah satu dari jutaan orang yang percaya bahwa cinta memiliki batas. Utamanya, tentang ketertarikan romantis antara laki-laki dan perempuan. Sesuatu yang umum dianggap normal dan benar, itu adalah keyakinan yang ia anut keras. Baginya, gay adalah cerita cinta terkutuk yang paling ia benci. Mendengarnya saja sudah mau muntah. Bagaimana laki-laki bisa jatuh cinta dengan laki-laki juga? Apa yang membuat hal tersebut terjadi?

Dengan pisau yang siap membelah lehernya, Yibo kemudian berpikir keras, "Darimana datangnya perasaan ini? Bagaimana bisa? Kenapa? Sejak kapan? Apa mungkin Sean memikat hatinya dengan sihir? ... Para dewa pasti sedang tertawa."

Sean menarik pisaunya mundur lalu meraba telapak tangan Yibo, mengusap dan menekan.

Yibo mengerjap. "Apa yang kau lakukan?"

"Itu kau. Kau yang menyentuhku malam itu, aku mengenal tangan ini," ucap Sean sambil merasakan. 

Dalam kuasa obat bius, saat itu Sean sempat berada diambang kesadaran dan merasakan sentuhan di sekujur tubuhnya. Ia bisa mengingat dengan jelas ukuran dan rasa sentuhan yang menjamahnya kala itu, dan kini jawabannya ada di hadapan mata. Pisau itu kembali memanah leher Yibo, menukik untuk menusuk lurus. Sean seharusnya berfikir ulang sebelum ia mencurigai suster Kim, wanita yang ia ingat telah memiliki suami dan begitu mencintai lelakinya itu. Bagaimana ia bisa lupa dan terkelabuhi semudah ini?

"Jangan bunuh aku!" Yibo menahan tangan Sean dan membuat sedikit jarak antara ujung pisau dan kulit lehernya.

"Lalu apa yang harus kulakukan padamu? Kau telah menipuku, kau membohongiku hingga sejauh ini." Sean benar-benar tak habis pikir dengan penemuannya ini. Ia mengira ia adalah yang terburuk, namun nyatanya lelaki yang terlihat baik ini bahkan bermuka dua.

"Aku akan membantumu. Biarkan aku melindungimu. Hukum aku dengan cara lain." Yibo sanggup menerima apapun selain kematian, tidak hari ini. Ia mencoba meyakinkan Sean dengan memasang wajah menyedihkan dan sorot mata ketakutan. Ia tahu jika sampai itu terjadi, Sean akan memberinya kematian yang sangat menyakitkan.

Sean tiba-tiba berdiri dan memandang ke atas tangga, pisau di tangannya ia erat kuat. "Ada yang datang," gumamnya.

Yibo berdiri sempoyong dan bersandar ke dinding. Terdengar suara tulang meletas dari tubuhnya. wajar saja, setelah tertimpa beban tubuh Sean dan terjatuh menerpa anak tangga, bukan tidak mungkin ada tulangnya yang patah.

Pupil mata Sean membesar ketika rombongan derap kaki sampai di pintu masuk tangga, kemudian nampaklah wajah-wajah yang tak asing di sana.

"Mereka orang suruhan Hansung."

"Bagaimana bisa mereka sampai di sini? Apa mungkin, ... Tidak mungkin, 'kan kalau masih ada alat pelacak di tubuhmu?" duga Yibo.

Sean berbalik dan bergegas melarikan diri dengan Yibo mengikuti di belakang, dengan susah payah.

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang