10

1.5K 113 7
                                    

Malam.. selamat membaca semua

Kina duduk termenung di pelataran masjid, seusai jam perkuliahan dia memutuskan untuk menyendiri. Gadis gendut itu mengamati sekitarnya, disana semua orang bercengkrama dan tertawa bersama temannya. Hanya dia, yang sendiri. Kina membuka ponselnya mengetik kata demi kata di notes ponselnya. Selain menganggumi sosok satria, kina akan menghabiskan waktunya dengan menulis cerita. Tatkala beberapa puisi pun tergores indah di sebuah binder ya.

Berharap dengan menulis dia dapat mencurahkan semua isi hatinya melewati sebuah tulisan, pikirnya. Di lain tempat, lelaki yang mengenakan kemeja navi terus memperhatikan wanita yang kini duduk menyendiri, lelaki itu terlihat penasaran dengan apa yang dilakukan wanita gendut itu.

"Apa dia tidak punya teman?" Pikirnya.

Ponsel kina berdering, dia segera mengangkatnya.

-iya nu..biasa di pelataran masjid, kenapa?-

-temenin aku sarapan.-

-kamu dimana?-

-gak jauh dari kamu duduk.-

Kina menengok ke kanan dan ke kiri mencari sosok yang menghubungi nya. Disana Danu melambaikan tangannya, kina pun membereskan barangnya dan menyusul Danu.

...

"Sedekat apa mereka?" Lelaki itu menatap kina yang tersenyum menghampiri Danu di ujung sana. Hingga kini mereka berdua hilang dari pandangannya.

"Sat.." seorang menepuk pundak satria, satria yang sedikit terkejut menoleh, mendapati Bayu, "Lo liatin siapa?" Tanya bayu, satria tak menjawab, Bayu pun menyerahkan buku tugasnya yang kemarin dipinjam.

"Bukan siapa-siapa."

"Thanks ya." Satria mengangguk, Bayu mengajak satria ke kantin. Satria pun menyetujuinya.

Satria tak hentinya memikirkan kina, satria menggelengkan kepalanya. "Kenapa malah mikirin dia?" Gumamnya

"Kenapa sat?" Tanya bayu, satria menggeleng.

Di ujung sana Danu melambaikan tangan pada Bayu juga satria. Akhirnya Bayu dan satria berjalan menghampiri Danu disana yang duduk sendiri.

"Sendiri?" Tanya bayu

"Kina lagi ke toilet." Mereka hanya mengangguk, satria hanya diam dia ingin sekali bertanya pada Danu, sedekat apa dia dengan kina tapi satria buru-buru menghilangkan itu semua saat orang yang dia pikirkan kini duduk tepat di hadapannya, samping Danu.

Satria menatap kina, kina sedikit terkejut karena satria satu meja dengannya. Kina berusaha untuk menetralkan perasaannya. Kina lebih memilih untuk diam, kina menyerahkan satu mangkok baso ke Danu. "nih.."

"Makasih na.." dengan senyum manisnya.

Kina membuka ponselnya, dia melanjutkan tulisan nya. Danu yang melihat itu menoleh, "nulis cerita tentang apa lagi?"

Kina menoleh, "hmm...oh, ini lanjutin yang kemarin, akhir-akhir ini aku sibuk, ga sempet nulis."

"Suka nulis novel?" Satria membuka suara, kina menengok dari anak matanya. Di sana satria menatap kina penasaran.

Kina benar-benar harus ekstra sabar di tatap seperti itu, tubuhnya seperti hilang rasa, semua terasa aneh. Kenapa efek berdekatan dengan satria sangat tidak baik ya.
Kina mengangguk, "jarang sih..kalo lagi ada waktu senggang aja ko."

"Mau di terbitkan?"

Kina tertawa kecil, " belum kepikiran sampe situ sih, ya masih amatir lah."

"Kamu suka baca novel juga?" Kini kina memberikan diri untuk bertanya.

"Jangan di tanya, kamar satria tuh penuh sama buku-buku, engga cuman novel aja, ada buku motivasi juga." Ucap Danu dengan mulut yang penuh dengan baso.

Satria hanya tersenyum kikuk, "aneh ya?" Kina mengernyitkan dahinya bingung. "Kenapa?"

"Ya karena suka baca?" Tebak satria.

Kina tersenyum, "selagi itu positif kenapa engga, emm.. kapan-kapan boleh pinjam dong ya?" Sedikit berbincang dengan satria membuatnya lebih tenang mengatur detak jantung nya yang terus saja berdetak cepat.

"Boleh."

...

Disinilah kina, mengamati tumpukan buku yang tersusun rapih pada setiap sudut kamar. "Sejak kapan?" Satria duduk di kursi belajar nya, sedangkan kina masih fokus mengitari setiap sudut kamar satria.

"Entah, sejak aku lahir kayaknya?"

"Mana ada bayi baru lahir bisa baca. Ada-ada aja kamu."

"Nah itu, keistimewaan aku." Ucap satria dengan pedenya.

Tok..tok..tok..

Pintu kamar satria terbuka, disana Alma masuk dengan membawa nampan yang berisi cemilan dan juga minuman.
"Ya ampun Tan, jadi repot." Kina menghampiri Alma, membantu mengambil nampan tersebut. Alma duduk di kasur satria.

"Anak Tante yang ini tuh suka banget baca." Ucap Alma. Satria yang di berada di sebelah Alma pun menatap tajam sang ibu. "Mah.."

Alma terkekeh. "yaudah mamah pergi dulu."

"Kin..kalo satria macam-macam pukul aja." Kina hanya memberikan senyuman, "iya Tan." Pintu pun tertutup.

Satria sedari tadi terus saja memperhatikan kina. Dia ingin sekali menanyakan perihal kedekatan dia dengan Danu. Bukannya bertanya satria memutuskan untuk ke kamar mandi. "Aku tinggal ganti baju."

Kina menoleh dan mengangguk. Setelah kepergian satria kina pun bisa bernafas lega, kina duduk lemas di kursi belajar satria, dia memegang dadanya. "Harus cepet-cepet pergi kalo kayak gini." Kina benar-benar tak tahan dekat dengan satria apalagi ditatap seperti itu.

Tak berapa lama satria pun kembali. "Diminum Kin.." satria menuangkan air ke dalam gelas kemudian menyerahkan kepada kina.

"Makasih."

"Emm..boleh nanya sesuatu?" Kina mengangguk. Dia penasaran dengan apa yang akan ditanyakan oleh satria.

"Emm...kamu, sama Danu..kalian pacaran?" Kina terkekeh mendengar penuturan Satria.

"Kamu kata siapa?"

"Hanya nebak aja sih."

"Aku sama Danu tuh temen dari kecil, dia udah aku anggap sodara..emm..kakak mungkin."

Mendengar itu satria bernafas lega. "Syukur deh." Gumam satria.

"Kenapa?"

"Ah..engga ko. Nanya aja."



Maaf ya, baru sempet nulis. Dari kemarin ke potong sama urusan kuliah.

Tapi semoga kalian suka dan ga lupa ya sama ceritanya.

Not perfectWhere stories live. Discover now