15 - Beautiful in white

16.9K 1.2K 190
                                    

Brak!!

Daniel melempar kertas berbentuk kotak dengan hiasan pita berwarna gold itu di atas meja.

"Gue nggak bakal datang!" Dengusnya, kemudian melempar diri ke sofa.

"Gue udah tahu tabiat lo." balas Aiden acuh tak acuh.

"Seharusnya lo sekali-kali harus dateng, biar bisa dapat cewek disana." cibir Aiden.

"Hei.." Bentak Daniel menunjuk ke arah Aiden. "Lo juga nggak punya cewek, elo JOMBLO, garis bawahi itu." Sambungnya.

"Ralat, gue bukan jomblo, tapi single." Sela Aiden membela diri.

Daniel bercedih. "Sama aja."

"Eits, itu beda, jomblo itu nasib, single itu pilihan."

"Haish, intinya lo sama-sama sendiri dan nggak punya cewek." Balas Daniel.

Aiden menyeringai. "Setidaknya gue punya pasangan buat datang ke acara itu."

Daniel menyugar rambutnya ke belakang. "Siapa? Caramel?"

"Iya lah," jawab Aiden bangga, seraya berjalan sambil membawa secangkir kopi di tangannya.

Daniel mendengus, tangannya meraih kertas yang tadi di lemparnya, mengamati seksama tulisan di sana.
UNDANGAN.

Jarinya terulur mengelus tulisan yang sedikit timbul itu seraya fikirannya melayang, tak berapa lama senyumnya merekah.

"Gue juga mau datang." serunya senang.

Aiden mendongak. "Serius?"

Daniel mengangguk yakin.

"Sama siapa?"

"Oliv."

Brrrffftt....!!!!

Aiden menyemburkan kopi yang akan di teguknya, beruntung pula Daniel duduk di seberang sehingga tidak mengenai bajunya.

"Hei bung, kau mengotori jasku." ujar Daniel pura-pura membersihkan jasnya.

"Lo nggak boleh ajak Oli."

"Why?"

"Dia hanya pembantu."

"Tidak masalah."

"Lo nggak pantes bawa dia."

"Itu urusan gue."

"Dia --"

"Stop!!" Daniel mengangkat kelima jarinya ke arah Aiden. "Biar Olivia jadi urusan gue, dan lo nggak boleh ikut campur."

"Dia pembantu di rumah gue kalau lo lupa, dan dia perlu izin dari gue buat keluar rumah." tukas Aiden sinis.

"Oh benarkah?" Daniel pura-pura terkejut.

Aiden mengangkat satu kakinya bertumpu pada kaki lainnya, sambil menyenderkan punggungnya.

"Tapi gue tetep bakal ngajak dia ke pesta itu, tanpa persetujuan dari lo." Tambahnya seraya berdiri.

"Gue bilang lo nggak boleh ngajak dia Daniel, dia kerja." sentak Aiden.

Daniel tersenyum sinis. "Gue bakal ganti kerugiannya karena dia izin satu hari buat pergi sama gue."

"Gue nggak terima."

"Terserah!"

"Daniel!" Sentak Aiden memicing ke arah Daniel.

"Ah, gue nggak sabar buat ketemu Oliv, gue bakal jemput dia sekarang." seru Daniel mengabaikan ancaman Aiden.

Aiden bangkit ingin menghalangi Daniel, tapi tiba-tiba Daniel berbalik kearahnya, membuat langkahnya terhenti.

The Beautiful Thief (Selesai)Where stories live. Discover now